• Saat ini anda mengakses IndoForum sebagai tamu dimana anda tidak mempunyai akses penuh untuk melihat artikel dan diskusi yang hanya diperuntukkan bagi anggota IndoForum. Dengan bergabung maka anda akan memiliki akses penuh untuk melakukan tanya-jawab, mengirim pesan teks, mengikuti polling dan menggunakan feature-feature lainnya. Proses registrasi sangatlah cepat, mudah dan gratis.
    Silahkan daftar dan validasi email anda untuk dapat mengakses forum ini sepenuhnya sebagai anggota. Harap masukkan alamat email yang benar dan cek email anda setelah daftar untuk validasi.

9 Cara jitu bikin perceraian tak menakutkan bagi anak

Lampu Abang

IndoForum Beginner E
No. Urut
284246
Sejak
8 Jan 2015
Pesan
427
Nilai reaksi
10
Poin
18
Melebihi dari luka batin, orang tua yang bercerai dapat menimbulkan luka psikis pada anak yang masih sulit menerima perpisahan orang tua. Terkadang, anak-anak akan sampai pada suatu kesimpulan bahwa dirinyalah yang menjadi penyebab perpisahan orang tua. Dalam perceraian yang dilakukan oleh pasangan dewasa yang juga seorang orang tua, anaklah yang selalu menjadi korban ketidakharmonisan kehidupan rumah tangga.

Konsekuensi perceraian, bagaimanapun Anda melindungi buah hati Anda, adalah luka hati dalam diri anak. Hal ini kemudian dapat pula menjadi luka psikis dalam diri anak Anda, yang memiliki potensi merusak pembentukan karakter anak Anda. Sebagai orang tua, terdapat tindakan yang dapat Anda lakukan untuk meminimalisir dampak perceraian pada anak.

1. Yakinkan anak bahwa ia selalu dan tetap dicintai
Ketika salah satu orang tua tidak dapat memenuhi jadwal kunjungannya ke anak, anak sering menyalahkan diri sendiri. Mereka akan berpikir,Andai saja mereka jadi anak yang lebih baik, maka ayahnya tidak akan tidak datang. Alhasil harga diri anak bisa turun. Anda perlu terus meyakinkan anak bahwa ia dicintai sama seperti dulu.Katakan kepada mereka seperti ini; orang dewasa tetap bias berbuat salah dan kadang itu menyakiti orang-orang yang mencintainya. Ayahmu membatalkan janji padahal kehadirannya sangat ditunggu-tunggu itu salah. Tapi biar bagaimanapun ayahmu tetap sangat mencintaimu, saran Edward Teyber, Ph.D., seorang profesor psikologi di California State University, San Bernadino, dan penulis bukuHelping Children Cope With Divorce.

2. Jangan tutupi situasi
Orangtua kadang bersikap tidak konsisten dan anak bisa mengetahuinya. Orangtua atau dalam hal ini mantan Anda tidak bisa berkunjung karena sakitflu, itu bisa dipahami. Tapi jika pada hari yang sama ia bias berangkat kerja atau rapat dengan klien dan anak tahu itu, Anda tak perlu membela atau menutupi mantan Anda. Biarkan anak mengekspersikan kekecewaannya kepada ayahnya (atau ibunya) karena ingkar janji, kata terapis keluarga M. Gary Neuman, pencipta program terapi perceraian Sandcastles dan penulis bukuHelping Your Kids Cope With Divorce the Sandcastles Way.Biarkan anak melampiaskan perasaannya tanpa perlu Anda minta maaf atas nama mantan pasangan Anda.

3. Miliki rencana cadangan
Pihak orangtua yang tinggal bersama anak kadang harus siap dengan rencana cadangan bila pihak orangtua yang lain sering mengingkari janji pertemuan dengan anak. Pergi menonton, berjalan-jalan ke mal,berenang, bersepeda bersama, berkemah di halaman, dan lain sebagainya kegiatan yang disukai anak. Putuskan berapa lama kalian akan menunggu ibu/ayahnya datang. Misalnya kalian akan menunggu selama 30 menit maka katakana begini ke anak,Kita akan menunggu ibumu/ayahmu selama 30 menit. Jika dia tidak datang, mari kita pergi menonton.Jika anak mengungkapkan kekecewaannya, dengarkan saja tanpa perlu menghakimi pihak manapun.

4. Dorong anak untuk berbicara
Saat salah satu orang tua yang sudah berpisah mengecewakan anak, orang tua yang satunya lagi dapat mendorong anak untuk bicara langsung. Berbicara akan mengurangi rasa frustasi mereka. Jika anak belum siap untuk bicara langsung dengan ayah atau ibu yang mengecewakannya, tawarkan pilihan untuk menulis surat atau email.

5. Jadilah fleksibel
Jika Anda sebagai orang tua yang tidak lagi tinggal bersama anak dan kebetulan berhalangan memenuhi jadwal pertemuan dengan si buah hati, tawarkan hari lain sebagai kompensasi. Jika anak tidak setuju jadwal yang Anda tawarkan, tanyakan kepadanya hari apa yang dianggapnya paling baik untuk bertemu. Setelah mendapat kesepakatan, mintalah persetujuan dari mantan Anda alias ayah atau ibu yang memegang hak asuh anak. Penting bagi anak untuk tahu bahwa salah satu orang tuanya yang pergi meninggalkan rumah, menganggap pertemuan dengannya sebagai hal yang super penting.

6. Ciptakan sistem dukungan lingkungan yang kuat
Bekerjasamalah dengan orang dewasa lain yang peduli dengan anak Anda dalam pengasuhan sehari-hari, terutama di saat suasana masih 'panas' dan anak masih terguncang. Kehadiran mereka akan menambal perang orang tua yang 'hilang' dalam keseharian anak. Plus membantu Anda melewati masa duka.

7. Apapun yang terjadi jangan berkelahi di depan anak
Penelitian membuktikan, anak yang melihat langsung perkelahian-perkelahian orang tuanya, lebih sulit beradaptasi dengan kondisi baru dibanding anak yang orang tuanya tidak berkelahi di depan mereka.

8. Bertransisilah dengan damai
Meski orang tua sudah menjaga agar anak tidak tahu konflik ayah dan ibunya, anak tetap bisa merasakan suasana kaku dan tegang di antara kedua orang tua. Survei di Amerika Serikat menemukan, cukup banyak ayah-ayah yang bercerai akhirnya memutuskan untuk tidak menemui anaknya karena enggan bertemu mantan istri yang dianggap mereka bersikap sinis.
Harusnya setelah resmi bercerai, kedua orang tua sama-sama berusaha mendinginkan emosi. Tidak perlu berteman baik jika memang tidak bisa, cukup bersikap rasional dan tenang ketika mantan datang ke rumah untuk menjemput anak kalian. Jika suasana tak mudah diredakan, ada baiknya sang ayah menjemput anak di tempat netral seperti sekolah atau restauran langganan dan ibu menunggu di mobil sampai anak pergi untuk berakhir pekan bersama ayahnya.

9. Ucapkan sampai bertemu lagi dengan senyum
Jangan tunjukkan muka masam saat anak pergi bersenang-senang dengan mantan. Jika anak tahu kedua orangtuanya bermusuhan, dia akan bingung dan merasa bersalah karena melakukan yang seharusnya mereka lakukan. Tersenyumlah ketika anak dijemput mantan Anda, ucapkan 'Sampai bertemu lagi,' tanpa cemberut atau air mata berderai-derai. Ini agar anak mendapat lingkungan yang stabil bersama kedua orang tuanya. Lingkungan yang stabil sangat diperlukan untuk tumbuh kembang mereka.

Menciptakan lingkungan senormal mungkin tanpa mengingkari perasaan-perasaan yang muncul dalam diri anak adalah kunci pengasuhan anak korban perceraian. Sebagai orang tua, jangan sampai mengabaikan anak karena terlalu sibuk mengurus persoalan perceraian. Tetapkan dalam pikiran Anda, bahwa anaklah yang harus menjadi prioritas utama.
 
 URL Pendek:

| JAKARTA | BANDUNG | PEKANBARU | SURABAYA | SEMARANG |

Back
Atas.