effie
IndoForum Staff Personnel
- No. Urut
- 601
- Sejak
- 17 Apr 2006
- Pesan
- 8.576
- Nilai reaksi
- 352
- Poin
- 83
Hampir 2000 tahun yang lalu Yesus masuk kedalam kumpulan manusia dalam sebuah masyarakat Yahudi yang kecil. Ia anggota dari sebuah anggota keluarga yang miskin, sebuah kelompok minoritas, dan tinggal di salah satu dari negeri-negeri yang terkecil di dunia ini. Ia hidup selama lebih kurang 33 tahun. Dan dari masa itu hanya 3 tahun terakhir di pergunakanNya untuk pelayanan umumNya.
Namun demikian hampir dimana-mana orang masih ingat kepadaNya. Tanggal surat kabar kita atau tanggal hak cipta sebuah buku teks universitas, memberikan kesaksian bahwa Yesus menjalani salah satu dari semua kehidupan terbesar yang pernah ada.
H.G Wells, Ahli sejarah terkemuka pernah di tanyakan, siapakan orang yang meninggalkan kesan yang paling menetap dalam sejarah. Ia menjawab bahwa kalau kebesaran seseorang diukur oleh standar-standar sejarah, maka "berdasar pengujian ini Yesus lah yang no 1"
Kenneth Scott Latourette, juga seorang ahli sejarah berkata, "sementara jaman demi jaman berlalu, bukti-bukti nya semakin bertambah sehingga, bila diukur melalui akibatNya dalam sejarah maka Yesus lah tokoh yang paling berpengaruh yang pernah hidup di planet ini. Pengaruh itu tampak nya terus bertambah."
Dari Ernest Renan kita memperoleh pengamatan ini: "Yesus adalah bidang agama terbesar yang pernah hidup. KeindahanNya, kekal dan pemerintahanNya tak akan pernah berakhir. Dalam segala segi, Yesus itu unik dan tak suatupun dapat dibandingkan dengan Nya. Seluruh sejarah tak dapat di fahami tanpa Kristus."
Apa Yang Membuat Yesus Berbeda ?
Baru-baru ini saya berbicara kepada sekelompok orang diLos Angelos. saya tanyakan mereka, "siapa Yesus Kristus itu menurut anda sekalian ? " Jawab mereka, Yesus adalah seorang pemimpin agama yang besar. saya setuju dengan pernyataan itu. Yesus Kristus memang seorang pemimpin agama yang besar, tetapi saya yakin, Ia lebih dari sekedar itu.
Para pria dan wanita di segala jaman telah berbeda pendapat mengenai pertanyaan ini, "siapakah Yesus itu ?" Mengapa ada begitu banyak pertikaian mengenai satu orang individu ? Mengapa namaNya lebih dari nama pemimpin agama manapun ? menyebabkan orang terganggu ? Mengapa kita bisa berbicara mengenai Allah dan tak seorangpun merasa terganggu, tetapi segera kita menyebutkan Yesus orang begitu sering ingin menghentikan percakapan ? Atau mereka bersikap membela diri. Saya menyebutkan sesuatu tentang Yesus kepada seorang sopir taksi di London dan dengan segera ia berkata "saya tak mau berbicara tentang agama, khusus nya tentang Yesus."
Mengapa Yesus berbeda dengan para pemimpin agama lainnya ? Mengapa nama Budha, Mohammad, Confusius tidak membuat orang merasa terganggu ? Alasannya ialah, bahwa orang-orang tersebut tidak menyatakan dirinya sebagai Allah, seperti yang dilakukan Yesus, inilah yang membuat Dia begitu berbeda dengan pemimpin agama lainnya.
Para orang yang mengenal Yesus ketika Dia tinggal didunia ini dengan segera menyadari bahwa Dia sedang membuat pernyataaan-pernyataan yang mengejutkan mengenai diriNya. Jelas bahwa pernyataan-pernyataanNya sendiri mengidentifikasikan Dia sebagai seorang yang lebih dari pada sekedar nabi atau guru. Jelas bahwa Dia menyatakan diriNya sebagai illahi. Dia menyatakan bahwa Dialah yang dapat berhubungan dengan Allah, sumber satu-satunya bagi pengampunan dosa.
Untuk banyak orang pertanyaan-pertanyaan ini terlalu tertutup, terlalu sempit untuk bisa mereka percayai. Namun masalahnya bukanlah apa yang kita ingin pikirkan atau percaya, melainkan siapa Dia sebenarnya menurut Yesus sendiri ?
Apa yang dikatakan dokumen-dokumen perjanjian baru mengenai hal ini ? Kita sering mendengar ungkapan tentang "Keillahian Kristus"
A.H Strong dalam bukunya sytimatic theologi mendifinisikan Allah sebagai "Roh yang tak terbatas dan sempurna yang menjadi sumber pendukung dan akhir dari segala sesuatu."1(definisi tentang Allah ini memadahi untuk semua theis (orang yang percaya akan Allah) termasuk orang Islam dan Yahudi. theisme mengajarkan bahwa Allah itu pribadi dan bahwa alam sementa ini direncanakan dan diciptakan oleh Dia. Allah memelihara dan memerintah alam semesta ini dalam masa kini. Theisme Kristen memberikan sebuah catatan tambahan kepada difinisi diatas: dan yang menjadi daging sebagai Yesus dari Nazaret.
Yesus Kristus sesungguhnya merupakan nama dan gelar. Nama Yesus diambil dari bentuk Yunani dari nama Yesua atau Yosua yang berarti "Yahweh-Juru Selamat" atau "Tuhan menyelamatkan." Gelar Kristus diambil dari terjemahan kata Yunani untuk Mesias atau Masiah dalam bahasa Ibrani (Daniel 9 : 26) yang berarti "Yang diurapi" Dua jabatan Raja dan Imam terlibat dalam penggunaan gelar "Kristus" GelarNya menegaskan Yesus sebagai Imam dan raja yang dijanjikan oleh nubuat-nubuat perjanjian lama. Penegasan ini adalah salah satu bidang penting untuk bisa mengerti Yesus dan agama Kristen secara tepat.
Perjanjian Baru dengan jelas memperkenalkan Kristus sebagai Allah. Nama-nama yang dipakai untuk Kristus dalam Perjanjian Baru adalah begitu rupa sehingga nama-nama itu hanya bisa dengan tepat dipakai untuk Allah. Misalnya, Yesus disebut Allah dalam ungkapan, "dengan menantikan penggenapan pengharapan kita yang penuh bahagia dan pernyataan kemuliaan Allah yang Maha Besar dan Juruselamat kita Yesus Kristus" ( Titus 2:13;bdn., Yohanes 1:1; Ibrani 1:8; Roma 9:5; 1 Yohanes 5 : 20-21). Alkitab mengenakan kepada Yesus ciri-ciri yang hanya bisa berlaku untuk Allah. Yesus diperkenalkan sebagai Oknum yang ada dengan sendirinya. (Yohanes 1:4; 14:6); berada dimana-mana (Matius 28:20; 18:20); Mahatahu (Yohanes 4:16; 6:64; Matius 17:22-27); Mahakuasa ( Wahyu 1: 8; Lukas 4:39-55; 7:14,15; Matius 8: 26,27); dan memiliki hidup kekal (1 Yohanes 5 : 11, 12,20; Yohanes 1:4).
Yesus menerima penghormatan dan penyembahan yang hanya boleh diterima Allah saja. Dalam suatu konfrontasi dengan Iblis, Yesus berkata, "Ada tertulis, 'Engkau harus menyembah Tuhan, Allahmu, dan hanya kepada Dia sajalah engkau berbakti!"" (Matius 4:10). Namun demikian Yesus menerima penyembahan sebagai Allah (Matius 14:33, 28:9) dan terkadang bahkan menuntut supaya disembah sebagai Allah (Yohanes 5: 23; bdn Ibrani 1:6; Wahyu 5 : 8-14)
Kebanyakan pengikut Yesus adalah orang Yahudi yang saleh, yang percaya akan Allah yang Esa, mereka penganut monotheisme yang kukuh namun demikian mereka mengakui Yesus sebagai Allah yang menjelma manusia.
Karena pendidikan kenabiannnya yang mendalam, Paulus lebih enggan lagi dalam mengakui keillahian Yesus menyembah manusia dari Nasaret itu dan memanggilNya Tuhan. Tetapi inilah yang justru ia lakukan. Ia mengakui domba Allah (Yesus) sebagai Allah ketika dia berkata "karena itu jagalah dirimu dan jagalah seluruh kawanan, karena kamulah yang ditetapkan Roh Kudus menjadi penilik untuk menggembalakan jemaat Allah yang diperolehNya dengan darah anakNya sendiri" (Kis 20:28)
Setelah Kristus bertanya kepadanya, siapakah Dia ? Petrus mengakui "Engkau adalah Mesias, anak Allah yang hidup" ( Matius 16:16) Yesus menjawab pengakuan Petrus bukan saja dengan memperbaiki kesimpulannya melainkan dengan mengakui validitas dan sumberNya "Berbahagialah engkau Simon bin Yunus sebab bukan manusia yang menyatakan itu kepadamu, melainkan BapaKu yang di Surga" (Mat 16:17).
Marta, seorang sahabat dekat Yesus, berkata padaNya, "Ya Tuhan, aku percaya, bahwa Engkaulah Mesias, Anak Allah" (Yohanes 11:27). Kemudian ada Natanael, yang percaya bahwa tak suatupun yang baik akan muncul dari Nazaret. Ia mengakui bahwa Yesus adalah "Anak Allah, Engkau Raja orang Israel!"(Yohanes 1:49).
Ketika Stefanus dirajam, :ia berseru dengan suara nyaring, "Ya Tuhan Yesus , terimalah rohku!" (Kis 7:59). Penulis surat Ibrani menyebutkan Kristus sebagai Allah ketika dia menulis, "Tetapi tentang Anak Ia berkata, "TahtaMu, ya Allah, tetap untuk seterusnya dan selamanya'" (Ibrani 1:8). Yohanes Pembabtis memberitakan kedatangan Yesus dengan berkata bahwa "turunlah Roh Kudus dalam rupa burung merpati keatasNya. Dan terdengarlah suara dari langit, "Engkaulah Anak yang Kukasihi, kepadaMulah Aku berkenan'"(Lukas 3:22)
Kemudian sudah tentu kita mempunyai pengakuan Tomas, yang lebih dikenal sebagai "Si Peragu" Barangkali dia seorang sarjana. Ia berkata, :Aku tak akan percaya sebelum aku mencucukkan jariku kedalam luka bekas paku itu" (Lukas 20:25). Saya dapat mengidentikkan diri saya dengan Tomas. Ia berkata, "Begini, ini bukan peristiwa sehari-hari, karena tidak setiap hari orang bangkit dari kematian atau menyatakan dirinya sebagai Allah yang menjelma. Aku perlu bukti." Delapan hari kemudian, setelah Tomas mengatakan rasa sangsinya mengenai Yesus dihadapan para murid lainnya, " Yesus berada kembali dalam rumah itu dan Tomas bersama-sama dengan mereka. sementara pintu-pintu terkunci, Yesus datang dan Ia berdiri di tengah-tengah mereka dan berkata, 'damai sejagtera bagi kamu!' Kemudian Ia berkata kepada Tomas, "taruhlah jarimu dan cucukkan kedalam lambungKu, ulurkanlah tangan mu dan cucukkan kedalam lambung Ku dan jangan engkau tidak percaya lagi, melainkan percayalah.' Tomas menjawab Dia, Ya Tuihanku dan Allahku!' Kata Yesus kepadanya, 'Karena engkau telah melihat Aku, maka engkau percaya. berbahagialah mereka yang tidak melihat, namun percaya'"(Yohanes 20:26-29). Yesus menerima pengakuan Tomas akan Dia sebagai Allah. Ia mengecam Tomas karena ketidakpercayaannya, tetapi bukan karena penyembahannya.
Pada titik ini seorang kritikus barangkali mau mengatakan bahwa semua pengakuan dibuat oleh orang lain mengenai Kristus, dan berasal dari Kristus sendiri mengenai dirinya sendiri. Biasanya tuduhan yang muncul didalam kelas para mahasiswa ialah bahwa orang-orang dimasa Kristus itu salah faham tentang Dia, sama halnya dengan kita sekarang ini. Dengan kata lain, Yesus tidak sungguh-sungguh menyatakan diriNya sebagai Allah.
Saya kira tidak demikian, dan saya yakin bahwa keilahian Kristus itu terdapat langsung dari halaman-halaman Perjanjian Baru. Nats-nats tersebut berlimpah dan maknanya jelas. seorang pengusaha yang memeriksa Alkitab untuk memastikan apakah Kristus benar-benar menyatakan diriNya sebagai Allah, berkata, "Bila ada seseorang yang membaca Perjanjian Baru, tetapi tidak menyimpulkan bahwa Yesus menyatakan diriNya sebagai illahi, maka dia sama halnya dengan seorang buta yang berdiri diluar ruangan pada suatu hari yang cerah dan berkata bahwa dia tak bisa melihat matahari."
Dalam Injil Yohans ada konfrontasi antara Yesus dan sejumlah orang Yahudi. Konfrontasi itu dimulai ketika Yesus menyembuhkan seorang lumpuh pada hari sabat dan kemudian memerintahkannya untuk mengangkat tilamnya dan berjalan. "Dan karena alasan inilah maka orang-orang Yahudi menganiaya Yesus, karena Ia melakukan hal-hal tersebut pada hari sabat. tetapi ia menjawab mereka, 'BapaKu bekerja sampai sekarang, maka Akupun bekerja juga' Sebab itu orang-orangYahudi lebih berusaha lagi untuk membunuhNya, bukan saja karena Ia meniadakan hari Sabat tetapi juga karena Ia mengatakan bahwa Allah adalah BapaNya sendiri dan dengan demikian menyamakan diriNya dengan Allah"(Yohanes 5: 16-18).
Anda mungkin berkata, "Hei sayapun dapat berkata, "Bapaku bekerja sampai sekarang, karena itu aku pun bekerja juga' Apa artrinya ? Itu tidak membuktikan apapun." Bila kita mempelajari suatu dokumen , kita harus memperhitungkan bahasa, budaya dan khususnya orang atau orang-orang yang menjadi pendengar kata-kata yang sedang diucapkan. Dalam hal ini budayanya adalah budaya Yahudi dan orang-orang yang dijadikan pendengar adalah pemimpin-peminpin agama yahudi. baiklah kita melihat bagaimana orang Yahudi memahami pernyataaan Yesus 2000 tahun lalu dalam budaya mereka sendiri." Sebab itu orang-orang Yahudi lebih berusaha lagi untuk membunuhNya, bukan saja karena Ia meniadakan hari sabat, tetapi juga karena Ia mengatakan bahwa Allah adalah BapaNya sendiri dan dengan demikian menyamakan diriNya dengan Allah" (Yohanes 5 :18). Mengapa timbulk reaksi yang begitu drastis?
Alasannya ialah bahwa Tuhan Yesus berkata, "BapaKu," bukan Bapa kita," dan kemudian menambahkan, "masih bekerja sampai sekarang ini." Bila Yesus menggunakan kedua ungkapan itu dalam cara ini, Dia membuat diriNya sama dengan Allah, sejajar dengan kegiatan Allah. Orang-orang Yahudi itu tidak menyebut Allah sebagai "bapaku." Atau kalaupun mereka mengatakan demikian, mereka akan menambah pada pernyataan itu kata-kata "didakam sorga." Tetapi Yesus tidak melakukan hal itu. Dia membuat suatu pernyataan bahwa orang-orang Yahudi tak mungkin dapat menafsirkan ketika Dia menyebut Allah sebagai "BapaKu." Yesus juga memberi implikasi bahwa sementara Allah sedang bekerja, Dia, AnakNya sedang bekerja juga. Sekali lagi orang-orang Yahudi mengerti implikasi dari pernyataan itu, yaitu bahwa Dia adalah Anak Allah. Sebagau pernyataan ini, kebencian orang-orang Yahudi semakin bertambah terhadap Yesus. Kendatipun mereka berusaha secara khususnya untuk menganiaya Dia, mereka pun mulai ingin membunuhNya.
Namun demikian hampir dimana-mana orang masih ingat kepadaNya. Tanggal surat kabar kita atau tanggal hak cipta sebuah buku teks universitas, memberikan kesaksian bahwa Yesus menjalani salah satu dari semua kehidupan terbesar yang pernah ada.
H.G Wells, Ahli sejarah terkemuka pernah di tanyakan, siapakan orang yang meninggalkan kesan yang paling menetap dalam sejarah. Ia menjawab bahwa kalau kebesaran seseorang diukur oleh standar-standar sejarah, maka "berdasar pengujian ini Yesus lah yang no 1"
Kenneth Scott Latourette, juga seorang ahli sejarah berkata, "sementara jaman demi jaman berlalu, bukti-bukti nya semakin bertambah sehingga, bila diukur melalui akibatNya dalam sejarah maka Yesus lah tokoh yang paling berpengaruh yang pernah hidup di planet ini. Pengaruh itu tampak nya terus bertambah."
Dari Ernest Renan kita memperoleh pengamatan ini: "Yesus adalah bidang agama terbesar yang pernah hidup. KeindahanNya, kekal dan pemerintahanNya tak akan pernah berakhir. Dalam segala segi, Yesus itu unik dan tak suatupun dapat dibandingkan dengan Nya. Seluruh sejarah tak dapat di fahami tanpa Kristus."
Apa Yang Membuat Yesus Berbeda ?
Baru-baru ini saya berbicara kepada sekelompok orang diLos Angelos. saya tanyakan mereka, "siapa Yesus Kristus itu menurut anda sekalian ? " Jawab mereka, Yesus adalah seorang pemimpin agama yang besar. saya setuju dengan pernyataan itu. Yesus Kristus memang seorang pemimpin agama yang besar, tetapi saya yakin, Ia lebih dari sekedar itu.
Para pria dan wanita di segala jaman telah berbeda pendapat mengenai pertanyaan ini, "siapakah Yesus itu ?" Mengapa ada begitu banyak pertikaian mengenai satu orang individu ? Mengapa namaNya lebih dari nama pemimpin agama manapun ? menyebabkan orang terganggu ? Mengapa kita bisa berbicara mengenai Allah dan tak seorangpun merasa terganggu, tetapi segera kita menyebutkan Yesus orang begitu sering ingin menghentikan percakapan ? Atau mereka bersikap membela diri. Saya menyebutkan sesuatu tentang Yesus kepada seorang sopir taksi di London dan dengan segera ia berkata "saya tak mau berbicara tentang agama, khusus nya tentang Yesus."
Mengapa Yesus berbeda dengan para pemimpin agama lainnya ? Mengapa nama Budha, Mohammad, Confusius tidak membuat orang merasa terganggu ? Alasannya ialah, bahwa orang-orang tersebut tidak menyatakan dirinya sebagai Allah, seperti yang dilakukan Yesus, inilah yang membuat Dia begitu berbeda dengan pemimpin agama lainnya.
Para orang yang mengenal Yesus ketika Dia tinggal didunia ini dengan segera menyadari bahwa Dia sedang membuat pernyataaan-pernyataan yang mengejutkan mengenai diriNya. Jelas bahwa pernyataan-pernyataanNya sendiri mengidentifikasikan Dia sebagai seorang yang lebih dari pada sekedar nabi atau guru. Jelas bahwa Dia menyatakan diriNya sebagai illahi. Dia menyatakan bahwa Dialah yang dapat berhubungan dengan Allah, sumber satu-satunya bagi pengampunan dosa.
Untuk banyak orang pertanyaan-pertanyaan ini terlalu tertutup, terlalu sempit untuk bisa mereka percayai. Namun masalahnya bukanlah apa yang kita ingin pikirkan atau percaya, melainkan siapa Dia sebenarnya menurut Yesus sendiri ?
Apa yang dikatakan dokumen-dokumen perjanjian baru mengenai hal ini ? Kita sering mendengar ungkapan tentang "Keillahian Kristus"
A.H Strong dalam bukunya sytimatic theologi mendifinisikan Allah sebagai "Roh yang tak terbatas dan sempurna yang menjadi sumber pendukung dan akhir dari segala sesuatu."1(definisi tentang Allah ini memadahi untuk semua theis (orang yang percaya akan Allah) termasuk orang Islam dan Yahudi. theisme mengajarkan bahwa Allah itu pribadi dan bahwa alam sementa ini direncanakan dan diciptakan oleh Dia. Allah memelihara dan memerintah alam semesta ini dalam masa kini. Theisme Kristen memberikan sebuah catatan tambahan kepada difinisi diatas: dan yang menjadi daging sebagai Yesus dari Nazaret.
Yesus Kristus sesungguhnya merupakan nama dan gelar. Nama Yesus diambil dari bentuk Yunani dari nama Yesua atau Yosua yang berarti "Yahweh-Juru Selamat" atau "Tuhan menyelamatkan." Gelar Kristus diambil dari terjemahan kata Yunani untuk Mesias atau Masiah dalam bahasa Ibrani (Daniel 9 : 26) yang berarti "Yang diurapi" Dua jabatan Raja dan Imam terlibat dalam penggunaan gelar "Kristus" GelarNya menegaskan Yesus sebagai Imam dan raja yang dijanjikan oleh nubuat-nubuat perjanjian lama. Penegasan ini adalah salah satu bidang penting untuk bisa mengerti Yesus dan agama Kristen secara tepat.
Perjanjian Baru dengan jelas memperkenalkan Kristus sebagai Allah. Nama-nama yang dipakai untuk Kristus dalam Perjanjian Baru adalah begitu rupa sehingga nama-nama itu hanya bisa dengan tepat dipakai untuk Allah. Misalnya, Yesus disebut Allah dalam ungkapan, "dengan menantikan penggenapan pengharapan kita yang penuh bahagia dan pernyataan kemuliaan Allah yang Maha Besar dan Juruselamat kita Yesus Kristus" ( Titus 2:13;bdn., Yohanes 1:1; Ibrani 1:8; Roma 9:5; 1 Yohanes 5 : 20-21). Alkitab mengenakan kepada Yesus ciri-ciri yang hanya bisa berlaku untuk Allah. Yesus diperkenalkan sebagai Oknum yang ada dengan sendirinya. (Yohanes 1:4; 14:6); berada dimana-mana (Matius 28:20; 18:20); Mahatahu (Yohanes 4:16; 6:64; Matius 17:22-27); Mahakuasa ( Wahyu 1: 8; Lukas 4:39-55; 7:14,15; Matius 8: 26,27); dan memiliki hidup kekal (1 Yohanes 5 : 11, 12,20; Yohanes 1:4).
Yesus menerima penghormatan dan penyembahan yang hanya boleh diterima Allah saja. Dalam suatu konfrontasi dengan Iblis, Yesus berkata, "Ada tertulis, 'Engkau harus menyembah Tuhan, Allahmu, dan hanya kepada Dia sajalah engkau berbakti!"" (Matius 4:10). Namun demikian Yesus menerima penyembahan sebagai Allah (Matius 14:33, 28:9) dan terkadang bahkan menuntut supaya disembah sebagai Allah (Yohanes 5: 23; bdn Ibrani 1:6; Wahyu 5 : 8-14)
Kebanyakan pengikut Yesus adalah orang Yahudi yang saleh, yang percaya akan Allah yang Esa, mereka penganut monotheisme yang kukuh namun demikian mereka mengakui Yesus sebagai Allah yang menjelma manusia.
Karena pendidikan kenabiannnya yang mendalam, Paulus lebih enggan lagi dalam mengakui keillahian Yesus menyembah manusia dari Nasaret itu dan memanggilNya Tuhan. Tetapi inilah yang justru ia lakukan. Ia mengakui domba Allah (Yesus) sebagai Allah ketika dia berkata "karena itu jagalah dirimu dan jagalah seluruh kawanan, karena kamulah yang ditetapkan Roh Kudus menjadi penilik untuk menggembalakan jemaat Allah yang diperolehNya dengan darah anakNya sendiri" (Kis 20:28)
Setelah Kristus bertanya kepadanya, siapakah Dia ? Petrus mengakui "Engkau adalah Mesias, anak Allah yang hidup" ( Matius 16:16) Yesus menjawab pengakuan Petrus bukan saja dengan memperbaiki kesimpulannya melainkan dengan mengakui validitas dan sumberNya "Berbahagialah engkau Simon bin Yunus sebab bukan manusia yang menyatakan itu kepadamu, melainkan BapaKu yang di Surga" (Mat 16:17).
Marta, seorang sahabat dekat Yesus, berkata padaNya, "Ya Tuhan, aku percaya, bahwa Engkaulah Mesias, Anak Allah" (Yohanes 11:27). Kemudian ada Natanael, yang percaya bahwa tak suatupun yang baik akan muncul dari Nazaret. Ia mengakui bahwa Yesus adalah "Anak Allah, Engkau Raja orang Israel!"(Yohanes 1:49).
Ketika Stefanus dirajam, :ia berseru dengan suara nyaring, "Ya Tuhan Yesus , terimalah rohku!" (Kis 7:59). Penulis surat Ibrani menyebutkan Kristus sebagai Allah ketika dia menulis, "Tetapi tentang Anak Ia berkata, "TahtaMu, ya Allah, tetap untuk seterusnya dan selamanya'" (Ibrani 1:8). Yohanes Pembabtis memberitakan kedatangan Yesus dengan berkata bahwa "turunlah Roh Kudus dalam rupa burung merpati keatasNya. Dan terdengarlah suara dari langit, "Engkaulah Anak yang Kukasihi, kepadaMulah Aku berkenan'"(Lukas 3:22)
Kemudian sudah tentu kita mempunyai pengakuan Tomas, yang lebih dikenal sebagai "Si Peragu" Barangkali dia seorang sarjana. Ia berkata, :Aku tak akan percaya sebelum aku mencucukkan jariku kedalam luka bekas paku itu" (Lukas 20:25). Saya dapat mengidentikkan diri saya dengan Tomas. Ia berkata, "Begini, ini bukan peristiwa sehari-hari, karena tidak setiap hari orang bangkit dari kematian atau menyatakan dirinya sebagai Allah yang menjelma. Aku perlu bukti." Delapan hari kemudian, setelah Tomas mengatakan rasa sangsinya mengenai Yesus dihadapan para murid lainnya, " Yesus berada kembali dalam rumah itu dan Tomas bersama-sama dengan mereka. sementara pintu-pintu terkunci, Yesus datang dan Ia berdiri di tengah-tengah mereka dan berkata, 'damai sejagtera bagi kamu!' Kemudian Ia berkata kepada Tomas, "taruhlah jarimu dan cucukkan kedalam lambungKu, ulurkanlah tangan mu dan cucukkan kedalam lambung Ku dan jangan engkau tidak percaya lagi, melainkan percayalah.' Tomas menjawab Dia, Ya Tuihanku dan Allahku!' Kata Yesus kepadanya, 'Karena engkau telah melihat Aku, maka engkau percaya. berbahagialah mereka yang tidak melihat, namun percaya'"(Yohanes 20:26-29). Yesus menerima pengakuan Tomas akan Dia sebagai Allah. Ia mengecam Tomas karena ketidakpercayaannya, tetapi bukan karena penyembahannya.
Pada titik ini seorang kritikus barangkali mau mengatakan bahwa semua pengakuan dibuat oleh orang lain mengenai Kristus, dan berasal dari Kristus sendiri mengenai dirinya sendiri. Biasanya tuduhan yang muncul didalam kelas para mahasiswa ialah bahwa orang-orang dimasa Kristus itu salah faham tentang Dia, sama halnya dengan kita sekarang ini. Dengan kata lain, Yesus tidak sungguh-sungguh menyatakan diriNya sebagai Allah.
Saya kira tidak demikian, dan saya yakin bahwa keilahian Kristus itu terdapat langsung dari halaman-halaman Perjanjian Baru. Nats-nats tersebut berlimpah dan maknanya jelas. seorang pengusaha yang memeriksa Alkitab untuk memastikan apakah Kristus benar-benar menyatakan diriNya sebagai Allah, berkata, "Bila ada seseorang yang membaca Perjanjian Baru, tetapi tidak menyimpulkan bahwa Yesus menyatakan diriNya sebagai illahi, maka dia sama halnya dengan seorang buta yang berdiri diluar ruangan pada suatu hari yang cerah dan berkata bahwa dia tak bisa melihat matahari."
Dalam Injil Yohans ada konfrontasi antara Yesus dan sejumlah orang Yahudi. Konfrontasi itu dimulai ketika Yesus menyembuhkan seorang lumpuh pada hari sabat dan kemudian memerintahkannya untuk mengangkat tilamnya dan berjalan. "Dan karena alasan inilah maka orang-orang Yahudi menganiaya Yesus, karena Ia melakukan hal-hal tersebut pada hari sabat. tetapi ia menjawab mereka, 'BapaKu bekerja sampai sekarang, maka Akupun bekerja juga' Sebab itu orang-orangYahudi lebih berusaha lagi untuk membunuhNya, bukan saja karena Ia meniadakan hari Sabat tetapi juga karena Ia mengatakan bahwa Allah adalah BapaNya sendiri dan dengan demikian menyamakan diriNya dengan Allah"(Yohanes 5: 16-18).
Anda mungkin berkata, "Hei sayapun dapat berkata, "Bapaku bekerja sampai sekarang, karena itu aku pun bekerja juga' Apa artrinya ? Itu tidak membuktikan apapun." Bila kita mempelajari suatu dokumen , kita harus memperhitungkan bahasa, budaya dan khususnya orang atau orang-orang yang menjadi pendengar kata-kata yang sedang diucapkan. Dalam hal ini budayanya adalah budaya Yahudi dan orang-orang yang dijadikan pendengar adalah pemimpin-peminpin agama yahudi. baiklah kita melihat bagaimana orang Yahudi memahami pernyataaan Yesus 2000 tahun lalu dalam budaya mereka sendiri." Sebab itu orang-orang Yahudi lebih berusaha lagi untuk membunuhNya, bukan saja karena Ia meniadakan hari sabat, tetapi juga karena Ia mengatakan bahwa Allah adalah BapaNya sendiri dan dengan demikian menyamakan diriNya dengan Allah" (Yohanes 5 :18). Mengapa timbulk reaksi yang begitu drastis?
Alasannya ialah bahwa Tuhan Yesus berkata, "BapaKu," bukan Bapa kita," dan kemudian menambahkan, "masih bekerja sampai sekarang ini." Bila Yesus menggunakan kedua ungkapan itu dalam cara ini, Dia membuat diriNya sama dengan Allah, sejajar dengan kegiatan Allah. Orang-orang Yahudi itu tidak menyebut Allah sebagai "bapaku." Atau kalaupun mereka mengatakan demikian, mereka akan menambah pada pernyataan itu kata-kata "didakam sorga." Tetapi Yesus tidak melakukan hal itu. Dia membuat suatu pernyataan bahwa orang-orang Yahudi tak mungkin dapat menafsirkan ketika Dia menyebut Allah sebagai "BapaKu." Yesus juga memberi implikasi bahwa sementara Allah sedang bekerja, Dia, AnakNya sedang bekerja juga. Sekali lagi orang-orang Yahudi mengerti implikasi dari pernyataan itu, yaitu bahwa Dia adalah Anak Allah. Sebagau pernyataan ini, kebencian orang-orang Yahudi semakin bertambah terhadap Yesus. Kendatipun mereka berusaha secara khususnya untuk menganiaya Dia, mereka pun mulai ingin membunuhNya.