yan raditya
IndoForum Addict E
- No. Urut
- 163658
- Sejak
- 31 Jan 2012
- Pesan
- 24.461
- Nilai reaksi
- 72
- Poin
- 48
Ini kabar baik untuk masyarakat Sidoarjo. Jika akan menuju Terminal Purabaya di Bungurasih, Waru, tak perlu bingung.
Mulai April ini, Damri membuka rute Porong-Bungurasih lewat jalan tol. Armada bus yang disiapkan untuk melayani rute sejauh 28 Km itu jumlahnya 30 unit dan setiap 10 menit bus melintas.
Sebagai persiapan pembukaan jalur, sudah terbangun 30 shelter di Sidoarjo. Mulai Jl Pahlawan-Candi-Tanggulangin dan Porong. Shelter itu berbeda dengan halte bus kota pada umumnya.
Posisi shelter lebih tinggi untuk menyamakan bus agar penumpang tidak perlu loncat baik saat naik atau turun.
Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Sidoarjo, Djoko Santosa, mengungkapkan, bus itu kondisinya baru dan bermerek. Bahkan bentuk bus berbeda dengan bus pada umumnya, bentuk deknya lebih tinggi sekitar 1 meter dari bus biasa.
"Itu hanya untuk membedakan saja dan warna busnya biru mencolok," ungkapnya, Senin (30/3/2015).
Mantan Kepala BPPT Pemkab Sidoarjo ini menjelaskan, bus itu melayani penumpang setiap 10 menit sehingga tidak terlalu lama menunggu. Penumpang yang akan menggunakan jasa bus tersebut tidak bisa sembarangan naik atau turun.
"Penumpang harus turun dan naik di shelter. Meski dicegat di jalan tak akan berhenti. Semua itu untuk keamanan dan kebaikan semua," tandasnya.
Terkait ongkos, tidak terlalu memberatkan karena menerapkan sistem jauh dekat Rp 5.000. Jumlah kursi untuk penumpang ada 45 kursi. Posisinya berhadap-hadapan (miring berhadapan).
Pada bagian tengah bus ada pegangan yang jumlahnya sekitar 40 pegangan. Di dalam bus juga tersedia AC sehingga penumpang tetap nyaman walau udara panas.
"Untuk sementara, penumpang ditarik ongkos di dalam bus. Ke depannya akan membeli tiket di shelter," terang Djoko Santosa.
Mulai April ini, Damri membuka rute Porong-Bungurasih lewat jalan tol. Armada bus yang disiapkan untuk melayani rute sejauh 28 Km itu jumlahnya 30 unit dan setiap 10 menit bus melintas.
Sebagai persiapan pembukaan jalur, sudah terbangun 30 shelter di Sidoarjo. Mulai Jl Pahlawan-Candi-Tanggulangin dan Porong. Shelter itu berbeda dengan halte bus kota pada umumnya.
Posisi shelter lebih tinggi untuk menyamakan bus agar penumpang tidak perlu loncat baik saat naik atau turun.
Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Sidoarjo, Djoko Santosa, mengungkapkan, bus itu kondisinya baru dan bermerek. Bahkan bentuk bus berbeda dengan bus pada umumnya, bentuk deknya lebih tinggi sekitar 1 meter dari bus biasa.
"Itu hanya untuk membedakan saja dan warna busnya biru mencolok," ungkapnya, Senin (30/3/2015).
Mantan Kepala BPPT Pemkab Sidoarjo ini menjelaskan, bus itu melayani penumpang setiap 10 menit sehingga tidak terlalu lama menunggu. Penumpang yang akan menggunakan jasa bus tersebut tidak bisa sembarangan naik atau turun.
"Penumpang harus turun dan naik di shelter. Meski dicegat di jalan tak akan berhenti. Semua itu untuk keamanan dan kebaikan semua," tandasnya.
Terkait ongkos, tidak terlalu memberatkan karena menerapkan sistem jauh dekat Rp 5.000. Jumlah kursi untuk penumpang ada 45 kursi. Posisinya berhadap-hadapan (miring berhadapan).
Pada bagian tengah bus ada pegangan yang jumlahnya sekitar 40 pegangan. Di dalam bus juga tersedia AC sehingga penumpang tetap nyaman walau udara panas.
"Untuk sementara, penumpang ditarik ongkos di dalam bus. Ke depannya akan membeli tiket di shelter," terang Djoko Santosa.