• Saat ini anda mengakses IndoForum sebagai tamu dimana anda tidak mempunyai akses penuh untuk melihat artikel dan diskusi yang hanya diperuntukkan bagi anggota IndoForum. Dengan bergabung maka anda akan memiliki akses penuh untuk melakukan tanya-jawab, mengirim pesan teks, mengikuti polling dan menggunakan feature-feature lainnya. Proses registrasi sangatlah cepat, mudah dan gratis.
    Silahkan daftar dan validasi email anda untuk dapat mengakses forum ini sepenuhnya sebagai anggota. Harap masukkan alamat email yang benar dan cek email anda setelah daftar untuk validasi.

bingung part 2

ebay

IndoForum Newbie F
No. Urut
29806
Sejak
4 Jan 2008
Pesan
19
Nilai reaksi
0
Poin
1
klo brow brow sekalian mengatakan agama hindu ga ada aliran, terus kenapa disebutkan dalam sebuah buku bahwa ada aliran agama hindu yang extrem yaitu aliran baerawa?

tolong minta pencerahannya
 
Kata Siapa , klo yang saya tau ada tuh, aliran brahma, sama aliran siwa,

klo nggak salah,
 
mungkin Artikel ini bisa membantu anda

Sekilas Tentang Sekte sekte Hindu di Bali dan Dunia
Purana Bali Dwipa mengisahkan, yang menyertai menyerang Raja Mayadanawa adalah sekte Bayu, Sambu, Brahma, Rudra, dan
Mahesora. Keterangan ini sesuai dengan yang disebutkan I Wayan Warna dkk dalam buku Usana Bali Usana Jawa (1996). Sedangkan Dr R Goris dalam buku Sekte-sekte di Bali (1974) menyebutkan ada sembilan sekte yang dilebur dan dipersatukan Mpu Kuturan pada waktu pemerintahan Raja Udayana menjadi tiga, yaitu Siwa, Budha, dan Waisnawa. Kesembilan sekte itu adalah:
1. Brahmana. Di India disebut Smarta, tetapi sebutan Smrta tidak dikenal di Bali. Kitab-kitab Sasana, Adigama, Purwadigama, Kutara, Manawa yang bersumberkan Manawa Dharmasastra merupakan produk sekte Brahmana.
2. Bodha atau Sogatha, di Bali dibuktikan dengan adanya penemuan mantra Budha tipe yete mantra dalam zeal meterai tanah liat yang disimpan dalam stupika. Stupika seperti itu banyak diketahui di Pejeng, Gianyar. Menurut penelitian Dr WF Stutterheim itu merupakan mantra Budha aliran Mahayana yang diperkirakan sudah ada di Bali abad ke-8 Masehi. Terbukti dengan adanya arca Bodhisatwa di Pura Genuruan (Bedulu), arca Bodhisatwa Padmapatni di Pura Galang Sanja (Pejeng), arca Boddha di Goa Gajah, dan di tempat lain.
3. Bhairawa, sekte yang memuja Dewi Durga sebagai Dewa Utama. Pemujaan terhadap Dewi Durga di Pura Dalem yang ada di tiap desa adat di Bali merupakan pengaruh sekte ini. Begitu pula pemujaan terhadap Ratu Ayu (Rangda) juga merupakan pengaruh sekte ini. Sekte ini merupakan salah satu sekte wacamara (aliran kiri Tantra) yang mendambakan kekuatan magis dan bermanfaat untuk kekuasaan duniawi.
4. Ganapatya, kelompok pemuja Dewa Ganesa. Keberadaan sekte ini di Bali terbukti dengan banyaknya didapatkan arca Ganesa, baik dalam wujud besar maupun kecil. Ada dibuat dari batu padas maupun logam, tersimpan dalam beberapa pura di Bali. Fungsi arca Ganesa sebagai Wigna, penghalang gangguan. Karenanya, patung Ganesa diletakkan pada tempat-tempat yang dianggap bahaya. Ada caru dengan nama sama.
5. Pasupata, juga merupakan sekte pemuja Siwa. Bedanya dengan Siwa Shidanta terutama dalam cara pemujaan. Pemujaan sekte Pasupata menggunakan lingga sebagai simbol tempat turun atau berstana Dewa Siwa. Jadi, penyembahan lingga sebagai lambang Siwa merupakan ciri khas sekte Pasupata.
6. Rsi. Arkeolog R Goris memberi uraian sumir dengan menunjuk kenyataan, bahwa di Bali Rsi adalah seorang dwijati yang bukan berasal dari wangsa brahmana. Istilah dewarsi atau rajarsi pada orang Hindu merupakan orang suci di antara raja-raja dari wangsa ksatria.
7. Sora, memuja Surya sebagai Dewa Utama. Sistem pemujaan Dewa Matahari yang disebut Suryasewana dan dilakukan pada waktu matahari terbit serta terbenam, merupakan ciri penganut sekte Sora. Kalau sembahyang di pura mesti diawali dengan muspa ke Surya.
8. Waisnawa, di Bali jelas diberikan petunjuk dalam konsepsi agama Hindu, yakni tentang pemujaan Dewi Sri. Dewi Sri dipandang sebagai pemberi rezeki, kebahagiaan, dan kemakmuran. Di kalangan petani di Bali, Dewi Sri dipandang sebagai Dewa padi, yang merupakan keperluan hidup paling utama.
9. Siwa Sidantha, cabang dari Siwa. Walaupun Siwa Sidantha mempunyai pengikut terbanyak, tapi dalam peleburan kesembilan sekte di Bali itu, yang di putuskan adalah pokoknya, Siwa. Jadi, agama Hindu di Bali adalah Siwa, Budha, dan Waisnawa sesuai dengan keputusan pertemuan di Samuhan Tiga yang dipimpin Mpu Kuturan. Siwa, Budha, dan Waisnawa ini yang disatukan menjadi agama Hindu yang bersumber pada pustaka suci Weda.
Mengenai sampradaya di India, sejatinya gerakan Bhakti terjadi di India tahun 1200-1800 M. Saat itu India dikuasai dan dijajah Sultan Islam hampir seribu tahun, dari abad IX sampai abad XIX. Sejalan dengan perjalanan waktu, maka ide-ide Islam dan ajaran-ajaran Islam mempengaruhi pemimpin-pemimpin Hindu dan filsafat Hindu secara langsung dan tak langsung. Ide-ide Islam membantu tumbuhnya perkembangan gerakan yang liberal dan mengajarkan ajaran-ajaran monotheisme (percaya hanya pada satu Tuhan), anti terhadap penyembahan patung, dan semua orang adalah saudara dengan hak sama (manusia pada).
Pada zaman ini pula ditandai adanya perkembangan berbagai sistem dalam filsafat Hindu serta tumbuhanya berbagai mazab baru dalam agama Hindu, terutama dari golongan Waisnawa Wedanta melakukan Gerakan Bhakti (Bhakti Movement). Bhakti Movement yang muncul pada zaman ini menekankan ajaran mereka pada kesamaan hak dan kedudukan pada masyarakat (manusia pada), dan memegang teguh bahwa martabat manusia tergantung pada tindakan mereka. Bukan pada kelahiran. Ajaran Bhakti Movement yang penting adalah: harus percaya kepada Tuhan Yang Mahaesa; penyerahan diri secara tulus iklas (bhakti); pentingnya kedudukan seorang guru/swami/baba; percaya semua manusia adalah sama (manusia pada); mengutuk adanya adat agama yang palsu; dan mengutuk ajaran ber-tirtayatra. Guru Nanak adalah salah satu penganjur gerakan Bhakti, yang bergerak dalam bidang agama dan sosial. Guru Nanak merupakan seorang reformis mazab Waisnawa, bertujuan mengajarkan ajaran Waisnawa yang bebas dari praktek penyembahan patung, bebas dari kasta, dan bebas pula dari segala takhayul. Agama yang didirikan Guru Nanak dinamakan Sikh, bertujuan mempersatukan ajaran Islam dengan agama Hindu, sekaligus mempersatukan kedua umat beragama itu. Reformis terkenal lain bernama Kabir, mengajarkan agama berdasarkan cinta kasih, dengan tujuan mengembangkan persatuan antarasemua kasta dan agama. Ia menentang praktek penyembahan patung upacara agama dan yajna (korban suci), serta menekankan ajaran kesamaan hak di antara manusia (manusia pada).
Pemimpin paling terkenal Bhakti Movement yang semata-mata bergerak dalam bidang agama adalah Chaitanya. Chaitanya menyebarkan ajaran cinta kasih Krisna. Ajaran-ajarannya disebarkan berdasarkan kasih sayang, bhakti, nyanyian, dan tarian. Menurut Chaitanya, keadaan kebahagiaan yang luar biasa dapat direalisasikan, bisa dicapai dalam hubungan dengan Krisna. Setelah meninggal Chaitanya dipuja sebagai awatara Krisna. Sedangkan muridnya dianggap sebagai angsaawatara Krisna. Chaitanya disebut juga Mahaprabhu. Sedangkan guru-guru yang masih hidup yang meneruskan ajaran-ajarannya disebut dengan nama Goswami atau diberikan gelar Prabhu. Misalnya, Swami Bhakti Siddhanta, guru Prabhupada pendiri ajaran Hari Rama Krisna di New York, Amerika Serikat.
Mazab ini dari Amerika menyebar ke seluruh dunia termasuk ke India dan Indonesia. Di Indonesia mazab ini di sebut Hari Rama Hari Krisna atau Krisna Balaram. Raja Ram Moham Roy, pemimpin gerakan Hindu Modern yang disebut Brahmo Samaj, mendasarkan ajaran-ajarannya pada sintesa ajaran Wedanta (Upanisad) dengan ajaran Islam, Kristen, dan pemikiran liberal dari orang Eropa Modern, serta menentang pemujaan patung. Gerakan Hindu Modern yang datang kemudian (1800 sampai sekarang) berpandangan bahwa agama Hindu harus direformasi, apalagi ingin menghadapi penyerangan angresif dari agama-agama lain.
Prinsip-prinsip ajaran mereka, seperti: tak menerima upacara adat agama Hindu; menolak semua pelaksanaan agama Hindu yang tidak bersifat logis, seperti takhayul, magic, dan lain-lain; tak mau menerima adat istiadat yang kaku, yang kurang masuk akal di kalangan umat Hindu; menolak semua ajaran para pendeta yang tidak masuk akal.
Swami Dayanda Saraswati mendirikan gerakan yang disebut Arya Samaj. Ia yakin terhadap kebenaran Weda. Ia mengomentari kitab suci Weda secara keseluruhan berbeda sama sekali dengan komentar dari golongan tradisi (Smarta) maupun dengan golongan sarjana Indologi baik dari India maupun dari Eropa.
Swami Dayananda Saraswati mengatakan, setiap orang berhak membaca kitab Weda. Ia menekankan ajaran-ajarannya: menentang penyembahan patung; menolak adanya awatara; menolak kepercayaan kepada takhayul dan kekuatan gaib; menentang kebohongan kitab Smrti, termasuk kitab Itihasa dan Purana; menentang adanya kasta; menentang pelaksanaan yajnya (korban binatang); menentang pemujaan dan upacara untuk leluhur; menentang melakukan tirthayatra; mengakui setiap orang dari kasta apa pun bisa menjadi pendeta; menentang membuat dan mempersembahkan sesajen; dan menentang pembuatan kuil-kuil.
Arya Samaj ini mengatakan, guna membersihkan agama Hindu dari semua takhayul dan mendapatkan kebenaran sejati, hanya dapat dicapai dengan “kembali ke Weda” (go back to Veda).
Pemimpin terkenal lain Gerakan Revivalis, gerakan Hindu Modern, adalah Ramakrishna Paramangsha, guru Swami Wiwekananda. Ramakrishna Mission kemudian didirikan oleh Swami Wiwekananda untuk menghormati dan menyerbarkan ajaran-ajaran gurunya. Tidak seperti gerakan-gerakan reformis lain gerakan Hindu Modern yang muncul berdasarkan pemikiran para sarjana yang berpendidikan Barat, Rama Krisna adalah salah seorang revivalis yang muncul dari pemikiran secara tradisi dengan mencampur ajarannya dengan ajaran Islam, Kristen, dan lain-lain. Ia mendasarkan ajarannya sedemikian rupa karena menyadari, semua agama memiliki tujuan sama. Menurut dia, kepercayaan pada agama itu nomor dua. Terpenting adalah setiap orang akan menjadi suci apabila orang mempersembahkan dirinya sendiri kepada Tuhan berdasarkan cinta kasih dan melayani tetangganya dengan penuh kasih sayang. Apabila hal ini dilakukan, maka orang tak perlu beralih agama ke agama lain.
Persatuan dengan Tuhan harus dicari penganut Kristen menurut ajaran Kristen. Demikian pula tafakur pada Tuhan harus dicari orang Islam menurut agama dan kepercayaan Islam. Sedangkan untuk orang Hindu harus mencari menurut agama Hindu untuk dapat bersatu dengan Tuhan.
Gerakan Theosophy memberikan spirit sangat besar pada kebangkitan kembali agama Hindu. Hal ini sangat dirasakan pemimpin agama Hindu dan menyebarkannya secara luas, terutama pasca India merdeka. Mereka menyebarkan agama Hindu modern dalam wujud baru yang lebih segar dan berpandangan jauh berbeda daripada yang disebut Hindu Orthodoks (kuno). Mereka membuat berbagai asram untuk menyebarkan ajaran dan idenya dengan menafsirkan ajaran Hindu berdasarkan tafsiran mereka sendiri, kemudian mengolah dengan pandangan, cara, dan pola berpikir Barat, serta menurut pandangan Islam dan Kristen.
Sampradaya yang muncul setelah India merdeka ini adalah Sai Baba, Ananda Marga, Brahma Kumaris, Babaji, Radhaswomi Satsang, Mataji Shri Nirmala Devi, Shri Ravi Shankar, Swami Dhananjoy Des Kathia Babaji, Mata Amritanandamayi Devi, Sadguru Jaggi Vasudev, Bhagwan, Swami Chinmananda, Babaji Haidakhana dengan Chinmaya-Mission, dan lain-lain yang jumlahnya mencapai ratusan.
Adapun Krisna Consciousness atau Hari-Rama Hari Krisna yang juga disebut Krisna Balaram (di Indonesia ) muncul dan lahir di Amerika. Dari sini menyebar ke India, Indonesia, dan seluruh dunia. Hari-Rama Hari Krisna (ISCON) ini didirikan A.C. Bhakti Wedanda, lebih terkenal dengan sebutan Prabhupada.
Prof Dr Rao mengatakan, kini, dari semua gerakan pembaharuan yang tersebut di atas, beberapa di antara mereka ini ada yang masih berfungsi namun kekuatan, kegiatan, dan tenaganya sudah mulai berkurang dan tidak seperti dahulu ketika awal dirintis. Setelah itu mulailah sampradaya mencari daerah-daerah baru di luar India. Di sana orang-orang asing memberikan sokongan kuat, baik moral maupun meterial.
oleh
Tjokorda Rai Sudartha pada Majalah TATWA
No. 82/ Tahun VIII Februari 2007

Semoga bermanfaat
 
yakin!

kalo menurut aku aliran-aliran dlm agama Hindu itu ada..dan yg pasti bermuara ke Hindu...kalo aku sich ogah meluk salah satu aliran..karena agama Hindu yang dikonsepsikan oleh Mpu Kuturan dan Dang Hyang Dwijendra adl yang terbaik sejagat raya...
 
terbaik gemana maksudnya brow?
 
terbaik gemana maksudnya brow?

Konsep yg diberikan merupakan intisari dari Hindu yg monotheisme (percaya hanya kepada satu Tuhan) tetapi tetap memuja para Dewa sbg manifestasi-Nya karena manusia sudah pasti mustahil untuk mencapai Tuhan(Hyang Widhi) dengan pikiran sekalipun...konsep yg diberikan jg mengajarkan agar kita tdk lupa kpd leluhur (Hyang Kawitan) karena sebelum kita berbakti kpd orang tua dan leluhur maka kita tdk bs dikatakan berbakti kpd Tuhan...gak seperti di India yg wilayahnya luas dan penduduknya teramat sangat padat sehingga penyatuan umat ke dalam sebuah konsep sangat sulit!Karena itu kita patut bersyukur karena telah diwariskan konsep yg brilian oleh leluhur-leluhur kita yg super jenius (Mpu Kuturan,Dang Hyang Dwijendra,dll)..
 
 URL Pendek:

| JAKARTA | BANDUNG | PEKANBARU | SURABAYA | SEMARANG |

Back
Atas.