• Saat ini anda mengakses IndoForum sebagai tamu dimana anda tidak mempunyai akses penuh untuk melihat artikel dan diskusi yang hanya diperuntukkan bagi anggota IndoForum. Dengan bergabung maka anda akan memiliki akses penuh untuk melakukan tanya-jawab, mengirim pesan teks, mengikuti polling dan menggunakan feature-feature lainnya. Proses registrasi sangatlah cepat, mudah dan gratis.
    Silahkan daftar dan validasi email anda untuk dapat mengakses forum ini sepenuhnya sebagai anggota. Harap masukkan alamat email yang benar dan cek email anda setelah daftar untuk validasi.

Bayi Perempuan Dibuang, "Mohon Maaf Saya & Istri Belum Mampu Membesarkan Anak Ini"

Angela

IndoForum Addict A
No. Urut
88
Sejak
25 Mar 2006
Pesan
41.575
Nilai reaksi
23
Poin
0
Bayi Perempuan Dibuang, "Mohon Maaf Saya & Istri Belum Mampu Membesarkan Anak Ini"



Akibat Life Achievement Keliru, Bayi Dibuang di Dalam Tas Shopee Food



Nyeri sekali hati ini ketika melihat berita tentang bayi perempuan yg dibuang di dalam tas Shopee food pada sabtu 20 November lalu. Padahal tas Sophee food berwarna oranye itu biasanya dipakai oleh ojol untuk mengantarkan makanan. Kok dapat isinya bayi? Usut punya usut terdapat keanehan pada benda yg tergeletak di lapak pedagang Legen di Jalan Lingkar Timur Sidoarjo. Yaitu ketika beberapa orang mendengar suara tangisan bayi hingga berusaha mencari sumber suara tersebut.
Bayi Perempuan Dibuang, "Mohon Maaf Saya & Istri Belum Mampu Membesarkan Anak Ini"


Tas berwarna oranye di lapak penjual Legen setelah dibuka berisi bayi perempuan dalam kondisi yg masih sehat & masih mengpakai baju & selimut. Bayi perempuan diperkirakan berusia 3 pekan dengan dilengkapi sebuah kertas surat yg bertuliskan tangan. Jika diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia adalah :

"Mohon maaf saya & istri belum sanggup membesarkan anak ini."

Bayi Perempuan Dibuang, "Mohon Maaf Saya & Istri Belum Mampu Membesarkan Anak Ini"


Bagaimana menurut Gansist ketika membaca isi surat dari tulisan tangan tersebut?

Kalau Ane pribadi melihat dari sisi kemanusiaan, bahwa kejadian yg dialami oleh bayi yg dibuang dengan dilengkapi surar tulisan tangan dari orang tuanya ini adalah toxid society yg menganggap perkawinan sebagai puncak dari pencapaian hidup atau Life Achievement semata.



Ditilik dari kebanyakan atau lazimnya memang demikian, bahwa beberapa dari masyarakat kita yaitu masyarakat Indonesia & biasanya mereka berada di kelas bawah hingga menengah (mengalami kemiskinan struktural) mudah mengatakan demikian, "Nikah saja dulu, nanti rezeki juga datang sendiri!"


Namun sayangnya ketika rezeki datang dalam bentuk pekerjaan atau anak malah disia-siakan atau kadang tidak ditanggapi oleh pelaku perkawinan tersebut. Rezeki anak adalah rezeki atau titipan dari Tuhan. Lalu kenapa anak malah dibuang? Sungguh hal begitu adalah hal yg diluar nalar manusia atau menyalahi tentang hak anak sebagai manusia.

Bayi Perempuan Dibuang, "Mohon Maaf Saya & Istri Belum Mampu Membesarkan Anak Ini"


Seharusnya sebagai orang tua memikirkan betul bagaimana ketika menjalani aktivitas seksual bersama pasangan. Seks itu bukan cuma sekedar rekreasi, bukan juga ejakulasi semata, ataupun seneng-seneng doang! Namun harus disadari betul sebagai pelaku pernikahan semestinya paham betul akibat dari aktivitas seksual adalah anak.



Pernikahan memang memiliki tujuan yg bukan anak semata. Di mana anak adalah rezeki daripada hadiah perkawinan oleh Yang Maha Kuasa. Namun perkawinan sendiri bukan produsen utama untuk memiliki anak banyak-banyak. Hingga kemudian menelantarkannya. Hal begitu sangatlah tidak manusiawi & melanggar kodrat manusia sebagai khalifah, menurut ane kelakuan manusia harusnya tidak begitu menelantarkan anak.




Orang tua yg tidak siap dengan adanya anak, cenderung tidak memiliki kesiapan mental ataupun jiwa pemenang ketika jadi orang tua. Anak kerap dijadikan beban hidup, sehingga anak harus mengalami banyak sekali penderitaan ketika jadi manusia. Banyak sekali orang tua yg memiliki kebijakan atau pemahaman keliru tentang anak. Hebatnya hal ini dialami oleh beberapa akbar warga miskin & menengah di masyarakat Indonesia kita. Padahal jelas sekali bahwa pemerintah melarang tindakan menelantarkan anak, yakni terdapat dalam undang-undang.



Quote:
Sanksi pidana atau sanksi bagi pelaku penelantaran anak menurut UU No. 35 tahun 2014 tentang proteksi anak sudah ditentukan pada pasal 77 ayat 2 yg diancam dengan ancaman 5 (lima) tahun penjara dan/atau denda paling banyak Rp.100.000.000,00 (seratus juta rupiah), sebagai mana bunyi pasal tersebut: Penelantaran kepada anak yg mengakibatkan anak mengalami sakit atau penderitaan, baik fisik, mental maupun sosial, dipidana penjara paling lama 5 (lima) tahun atau/atau denda paling banyak Rp100.000.000,00 (seratus juta rupiah).



Sepertinya pemerintah sendiri sudah mengatur tentang hak-hak anak dengan beberapa programnya. Sebut saja program KB yaitu Dua Anak Cukup. Ada asa akbar di sini menurut Ane, sehingga hak-hak anak mudah atau dapat dipenuhi oleh orang tuanya. Orang tua siap jadi orangtua & anak merasa bahagia karena dilahirkan oleh orang tua. Program KB adalah salah satu langkah baik pemerintah untuk mengerjakan proteksi kepada anak. Selain proteksi kepada anak memang sudah diatur dalam undang-undang. Hanya saja beberapa orang memang tidak peduli atau peduli kepada peraturan pemerintah tersebut.



"Kan anak bahwa rezeki sendiri?" Kalimat itu merupakan kata-kata antik yg diaminkan oleh masih banyak sekali warga Indonesia. Sungguh memang anak membawa rezekinya sendiri. Maka setiap perseorangan semestinya paham betul tentang kemampuannya, bukan kemampuannya untuk memiliki anak saja, namun juga memilih jumlah anak!


Seharusnya kan sadar diri. Seperti ketika memiliki pencerahan saat mengharapkan suatu barang dengan menyadari isi dompetnya.
emoticon-Smilie


Bayi Perempuan Dibuang, "Mohon Maaf Saya & Istri Belum Mampu Membesarkan Anak Ini"


Akhirnya melalui thread ini, Ane harap menyampaikan kepada para orang tua atau manusia Indonesia di luar sana yg sudah berkeharapan menikah atau sedang menjalani biduk rumah tangga. Kita sebaiknya memahami betul apa tujuan pernikahan, apa hak-hak anak, apa kewajiban orang tua kepada anak, sehingga tidak ada ketimpangan dalam menjalankan kehidupan yg juga hadiah Tuhan ini. Tiap orang paling tidak dapat bertanggung jawab atas opsi yg dia buat.



Ditulis secara berdikari oleh @qoni77
Sumber referensi ini​
Hari ini 14:46
 
 URL Pendek:

| JAKARTA | BANDUNG | PEKANBARU | SURABAYA | SEMARANG |

Back
Atas.