facebookeb
IndoForum Senior A
- No. Urut
- 210735
- Sejak
- 9 Jan 2013
- Pesan
- 7.471
- Nilai reaksi
- 96
- Poin
- 48
Beberapa pria yang sudah siap mengenakan perlindungan tubuh pun bersiap menuju satu titik sungai Pelus yang memiliki mata air di Gunung Slamet. Mereka hendak memulai aktivitas yang selama ini jarang dikenal masyarakat luas di Indonesia, canyoneering.
Aktivitas canyoneering merupakan kegiatan alam bebas yang berbasis penelusuran sungai, ngarai atau jurang, air terjun dengan menggabungkan teknik dalam kegiatan alam bebas pada umumnya seperti rapelling, scrambling, berenang hingga naik gunung.
Penyusuran sungai dalam aktivitas canyoning, kerap dilakukan di Sungai Pelus yang berhulu di lereng Gunung Slamet. Dengan kontur sungai yang sempit di hulu dengan berbagai bentuk medan, mulai dari ngarai hingga air terjun membuat Sungai Pelus menjadi tempat favorit melakukan aktivitas canyoning.
Untuk menyusuri Sungai Pelus, minimal membutuhkan waktu enam hingga delapan jam dalam satu hari. Perjalanan canyoning di Sungai Pelus, dimulai dari titik masuk yang berada di salah satu hulu Sungai Pelus, yang berada di antara jalur alternatif Baturraden-Serang Purbalingga, dan berakhir hingga areal Curug Lawang di wilayah Karangsalam Banyumas.
Sinar mentari masih tampak malu-malu di antara pepohonan tinggi di kawasan Baturraden, Banyumas, Jawa Tengah. Tak nampak lagi kabut pagi, saat beberapa pria berusaha mengenakan pelindung kepala dan pelampung yang menjadi pelindung dalam kegiatan alam bebas di kawasan selatan lereng Gunung Slamet.
Beberapa pria yang sudah siap mengenakan perlindungan tubuh pun bersiap menuju satu titik sungai Pelus yang memiliki mata air di Gunung Slamet. Mereka hendak memulai aktivitas yang selama ini jarang dikenal masyarakat luas di Indonesia, canyoneering.
Aktivitas canyoneering merupakan kegiatan alam bebas yang berbasis penelusuran sungai, ngarai atau jurang, air terjun dengan menggabungkan teknik dalam kegiatan alam bebas pada umumnya seperti rapelling, scrambling, berenang hingga naik gunung.
Jarak yang ditempuh sekitar 15 kilometer dengan menuruni delapan air terjun dan mengarungi beberapa kolam alami. Kali pertama penyusuran di sekitar lereng, dimulai dari sungai berair kecil yang berada di bawah kanopi hutan. Suasana hutan hujan tropis sangat terasa dengan keanekaragaman flora dan faunanya.
Kemudian mendekati titik akhir, rute yang dilalui lebih berupa sungai terbuka dengan dinding sungai yang relatif menyempit dan kolam alami yang lebar dan dalam. Curug Lawang yang berupa air terjun dengan bentukan gua akibat mengapit di antara dua tebing yang menyatu pada bagian atasnya, menjadi ikon menarik.
Sepanjang perjalanan, keseruan untuk menikmati segarnya air pegunungan sungguh terasa. Pun aktivitas alam ini menjadi unik dan menarik karena kerap melintasi areal persawahan warga untuk menyusur sungai. Koordinator komunitas Canyoning ID Purwokerto, Isro Adi Harso menuturkan, canyoning bisa menjadi salah satu alternatif wisata untuk meningkatkan nilai jual potensi kekayaan alam tersebut.
"Seperti aktivitas alam bebas lain, canyoning memiliki kendala yang lebih bersifat alam. Namun demikian hal itu dapat diatasi dengan penguasaan teknik dan standar peralatan memadai," ujarnya.
Kepala Bidang Pariwisata Dinas Pemuda Olahraga Budaya dan Pariwisata Banyumas, Descart Sotyo Djamtiko mengatakan canyoning merupakan bagian wisata alam yang baru untuk membangkitkan adrenalin.
"Untuk di Banyumas sendiri, kita memiliki banyak potensi untuk sungai-sungai yang kecil dengan debit air yang stabil tiap tahunnya. Karena itu, kami berusaha untuk menjadikan canyoning ini sebagai alternatif wisata baru di Banyumas," tuturnya.