• Saat ini anda mengakses IndoForum sebagai tamu dimana anda tidak mempunyai akses penuh untuk melihat artikel dan diskusi yang hanya diperuntukkan bagi anggota IndoForum. Dengan bergabung maka anda akan memiliki akses penuh untuk melakukan tanya-jawab, mengirim pesan teks, mengikuti polling dan menggunakan feature-feature lainnya. Proses registrasi sangatlah cepat, mudah dan gratis.
    Silahkan daftar dan validasi email anda untuk dapat mengakses forum ini sepenuhnya sebagai anggota. Harap masukkan alamat email yang benar dan cek email anda setelah daftar untuk validasi.

[BA-Article] Jesus's teen life at India? Nonsense!

r3ck0rd

IndoForum Activist E
No. Urut
35305
Sejak
6 Mar 2008
Pesan
10.527
Nilai reaksi
117
Poin
63
Saya baru saja kemarin membaca sekilas buku "Tahun-Tahun Yesus yang hilang" di toko buku Gramedia Taman Anggrek (bukan iklan-red). Itu tentang cerita waktu Yesus berumur 12-30 tahun, Ia pergi ke timur, menyatakan dirinya sebagai Yus Asaf, Anak Allah yang Mahatinggi, melakukan pekerjaan-pekerjaan yang baik, dan mempelajarri kitab suci Hindu, Veda. Lalu ia melanjutkan perjalananya untuk menimba ilmu kembali ke barat, ke Persia, untuk belajar banyak hal, lalu kembali ke Israel pada umur 30 tahun, untuk dibaptis dan mengajar di tengah masyarakat Yahudi. Saya sedikit tertawa membacanya karena semua argumen "faktual" yang ada dalam buku tersebut dapat dipatahkan dalam berberapa poin penting di bawah ini:

1. Kualifikasi orang Yahudi untuk menjadi pengajar Taurat adalah belajar di sinagoge, sampai orang tersebut lulus sekolah formal terakhir, yaitu kira-kira pada waktu orang itu berumur 30 tahun. Jika Yesus tidak melewati tahun-tahun sekolah ini, maka Yesus tidak akan bisa diterima menjadi pengajar dengan cara apapun, karena pengajaran Yesus saat itu, kita dapat katakan, sangat radikal.
2. Yesus tidak lahir di keluarga yang kaya. Yesus lahir di keluarga tukang kayu. Tukang kayu bukan pekerjaan yang kaya. Itu adalah pekerjaan kelas rendah. Jadi Yusuf dan Maria tidak mungkin membiayai "study tour" nya Yesus, selama 17 tahun!
3. Satu-satunya kasta Yahudi yang biasanya memerlukan perjalanan yang cukup jauh adalah para pedagang. Yang kita tahu, Yusuf bukan pedagang.
4. Jika Yesus mau mengajar Taurat, maka Ia harus belajar Taurat, bukan kitab Weda!
5. Kita dapat menemukan banyak "keyahudian" dalam pengajaran dan perilaku Yesus. Jika Yesus tidak tumbuh di komunitas Yahudi, bagaimana bisa Dia "yahudi banget"? Dan jika Ia berpergian jauh dari tempat asalnya, lebih lama dari waktu Ia kecil, bukankah mudah bagi Dia untuk berakulturasi dengan gaya hidup atau adat sekitarnya?
6. Saya akan tertawa lebih lagi jika ada orang yang bilang, Yesus kan maha kuasa, Ia dapat melakukan apa saja, yadayada-nonsense. Jika benar demikian, maka tidak perlu ada cerita Yesus harus belajar ini itu. Karena Allah mau Yesus tumbuh sebagai seorang Yahudi yang normal. Tahulah, bersekolah, berteman, membantu pekerjaan Ayah, memperhatikan adik-adik, dan merasakan hidup sebagai manusia.

Saya harap setelah membaca artikel ini, anda tidak akan terjatuh lagi oleh perangkap yang serupa.
GBU n JLU,
Calvin Limuel
 
Lah gw liat judulnya aja nggak mungkin /swt

kalau ditanya alasan gampang kok /gg Alkitab bagi gw adalah jalan hidup !!! Itu yang akan gw percayai sampai kapan pun /ok

Lagipula nonsense banget ditulis Dia dibawa ke bait Allah dan Dia bisa ada di India =))
 
kan setelah Yesus dibawa ke bait Allah :D
 
kalo Yesus dititipin ke temen ato dapat beasiswa gmn? :D
 
lah kan siapa tau aja :D
Paulus bisa belajar sama Gamaliel gmn tuh hehe
 
Sekedar melengkapi:
Banyak diantara penganut New Age (aliran Zaman Baru) menyatakan bahwa sewaktu kanak-kanak Yesus pergi ke India untuk belajar dari para guru agama Hindu. Menurut mereka, Ia kemudian kembali ke Israel dan melakukan mukjizat-mukjizat yang Dia pelajari dari para guru ini, dan menyampaikan ajaran-ajaran yang diperoleh-Nya dari mereka.

Pemikiran seperti ini sungguh tidak masuk akal.
Pertama-tama, ajaran Yesus mengenai Allah tidaklah bersifat panteistik (”semua adalah Allah”) sebagaimana yang dianut oleh para guru di India.
Yesus tidak pernah mengambil kutipan dari kitab Wedha agama Hindu, tetapi selalu dari Kitab Perjanjian Lama Yahudi yang menganut Yudaisme yang mengenal hanya satu Allah (baca Markus 12:29).

TIDAK ADA bukti sah yang menyatakan bahwa Yesus belajar di India.
Meskipun kitab Injil tidak menggambarkan secara lengkap mengenai masa kecil Yesus, namun ada bukti tidak langsung yang meyakinkan bahwa Ia tetap tinggal di tanah Palestina. Lukas 2:52 meringkaskan kehidupan Yesus sejak berusia 12 tahun: “Dan Yesus makin bertambah besar dan bertambah hikmat-Nya dan besar-Nya, dan makin dikasihi oleh Allah dan manusia.”

Yesus tentu saja adalah Allah dan juga manusia sekaligus. Sebagai Allah Dia adalah mahatahu (maha-mengetahui) dan maha-bijak; Dia tidak akan “bertambah hikmat-Nya” dari segi keilahian. Dari segi kemanusiaan-Nya, Ia mungkin bertambah hikmat sebagaimana juga dengan kanak-kanak Yahudi lainnya dengan belajar dari Kitab-kitab Perjanjian Lama (Mazmur 1:2) dan dengan belajar dari orang-orang yang lebih tua.

Di lingkungan masyarakat Yesus dikenal sebagai seorang tukang kayu (Markus 6:3) dan anak seorang tukang kayu (Matius 13:55). Adalah merupakan suatu kebiasaan di kalangan masyarakat Yahudi bagi para ayah mengajarkan sesuatu keahlian kepada anak-anak mereka. Yusuf juga tentulah telah mengajarkan Yesus keahlian bertukang karena Ia tinggal tetap di daerah Palestina. Keahlian ini senyatanya mempunyai peranan penting dalam kehidupan-Nya karena beberapa perumpamaan dan ajaran-Nya didasarkan pada pengalaman bertukang itu. Misalnya, Ia mencontohkan mengenai membangun rumah diatas batu dibandingkan dengan diatas pasir (Matius 7:24-27).

Lukas 4:16 adalah kata kunci untuk menolak pemikiran bahwa Yesus pergi ke India. Pada awal tiga tahun pelayanan-Nya, Yesus “datang ke Nazaret tempat Ia dibesarkan, dan menurut kebiasaan-Nya pada hari Sabat Ia masuk ke rumah ibadat, lalu berdiri hendak membaca dari Alkitab.” Yesus dibesarkan di Nazaret, bukan India, dan kebiasaan-Nya mengunjungi rumah ibadat (sinagoga), bukan kuil Hindu.

Dalam kisah tersebut selanjutnya, ketika Yesus selesai membaca, “Dan semua orang itu membenarkan Dia dan mereka heran akan kata-kata yang indah yang diucapkan-Nya, lalu kata mereka: ‘Bukankah Ia ini anak Yusuf?’” (Lukas 4:22). Mereka yang berada di rumah ibadat itu mengenal Yesus sebagai penduduk setempat.

Perlu juga dicatat bahwa Yesus membaca dari Kitab Perjanjian Lama. Kitab Perjanjian Lama, yang dihargai oleh Yesus (baca Matius 5:18), yang mengingatkan orang agar menjauhkan diri dari allah-allah dan ajaran agama palsu (Keluaran 20:2-3; 34:14; Ulangan 6:14; 13:10; 2 Raja-Raja 17:35) — ini tentu mencakup Hinduisme. Perjanjian lama dengan tegas membedakan antara ciptaan dan Sang Pencipta, berbeda dengan ajaran panteisme Timur (Hindu), dan mengajarkan perlunya penebusan, bukan pencerahan.

Author: Dr. Ron Rhodes of Reasoning from the Scriptures Ministries. Translated by: Mangalan
 
@indonesiaku
yah namanya juga berandai-andai :D
@constantine
makasih /no1
 
 URL Pendek:

| JAKARTA | BANDUNG | PEKANBARU | SURABAYA | SEMARANG |

Back
Atas.