• Saat ini anda mengakses IndoForum sebagai tamu dimana anda tidak mempunyai akses penuh untuk melihat artikel dan diskusi yang hanya diperuntukkan bagi anggota IndoForum. Dengan bergabung maka anda akan memiliki akses penuh untuk melakukan tanya-jawab, mengirim pesan teks, mengikuti polling dan menggunakan feature-feature lainnya. Proses registrasi sangatlah cepat, mudah dan gratis.
    Silahkan daftar dan validasi email anda untuk dapat mengakses forum ini sepenuhnya sebagai anggota. Harap masukkan alamat email yang benar dan cek email anda setelah daftar untuk validasi.

Berikut 12 Fakta Mengenai Gempa di Pulau Bawean

Angela

IndoForum Addict A
No. Urut
88
Sejak
25 Mar 2006
Pesan
41.650
Nilai reaksi
23
Poin
0
9951019_20240325103918.jpg


Warga membersihkan puing-puing bangunan rumah yg rusak akibat gempa di Desa Suwari, Sangkapura, Pulau Bawean Kabupaten Gresik, Jawa Timur, Minggu (24/3/2024). Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Gresik mencatat sebanyak 4.085 rumah, 138 rumah ibadah, 68 sekolah, & 12 perkantoran di Kecamatan Sangkapura & Tambak mengalami kerusakan akibat gempa bumi yg berpusat di Kabupaten Tuban, Jawa Timur. ANTARA FOTO/Rizal Hanafi

Badan Meteorologi, Klimatologi, & Geofisika (BMKG) mengungkap adanya 12 fakta mengenai gempa yg terjadi di Pulau BaweanKabupaten Gresik Jawa Timur, Jumat (22/3/2024), yg berkekuatan magnitudo 5,9 & 6,5.

Kepala Pusat Gempa Bumi & Tsunami BMKG Daryono menyampaikan, fakta perdana dari gempa Bawean adalah gempa tersebut merupakan tipe gempa kerak dangkal.

"Gempa kerak dangkal itu dipicu oleh aktivitas sesar aktif dengan prosedur geser atau mendatar di Laut Jawa," katanya, Minggu (24/3/2024) dikutip dari Antara.

Fakta kedua, gempa di Bawean bersifat merusak atau destruktif, sehingga menimbulkan akibat kerusakan bangunan tidak cuma di Pulau Bawean, tetapi juga di Gresik, Tuban, Surabaya, Sidoarjo, Lamongan, Bojonegoro, Pamekasan Madura, & Banjarbaru.

Berikutnya, fakta ketiga adalah gempa Bawean terjadi dengan guncangan berspektrum luas, sehingga akibat guncangan dirasakan hingga jauh dari pulau tersebut, seperti Banjarmasin, Banjarbaru, Sampit, Balikpapan, Madiun, Demak, Semarang, Temanggung, Solo. Yogyakarta, Kulon Progo, & Kebumen.

Lalu, fakta berikutnya adalah gempa tersebut tidak berpotensi tsunami. Terkait dengan hal itu, Daryono menjelaskan hasil pemodelan tsunami BMKG menunjukkan bahwa gempa Bawean tersebut tidak berpotensi tsunami. Dia mengatakan data lapangan hasil monitoring muka laut dengan mengpakai Tide Gauge milik Badan Informasi Geospasial (BIG) di Karimunjawa, Lamongan, & Tuban menunjukkan muka laut yg normal tanpa ada anomali catatan tsunami.

Fakta kelima adalah gempa Bawean berpusat di zona aktivitas kegempaan rendah, sehingga masyarakat awam menilai gempa Bawean sebagai gempa tidak lazim karena terjadi di wilayah yg jarang terjadi gempa dangkal.

Selama ini, mengatakan Daryono, wilayah Laut Jawa lazimnya jadi episenter gempa-gempa hiposenter dalam akibat deformasi slab Lempeng Indo-Australia yg tersubduksi di bawah Lempeng Eurasia tepatnya di bawah Laut Jawa dengan kedalaman sekitar 500600 km.

Keenam, gempa Bawean berpusat di zona Sesar Tua Pola Meratus. Gempa Bawean membuktikan bahwa ternyata jalur sesar di Laut Jawa masih aktif sekaligus jadi pengingat bagi masyarakat untuk sering waspada kepada keberadaan sesar aktif dasar laut yg jalurnya dekat Pulau Bawean.

"Gempa dapat berulang & terjadi kapan saja. Meskipun termasuk dalam zona kegempaan rendah, Laut Jawa utara Jawa Timur tetap memiliki potensi gempa karena secara geologi & tektonik terdapat jalur Sesar Tua Pola Meratus," kataDaryono menambahkan.

Fakta ketujuh, gempa Bawean dipicu reaktivasi sesar tua. Episenter Gempa Bawean terletak tepat di jalur sesar yg sudah terpetakan. Daryono mengatakan kalau mencermati letak pusat Gempa Bawean, tampak episenternya terletak tepat pada jalur Sesar Muria (Laut).

"Jalur sesar itu berada di zona Sesar Tua Pola Meratus. Salah satu jalur sesar di zona Pola Meratus ini diduga mengalami reaktivasi & memicu gempa," katanya.

Berikutnya, fakta kedelapan adalah gempa Bawean memiliki gempa susulan dengan magnitudo lebih besar, yaitu sebesar 6,5, sedangkan gempa perdana berkekuatan magnitudo 5,9.

"Hal itu dapat terjadi karenaasperityatau bidang bakal geser di bidang sesar yg ukurannya lebih akbar mengalami pecah belakangan. Salah satunya karena dipicu tekanan dari gempa perdana denganaspertityyang ukurannya relatif lebih kecil. Bidang sesar yg pecah perdana kali adalahasperitypada struktur batuan yg lebih lemah, sehingga mengalami pecah duluan sebagai gempa pembuka," jelas Daryono.

Fakta kesembilan, gempa susulan di Bawean cukup banyak. Hal itu disebabkan oleh karakteristik gempa kerak dangkal di Bawean terjadi pada batuan kerak bumi permukaan yg batuannya bersifat heterogen.

Dengan demikian, kerak bumi itu mudah rapuh & patah, tidak seperti gempa kerak samudra yg batuannya bersifat homogen & elastik sehingga tidak terlalu banyak gempa susulan, bahkan terkadang tanpa gempa susulan meskipun magnitudo gempanya cukup besar.

Fakta kesepuluh, frekuensi gempa Bawean mulai menurun. Hasil monitoring BMKG hingga Minggu pukul 10.00 WIB mencatat sebanyak 239 kali gempa, dengan frekuensi kejadian yg semakin jarang. Jika pada Jumat (22/3) dalam satu jam dapat terjadi 19 kali gempa, data terkini menunjukkan dalam 1 jam terjadi 23 kali gempa.

Fakta kesebelas, gempa Bawean menambah catatan gempa kuat di Laut Jawa. Sebelumnya, cuma terjadi 4 kali gempa kuat di Laut Jawa tidak banyak, yaitu pada 1902, 1939, 1950, & terkini pada 2024.

Fakta terakhir, gempa Bawean memberi pelajaran penting bahwa ancaman gempa merusak di Jawa Timur tidak cuma berasal dari selatan, yaitu sumber gempa subduksi lempeng & sesar-sesar aktif di daratan, tetapi juga dari sumber-sumber gempa di Laut Jawa di utara Jawa Timur.

SUMBER​
 
 URL Pendek:

| JAKARTA | BANDUNG | PEKANBARU | SURABAYA | SEMARANG |

Back
Atas.