@Roughtorer, mao meluruskan sedikit nih, tapi sori kayanya udah lewat lumayan jauh nih postingnya...
@Caro
Saya setuju dengan anda mengenai seperti menyalakan lilin di tengah terik matahari. Namun harus dicatat, bhakti anak kepada orang tuanya (dalam hal ini mama). Walaupun seperti lilin di terik mentari. Bhakti ini tidak akan sia-sia. Paling tidak buat DingThingnya sendiri. Apalagi kalau bisa berbhakti pada yang masih hidup... ini suatu kebahagiaan tak terkira.
Benar kata anda, ini memang berguna untuk @Dingting sendiri, tapi yang saya maksudkan adalah bila sang mama telah terlahir dialam surga, maka beliau kurang merasakan atau malah tidak merasakan manfaat dari pelimpahan jasa ini. lain halnya bila orang yang kita berikan pelimpahan jasa terlahir dialam rendah. tapi siapa yang mao coba mengharapkan orang2 yang dikasihi terlahir dialam rendah?
Jadi pelimpahan jasa memang tidak pernah sia2 dilakukan.
@Dingting, untuk masalah hubungan badan diluar nikah, sebaiknya hati2 ada beberapa pemikiran yang bisa saya share untuk hal ini.
1. Anda harus cari tahu hubungan yang anda jalin ini berdasarkan murni cinta kasih atau nafsu sesaat. kemungkinan besar adalah nafsu sesaat. walaupun kedua2nya sepakat melakukan hal ini.
2. Bila kita sedang menjalin hubungan (pacaran) dan pasangan kita meminta untuk berhubungan badan, sebaiknya di pikirkan kembali karena seorang yang serius menjalin hubungan akan menghormati pasangannya. dan saya menganggap orang yang mengajak hubungan badan itu tidak menghormati pasangannya.
3. Bila kita sedang menjalin hubungan/pacaran (tentunya bukan yang main2) itu artinya kita sedang mencoba memahami dan melihat apakah kita cocok atau tidak dengan pasangan kita. bahkan bila kita anggap cocok pun saat pacaran bisa berubah saat menikah, karena kita harus tinggal serumah setiap hari. Setelah berhubungan badan, si wanita hamil dan menuntut untuk dinikahi sedangkan kita sedang dalam kondisi yang tidak memungkinkan untuk menikahinya, contoh masih pelajar(SMA / Kuliah), belum punya kerjaan, dll. apakah ini tidak membuat susah kita sendiri? atau ternyata hubungan yang dijalin itu hanya karena nafsu aja, si pria ganteng dan si wanita cantik.
4. Inginkah seorang pria menikah dengan seorang wanita yang sudah melakukan hubungan badan dengan orang lain (catatan wanita ini belum pernah nikah)? atau setelah menikah dengan wanita lain, wanita yang pernah melakukan hubungan badan dengannya datang dengan berita anda telah memiliki anak dengannya? bukankah ini membuat susah diri sendiri.
5. Untuk wanita, ga usah ditanya, bakalan rugi deh hubungan badan diluar nikah (walaupun tidak hamil). karena bila wanita pernah melakukan hubungan badan akan ketahuan dengan jelas sedangkan pria tidak ketahuan dengan jelas.
6. Kebanyakan pernikahan akibat NBA diakhiri dengan perceraian. karena alasannya nafsu sesaat.
semoga 6 buah pemikiran diatas bisa bermanfaat untuk kita semua, dan kayanya sebagian besar itu adalah nafsu tuh tapi dalam beberapa sudut pandang saya.
--> menurut saya perbuatan seperti ini (hubungan badan diluar nikah) adalah perbuatan asusila dan tidak sesuai dengan sila ke 3 Buddhist.
Untuk masalah pekerjaan ada 2 tipe manusia (selama manusia itu berusaha),
1. Orang yang lebih baik dan mudah berkembang saat bekerja pada perusahaan orang lain.
2. Orang yang lebih baik dan mudah berkembang saat menjalankan usahanya sendiri.
gimana cara mengetahuinya, lakukan aja apa yang bisa anda lakukan saat ini. Saya punya beberapa kenalan yang kurang cocok dan kurang berkembang saat menjalankan usaha sendiri (usahanya tidak berkembang) tapi saat bekerja dengan orang lain, orang ini mampu membuat perusahaan tempatnya bekerja menjadi maju.
Yang paling penting apakah anda enjoy dengan pekerjaan anda baik bekerja pada orang lain ataupun membuka usaha sendiri. karena bila anda enjoy, maka segala sesuatu akan menjadi lebih mudah.
Setuju dengan @Roughtorer, sebaiknya buka thread "dari hati ke hati" atau "heart 2 heart" deh.