• Saat ini anda mengakses IndoForum sebagai tamu dimana anda tidak mempunyai akses penuh untuk melihat artikel dan diskusi yang hanya diperuntukkan bagi anggota IndoForum. Dengan bergabung maka anda akan memiliki akses penuh untuk melakukan tanya-jawab, mengirim pesan teks, mengikuti polling dan menggunakan feature-feature lainnya. Proses registrasi sangatlah cepat, mudah dan gratis.
    Silahkan daftar dan validasi email anda untuk dapat mengakses forum ini sepenuhnya sebagai anggota. Harap masukkan alamat email yang benar dan cek email anda setelah daftar untuk validasi.

[ask] Konsep keselamatan menurut Buddha

e-antz

IndoForum Beginner E
No. Urut
34039
Sejak
23 Feb 2008
Pesan
522
Nilai reaksi
2
Poin
18
Seperti judulnya, bagaimana konsep keselamatan menurut buddha

Sebelumnya aku minta maaf karena membuat postingan ini hampir di semua sub-forum religi. Ini aku lakukan bukan untuk mengajak berdebat atau membanding-bandingkan konsep keselamatan menurut agama satu dengan lainnya. Ini semua semata-mata hanya tugas kuliah. Dan kuliahnya pun gak akan membanding-bandingkan juga. Cuma sebagai informasi aja. Aku juga akan meringkas semua info yang aku dapat secara obyektif. Aku sengaja mencari info di sini karena di sini memang ada komunitas religi. Dan dengan yang jawab gak cuma satu orang aja jadi bisa saling melengkapi.

Nah, tolong dijawab ya. Kalau bisa singkat dan dengan bahasa yang jelas. Maksudnya jangan banyak menggunakan istilah agama. Kalaupun ada tolong diberi penjelasan. Ini menghindari salah penafsiran aja. Anggap aja aku bener-bener orang awam.

Tugas ini aku kumpul rabu siang. Jadi kalau bisa sebelumnya sudah ada jawaban ya..:D

Terima kasih sebelumnya temen2 IF..>:D<
 
maaf. Maksud keselamatan itu selamat dari apa ?

Dalam ajaran Budha ada selamat dari penderitaan. Semua ajaran sang Budha bertujuan memutuskan akar dari penderitaan, sehingga penderitaan tidak muncul lagi. :)
 
maaf. Maksud keselamatan itu selamat dari apa ?

Dalam ajaran Budha ada selamat dari penderitaan. Semua ajaran sang Budha bertujuan memutuskan akar dari penderitaan, sehingga penderitaan tidak muncul lagi. :)

begini, mungkin dalam bahasa sehari-harinya yg aku maksud itu bagaimana supaya bisa masuk surga..
begitu kira2..

makasih..:D
 
begini, mungkin dalam bahasa sehari-harinya yg aku maksud itu bagaimana supaya bisa masuk surga..
begitu kira2..

makasih..:D

kalau ingin masuk surga..
ya berbuat baik saja...

tapi tujuan agama buddha bkn masuk surga.. /hmm
 
begini, mungkin dalam bahasa sehari-harinya yg aku maksud itu bagaimana supaya bisa masuk surga..
begitu kira2..

makasih..:D

Mnrt ajaran sang Budha, sorga itu sendiri tidaklah kekal abadi. Sorga memiliki waktu yg lebih lama, karena ia berwujud/ memiliki kondisi, akhirnya akan musnah juga jika waktunya tiba.

Dalam ajaran sang Budha, ada keadaan yg tak berkondisi yg dinamakan Nibbana. Tetapi ini bukanlah tempat. Tetapi keadaan. Sesuatu yg ada, tetapi tidak memiliki kondisi, karenanya abadi.

nibbana ini dicapai dengan padamnya kemelekatan. Untuk bisa mencapai keadaan tanpa melekat, seseorang harus menempuh jalan Sila (pantangan), agar bisa mencapai Samadhi dan kemudian mencapai Panna( bijaksana) setelah itu dengan panna seseorang bisa mengimplementasikan sila dengan lebih halus( lebih natural). Secara umum 3 hal ini dijalankan dalam 8 jalan utama ariya.

Dalam menjalankan semua itu, kemelekatan seseorang akan hal2 duniawi akan berkurang tentunya penderitaan pun berkurang jauh. Dan akhirnya dia sama sekali sudah tak melekat pada apapun. Itulah dikatakan terbebas dari penderitaan secara total. Keadaan ini disebut Nibbana.

Jika tidak melekat, maka tidak bersandar pada apapun lagi, karenannya tidak ada lagi rasa takut. Jika tak ada rasa takut maka tidak ada sesuatu apapun yg bisa menakutkan (kita) lagi.
 
Terimakasih akiong..
Penjelasannya cukup jelas..

Jadi pointnya:

  • Surga dalam agama buddha tidaklah kekal

  • yg kekal adalah yg disebut nibbana (bukan suatu tempat melainkan keadaan dimana tidak ada kemelekatan)

  • Untuk mencapai keadaan nibbana : Sila -> samadhi -> panna. Proses ini dijalankan berulang-ulang supaya mencapai keadaan dimana tidak ada kemelekatan)

Begitukah? Tolong diperbaiki jika ada kesalahan untuk menghindari salah persepsi..

Oya..kalau boleh tanya satu lagi. biar tambah jelas sekalian..
Misal orang meninggal sebelum mencapai keadaan nibbana. Lalu kemana jiwa orang tersebut? apakah hilang, atau bagaimana?

Terima kasih..:D
 
@e-antz,

untuk point2 anda, saya tambahkan sedikit (menurut pengetahuan saya)
* Surga (dan neraka) bukanlah sesuatu yang kekal, Surga dan neraka hanyalah alam kehidupan (sama seperti alam manusia), dalam agama Buddha ada 31 alam kehidupan.

* Nibanna adalah suatu kondisi dimana kita telah berhasil lepas dari kemelekatan (menghancurkan : Lobha - Keserakahan, Moha - kebodohan batin dan Dosa - Kebencian)
Note: Dosa adalah dalam bahasa sansekerta atau pali bukan bahasa indonesia.
Nibanna dapat dicapai saat kita masih hidup yang artinya Nibanna bukanlah suatu tempat yang hanya bisa dicapai setelah seseorang meninggal.

* Untuk mencapai Nibanna kita harus menjalankan Jalan Tengah beruas 8 yang dapat dikelompokkan menjadi 3 group besar yaitu Sila, Samadhi dan Panna. Ke - 8 hal ini saling berkaitan dan mempengaruhi jadi umat Buddha harus berusaha untuk menjalankan semuanya bukan satu per satu (bertahap) melainkan seperti suatu segitiga sama sisi dimana semuanya saling mempengaruhi.

Dalam agama Buddha ada konsep Anatta (Tanpa Aku/jiwa/roh). agama Buddha tidak memiliki pemahaman tentang jiwa, yang ada adalah kesadaran. bila seseorang belum mencapai Nibanna, maka orang tersebut akan terlahir disalah satu dari 31 alam kehidupan berdasarkan karma2 (perbuatan2) yang telah dilakukan sebelumnya. Kondisi ini akan terus berulang sampai orang tersebut mencapai Nibanna.

Berikut ini adalah kata2 sang Buddha yang dapat menggambarkan inti ajaran sang Buddha:

Perbanyak kebaikan,
Hindari kejahatan
Sucikan hati dan pikiran
Itulah inti ajaran semua Buddha.
 
Terimakasih akiong..
Penjelasannya cukup jelas..

Jadi pointnya:

  • Surga dalam agama buddha tidaklah kekal

  • yg kekal adalah yg disebut nibbana (bukan suatu tempat melainkan keadaan dimana tidak ada kemelekatan)

  • Untuk mencapai keadaan nibbana : Sila -> samadhi -> panna. Proses ini dijalankan berulang-ulang supaya mencapai keadaan dimana tidak ada kemelekatan)

Begitukah? Tolong diperbaiki jika ada kesalahan untuk menghindari salah persepsi..

Oya..kalau boleh tanya satu lagi. biar tambah jelas sekalian..
Misal orang meninggal sebelum mencapai keadaan nibbana. Lalu kemana jiwa orang tersebut? apakah hilang, atau bagaimana?

Terima kasih..:D

Saudara carodhammo telah melengkapi apa yg saya jelaskan. Thx

Org meninggal sebelum berhasil mencapai nibbana. Jiwa nya biasanya akan parkir di neraka, atau bisa langsung terlahir di alam2 lainnya. (Ada 31 alam.)

Jiwa tidak akan hilang, hanya berubah keberadaanya yakni berada di dimensi yg lain. Kira2 bgt.

Jika lebih dalam, ajaran sang Budha mengatakan bahwa sesungguhnya manusia itu anatta. Artinya tidak ada inti diri nya. Jika seseorang telah mencapai kesadaran murni, maka 'AKU' ini sudah tak ada. jika memahami lebih dalam AJARAN SANG BUDHA.
 
oke teman2..
terima kasih buat bantuannya..
penjelasan yang diberikan sudah cukup jelas sekali..

sekali lagi terima kasih ya..>:D<
 
semua hal di dunia nyata, orang2 harus berusaha sendiri. Berkat Tuhan hanyalah bantuan, jika diri sendiri tidak bertambah kesadaran, maka berkat Tuhan itu menjadi percuma- sia2 bagi diri yg bersangkutan.

Dosa bisa diampuni, tetapi jika kesadaran seseorang tidak termotivasi untuk bertambah sadar maka pengampunan itu menjadi hal yg sia2.

Buah dari Dosa adalah maut. Dosa memang merupakan hal yg buruk. Seseorang hendaklah dimotivasikan kesadarannya agar bisa terbangun, salah satu caranya adalah pengampunan dosa. Orang yg banyak dosa/ karma buruk , perjalanan rohaninya akan banyak gangguan, akan mendapatkan banyak kesulitan. Jadi Berkat Tuhan, pertolongan awal dari entitas suci memang sangat diperlukan. Asalkan bisa didapat dalam koridor cinta kasih tak bersyarat.

Tuhan walaupun ADA, tetapi bagi seorang yg melepaskan belenggu kemelekatan , maka Tuhan itu tidak bisa dijadikan sandaran, karena sandaran adalah kemelekatan. Entitas2 suci walaupun ada, tetapi tidak bisa dijadikan sebagai sandaran bagi seorang yg benar2 melepas kebelengguan dan serius menuju keadaan tanpa kemelekatan.

Hal ini tidaklah berlaku bagi orang2 yg menggunakan (kesempatan ) lebel kesucian yg diakui masyarakat untuk mengejar nama baik, ketenaran, posisi keuangan institusi yg dipimpinnya, dan terjerumus larut dalam ketenaran atas metode2nya pengajarannya dan kemampuan meditasinya. Orang2 seperti ini sangat susah bisa menyentuh keadaan tanpa kemelekatan yg sejati. Semua perjalanan rohaninya menjadi sebuah dagelan. Padahal awalnya org tersebut memiliki semangat yg murni. Duniawi dalam rohani dan rohani dalam duniawi adalah sebuah tantangan. Orang2 sangat bijak pun belum tentu berhasil memadukannya dgn harmonis. :)
 
dalam buddhisme ada ucapan

Jadilah pulau bagi dirimu sendiri.
yang artinya, buatlah dirimu menjadi pelindung bagi dirimu juga.
 
SuinSuin MiMi........sangat misterius......
Logika kebenaran Sejati terlalu luas diungkapkan dgn kata-kata.....
lebih realis jika dilakukan setahap demi setahap......:D
 
setahap tetapi menyeluruh. Setahap tapi semua aspek dijalankan setahap. Dan kemudian demi setahap, semua aspek bergerak melaju lagi demi setahap. dengan demikian kita akan tahu ada beberapa aspek kita bisa meluncur cepat, sedangkan beberapa yg lainnya tersendat-sendat setahap demi setahap..
( tidak ada yg sempurna )
 
 URL Pendek:

| JAKARTA | BANDUNG | PEKANBARU | SURABAYA | SEMARANG |

Back
Atas.