yan raditya
IndoForum Addict E
- No. Urut
- 163658
- Sejak
- 31 Jan 2012
- Pesan
- 24.461
- Nilai reaksi
- 72
- Poin
- 48
Petugas Satreskrim Polsek Karangawen, Demak, berhasil meringkus dua pencuri spesialis kendaraan bermotor. Aksi kambuhan mereka terungkap berkat kreativitas pengembangan penyelidikan kepolisian.
Keduanya adalah Luqman Hakim (22), warga Dukuh Girikusumo RT 01 RW 03, Desa Banyumeneng, Kecamatan Maranggen, Demak, dan J (16), warga Desa Kemiri, Kecamatan Gubug, Grobogan. Luqman tercatat sebagai residivis kasus pencurian.
Alap-alap motor yang licin bersembunyi ini tertangkap setelah seorang polwan dari Polsek Karangawen mengajaknya berkenalan. Berdalih SMS nyasar, polisi yang telah mengantongi nomor ponsel Luqman ini mengaku sebagai janda genit.
Dinding keimanan ayah satu anak itu akhirnya jebol. Ya, Luqman tergoda oleh rayuan manis si janda palsu.
Mereka kemudian sepakat kopi darat atau bertemu di sebuah warung bakso di Karangawen. Luqman tak sadar masuk dalam jaring aparat negara.
"Dari kopdar itulah kami membekuk Luqman di warung bakso, Senin sore kemarin. Ternyata dia tak sendiri, datang bersama Junihata. Sama-sama maling motor. Kami sekaligus membekuk Junihata. Mereka terjebak SMS anggota kami," ungkap Kapolsek Karangawen, AKP M Kholil, kepada Tribun Jateng, Selasa (12/1).
Menurut Kholil, keduanya mencuri satu unit motor jenis Honda Supra bernomor polisi H4503JN pada akhir November lalu. Motor itu dibawa kabur dari depan sebuah warung di Dukuh Waruk, Desa/Kecamatan Karangawen, sekitar pukul 20:00.
Hanya butuh beberapa kejap bagi dua alap-alap ini beraksi. Pemilik motor yang dicuri jelas kebingungan ketika kendaraan kesayangannya mendadak raib.
"Keduanya memang pencuri ulung sepeda motor. Luqman ini baru empat bulan lalu keluar dari penjara. Kasusnya sama, pencurian motor di Demak, " terang Kholil.
Berapa banyak motor yang sudah digondol? Luqman mengaku selama dua tahun sudah mencuri 14 motor.
Lokasinya tersebar di Purwodadi, Mranggen, dan Karangawen. Adapun J sudah mencuri tiga unit motor.
J sudah putus sekolah sejak SD. Pergaulan membawanya ke dunia hitam berupa pencurian kendaraan.
"Benar tidaknya pengakuan mereka, masih kami dalami. Kasus ini masih dalam proses penyidikan dan pengembangan polisi," terang Kholil.
Dia meminta warga selalu berhati-hati. Pengakuan Luqman yang hanya butuh waktu sebentar dalam membawa kabur kendaraan menjadi pelajaran berharga.
Menurut Kholil, kendaraan perlu dilengkapi kunci ganda. Kewaspadaan juga harus selalu dipasang tinggi, tidak lengah setelah memarkir motor.
Pihaknya terus menelusuri keberadaan para penadah motor curian Luqman dan J. Kholil yakin mereka akan segera tertangkap.
Adapun Luqman hanya bisa tertunduk lesu menyesali perbuatannya. Dia mengaku kumat mencuri motor lantaran terbentur masalah ekonomi.
Sebagian hasil dari mencuri dia gunakan untuk berfoya-foya. Luqman gemar minum-minuman keras dan main wanita.
"Biaya hidup mahal, apalagi saya pengangguran. Begitu keluar dari bui, bingung mau cari penghasilan. Uang mencuri saya gunakan mencukupi kebutuhan hidup keluarga sehari-hari dan bersenang-senang," tutur Luqman.
Bagaimana rasanya dijebak polisi? "Saya kapok," ujarnya singkat.
Tidak jelas perasaan jera itu menyangkut kejahatannya atau tertipu mentah-mentah "si janda genit". Yang jelas, Luqman bersama J harus merasakan pahitnya tinggal di dalam sel tahanan.
Keduanya adalah Luqman Hakim (22), warga Dukuh Girikusumo RT 01 RW 03, Desa Banyumeneng, Kecamatan Maranggen, Demak, dan J (16), warga Desa Kemiri, Kecamatan Gubug, Grobogan. Luqman tercatat sebagai residivis kasus pencurian.
Alap-alap motor yang licin bersembunyi ini tertangkap setelah seorang polwan dari Polsek Karangawen mengajaknya berkenalan. Berdalih SMS nyasar, polisi yang telah mengantongi nomor ponsel Luqman ini mengaku sebagai janda genit.
Dinding keimanan ayah satu anak itu akhirnya jebol. Ya, Luqman tergoda oleh rayuan manis si janda palsu.
Mereka kemudian sepakat kopi darat atau bertemu di sebuah warung bakso di Karangawen. Luqman tak sadar masuk dalam jaring aparat negara.
"Dari kopdar itulah kami membekuk Luqman di warung bakso, Senin sore kemarin. Ternyata dia tak sendiri, datang bersama Junihata. Sama-sama maling motor. Kami sekaligus membekuk Junihata. Mereka terjebak SMS anggota kami," ungkap Kapolsek Karangawen, AKP M Kholil, kepada Tribun Jateng, Selasa (12/1).
Menurut Kholil, keduanya mencuri satu unit motor jenis Honda Supra bernomor polisi H4503JN pada akhir November lalu. Motor itu dibawa kabur dari depan sebuah warung di Dukuh Waruk, Desa/Kecamatan Karangawen, sekitar pukul 20:00.
Hanya butuh beberapa kejap bagi dua alap-alap ini beraksi. Pemilik motor yang dicuri jelas kebingungan ketika kendaraan kesayangannya mendadak raib.
"Keduanya memang pencuri ulung sepeda motor. Luqman ini baru empat bulan lalu keluar dari penjara. Kasusnya sama, pencurian motor di Demak, " terang Kholil.
Berapa banyak motor yang sudah digondol? Luqman mengaku selama dua tahun sudah mencuri 14 motor.
Lokasinya tersebar di Purwodadi, Mranggen, dan Karangawen. Adapun J sudah mencuri tiga unit motor.
J sudah putus sekolah sejak SD. Pergaulan membawanya ke dunia hitam berupa pencurian kendaraan.
"Benar tidaknya pengakuan mereka, masih kami dalami. Kasus ini masih dalam proses penyidikan dan pengembangan polisi," terang Kholil.
Dia meminta warga selalu berhati-hati. Pengakuan Luqman yang hanya butuh waktu sebentar dalam membawa kabur kendaraan menjadi pelajaran berharga.
Menurut Kholil, kendaraan perlu dilengkapi kunci ganda. Kewaspadaan juga harus selalu dipasang tinggi, tidak lengah setelah memarkir motor.
Pihaknya terus menelusuri keberadaan para penadah motor curian Luqman dan J. Kholil yakin mereka akan segera tertangkap.
Adapun Luqman hanya bisa tertunduk lesu menyesali perbuatannya. Dia mengaku kumat mencuri motor lantaran terbentur masalah ekonomi.
Sebagian hasil dari mencuri dia gunakan untuk berfoya-foya. Luqman gemar minum-minuman keras dan main wanita.
"Biaya hidup mahal, apalagi saya pengangguran. Begitu keluar dari bui, bingung mau cari penghasilan. Uang mencuri saya gunakan mencukupi kebutuhan hidup keluarga sehari-hari dan bersenang-senang," tutur Luqman.
Bagaimana rasanya dijebak polisi? "Saya kapok," ujarnya singkat.
Tidak jelas perasaan jera itu menyangkut kejahatannya atau tertipu mentah-mentah "si janda genit". Yang jelas, Luqman bersama J harus merasakan pahitnya tinggal di dalam sel tahanan.