yan raditya
IndoForum Addict E
- No. Urut
- 163658
- Sejak
- 31 Jan 2012
- Pesan
- 24.461
- Nilai reaksi
- 72
- Poin
- 48
Sejumlah orang tua dari salah satu SD Negeri di Surabaya, resah dengan adanya surat permintaan izin agar siswa diperbolehkan mengikuti kegiatan makan mie instan brand tertentu.
Salah satu orangtua, yang minta namanya disamarkan, mengaku tidak mengizinkan anaknya untuk mengikuti kegiatan itu.
"Di rumah kami melarang anak-anak untuk tidak menyantap makanan instan. Tapi ini di sekolah malah diajarkan," keluh orangtua yang namanya minta disebut sebagai Nuri itu kepada SURYA.co.id, Jumat (8/4/2016).
Sementara bila dirinya tidak mengizinkan, anaknya takut dibully teman-temannya.
"Anak saya sebenarnya penasaran sama mie instan. Bilang teman saya boleh, mengapa saya tidak boleh. Sudah saya jelaskan, tapi sekarang malah ada kampanye di sekolahnya untuk makan," lanjut Nuri.
Menurut Nuri, dirinya trauma untuk melapor ke Dinas Pendidikan Kota Surabaya.
Setiap laporan yang disampaikan, jawabannya adalah, “Silakan, kalau anak Ibu tidak diizinkan. Itukan sudah ada suratnya”.
"Ya sudah saya tidak izinkan anak saya saja," kata Nuri.
Wali murid lainnya, yang namanya juga tidak mau disebut, mengaku dilema.
Apalagi dalam salah satu program Adiwiyata sekolah di Kota Surabaya, ada larangan untuk mengonsumsi makanan instan.
"Yang saya tahu, program Adiwiyata di sekolah mewajibkan makanan sehat dengan sumber pangan segar. Sayur-sayuran, ikan dan buah," tandasnya.
Salah satu orangtua, yang minta namanya disamarkan, mengaku tidak mengizinkan anaknya untuk mengikuti kegiatan itu.
"Di rumah kami melarang anak-anak untuk tidak menyantap makanan instan. Tapi ini di sekolah malah diajarkan," keluh orangtua yang namanya minta disebut sebagai Nuri itu kepada SURYA.co.id, Jumat (8/4/2016).
Sementara bila dirinya tidak mengizinkan, anaknya takut dibully teman-temannya.
"Anak saya sebenarnya penasaran sama mie instan. Bilang teman saya boleh, mengapa saya tidak boleh. Sudah saya jelaskan, tapi sekarang malah ada kampanye di sekolahnya untuk makan," lanjut Nuri.
Menurut Nuri, dirinya trauma untuk melapor ke Dinas Pendidikan Kota Surabaya.
Setiap laporan yang disampaikan, jawabannya adalah, “Silakan, kalau anak Ibu tidak diizinkan. Itukan sudah ada suratnya”.
"Ya sudah saya tidak izinkan anak saya saja," kata Nuri.
Wali murid lainnya, yang namanya juga tidak mau disebut, mengaku dilema.
Apalagi dalam salah satu program Adiwiyata sekolah di Kota Surabaya, ada larangan untuk mengonsumsi makanan instan.
"Yang saya tahu, program Adiwiyata di sekolah mewajibkan makanan sehat dengan sumber pangan segar. Sayur-sayuran, ikan dan buah," tandasnya.