• Saat ini anda mengakses IndoForum sebagai tamu dimana anda tidak mempunyai akses penuh untuk melihat artikel dan diskusi yang hanya diperuntukkan bagi anggota IndoForum. Dengan bergabung maka anda akan memiliki akses penuh untuk melakukan tanya-jawab, mengirim pesan teks, mengikuti polling dan menggunakan feature-feature lainnya. Proses registrasi sangatlah cepat, mudah dan gratis.
    Silahkan daftar dan validasi email anda untuk dapat mengakses forum ini sepenuhnya sebagai anggota. Harap masukkan alamat email yang benar dan cek email anda setelah daftar untuk validasi.

Apakah Anda Belajar Untuk Lulus Atau Belajar Untuk Kehidupan?

steven yan

IndoForum Junior D
No. Urut
208832
Sejak
2 Jan 2013
Pesan
1.870
Nilai reaksi
23
Poin
38

Sebuah video pidato dari Erica Goldson di Youtube menjadi begitu fenomenal. Ini menjadi semacam 'pidato pengakuan' yang dilakukan siswi terbaik di sekolahnya itu. Vemale akan mengulas sejenak pada Anda.

Ladies, sejak kecil kita dididik untuk mau belajar. Semakin rajin mengerjakan pe-er, rajin belajar dan mendapat nilai yang bagus saat ulangan, maka kita dinilai 'bagus'. Namun seringkali kita lupa pada hakekat 'belajar' itu sendiri. Itulah yang dirasakan oleh Erica.

RdAg.jpg

Dalam pidatonya yang seharusnya menjadi momen membanggakan itu, Erica mengakui bahwa dirinya takut. Mengapa?

Erica memang adalah siswi terpandai di sekolahnya. Ia memang selalu mendapatkan nilai terbaik dan seharusnya bisa bangga dengan dirinya saat mengucapkan pidato tersebut. Namun setelah direnungkan, ia mengakui bahwa dirinya tidaklah lebih pintar dari teman-temannya.

Selama ini Erica hanya menjalankan apa yang diperintahkan padanya. PR, ulangan, dan aturan sekolah. Ia hanya mengikuti aturan tersebut begitu saja agar ia terhindar dari hukuman, tidak lulus dan formalitas lainnya. Kenyataan ini mungkin menunjukkan betapa rajin dan tertibnya Erica. Setelah ini ia akan lulus, mendapatkan ijazah dan siap bekerja.

Namun Erica adalah seorang manusia yang berpikir dan mencari pengalaman hidup, bukan pekerja. Menurutnya pekerja adalah orang yang terjebak dalam rutinitas dan sistem yang mengatur serta membatasi mereka.

"Sekarang, saya telah berhasil menunjukkan kalau saya adalah budak terpintar. Saya melakukan apa yang disuruh kepadaku secara ekstrim baik. Di saat orang lain duduk melamun di kelas dan kemudian menjadi seniman yang hebat, saya duduk di dalam kelas rajin membuat catatan dan menjadi pengikut ujian yang terhebat." ujar Erica.

Semua rutinitas pendidikan formal yang ia jalani membuatnya terbiasa untuk tekun, namun tidak terbiasa untuk menyadari 'pelajaran' yang sebenarnya. Hal inilah yang membuatnya takut untuk melangkah setelah kelulusan tiba.

Dalam pidatonya, ia nampak menyesali karena semasa sekolah ia seperti tidak 'hidup'. Saat temannya lupa mengerjakan PR karena sibuk mengerjakan hobi mereka, Erica memang sudah siap dengan PR yang tuntas dikerjakan. Saat teman-temannya membuat lirik lagu, Erica memang sudah memiliki catatan pelajaran atau bahkan mengambil ekstra SKS.

Karena sibuk belajar, Erica tak sempat memikirkan hobi dan hal apa yang diinginkannya. Ia pun belajar hanya demi lulus, bukan sebenar-benarnya belajar untuk mempersiapkan hidup di masa depan. Hal inilah yang menjadi pengakuan terpendam Erica, betapa rutinitas sekolah ternyata membuatnya kini terhenyak bahwa ia hanya belajar untuk lulus.

Pidato Erica ini memberikan pelajaran bagi kita yang belajar, kita yang akan membelajari dan kita yang akan memiliki anak-anak kita nantinya. Semua orang memang butuh berprestasi, butuh bekal teori, namun jangan lupa untuk memenuhi bekal hidup.

Masa muda adalah masa yang baik untuk memiliki impian, memiliki apa yang Anda inginkan dan berusaha mewujudkannya. Jangan terjebak dalam rutinitas sekolah yang memenjarakan, namun imbangi dengan kehidupan sosial dan kehidupan untuk Anda sendiri.
 
banyak yang belajar hanya mengejar ijazah, akan tetapi untuk kerja sesungguhnya mereka tidak bisa,
 
iya juga yah kalo dipikir kita belajar hanya menurut dengan aturan yang ada
karena gak mau kena hukuman..
harus nya belajar dengan prestasi yang bagus ditambah kita bisa mengeksplorasi apa yang kita suka misal hobby yang menjadi kesukaan nya..
karena hidup ini gak hanya butuh dengan ijazah aja tapi dengan pengalaman juga..
 
Dua-duanya gan. Lulus dengan nilai bagus kemungkinan kehidupan akan lebih baik, apalagi kalau di luar negeri. Cuman di Indonesia para pencari ilmu ditelantarkan. Ironi
 
Dua2nya perlu. Sekolah untuk mencari skill, skill itulah yg nanti utk mencari nafkah. Tapi utk bisa skill itu "dijual" ke perusahaan, juga diperlukan nilai2 yg bagus dari sebuah ijazah sebagai syarat minimal.
 
 URL Pendek:

| JAKARTA | BANDUNG | PEKANBARU | SURABAYA | SEMARANG |

Back
Atas.