yan raditya
IndoForum Addict E
- No. Urut
- 163658
- Sejak
- 31 Jan 2012
- Pesan
- 24.461
- Nilai reaksi
- 72
- Poin
- 48
Saling serang di dunia maya menjelang Pelaksanaan Pilgub Jatim 2013 kian marak. Setelah muncul Tujuh Video terkait Politik kartel yang menyudutkan pasangan Soekarwo-Saifullah Yusuf (KarSa), kali ini muncul empat Video tandingan di situs Youtube.
Empat Video tersebut sengaja diunggah oleh aliansi partai non parlemen (APNP) Jawa Timur untuk membeberkan fakta karena telah beredar 'Video Politik Kartel' yang menyudutkan pasangan KarSa.
"Video ini sengaja kami unggah agar kebenaran itu muncul dan tidak selalu menyerang incumbent. Bukan lantaran kami pendukung incumbent tapi ada beberapa fakta yang disembunyikan dan seolah-olah incumbent yang bermain money politic dalam testimoni video itu. Padahal, pihak Khofifah juga sama mengiming-imingi uang untuk mencabut dukungan ke KarSa," kata Koordinator APNP Jawa Timur, H Jailani, Rabu (17/7/2013).
Hal itu terkuak dari pengakuan KH RP Abd Rahman, dari Sumenep, Madura yang merupakan ketua DPW PPNUI Jawa Timur.
Setidaknya ada empat video yang diunggah di situs tersebut. Video itu adalah 'Politik Kartel di Pilkada Jatim; Pengakuan Ketua Umum PPNUI Jatim', 'Politik Kartel di Pilkada Jatim; Pengakuan Ketua Pelopor DPD Jatim', 'Politik Kartel di Pilkada Jatim; Pengakuan Ketua DPD PK Jatim', 'Politik Kartel di Pilkada Jatim; Pengakuan Sekretaris DPD PNBK Jatim'. Video yang berdurasi rata-rata dua menitan itu diunggah sekitar empat hari yang lalu.
Kata Jailani, sebenarnya video tersebut tidak untuk konsumsi publik. Rencananya akan digunakan sebagai dokumentasi APNP sendiri. Rupanya, fakta berbicara lain. Ada yang mengunggah video tersebut dengan tujuan black campaign.
"Saya menilai dengan adanya video tersebut menjadi berimbang. Dan APNP memang tetap berkomitmen untuk mendukung pasangan incumbent," ujarnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, pasangan KarSa diserang dengan kampanye hitam melalui situs Youtube. Dalam video yang diunggah itu menyebutkan, pasangan Petahana menggunakan uang untuk memperoleh dukungan partai politik. Namun dalam perjalannya, pasangan Khofifah-Herman gagal maju di Pilgub Jatim 2013 karena terganjal dualisme dukungan dari Partai Persatuan Nahdlatul Ummah Indonesia (PPNUI) dan Partai Keadilan (PK).
Empat Video tersebut sengaja diunggah oleh aliansi partai non parlemen (APNP) Jawa Timur untuk membeberkan fakta karena telah beredar 'Video Politik Kartel' yang menyudutkan pasangan KarSa.
"Video ini sengaja kami unggah agar kebenaran itu muncul dan tidak selalu menyerang incumbent. Bukan lantaran kami pendukung incumbent tapi ada beberapa fakta yang disembunyikan dan seolah-olah incumbent yang bermain money politic dalam testimoni video itu. Padahal, pihak Khofifah juga sama mengiming-imingi uang untuk mencabut dukungan ke KarSa," kata Koordinator APNP Jawa Timur, H Jailani, Rabu (17/7/2013).
Hal itu terkuak dari pengakuan KH RP Abd Rahman, dari Sumenep, Madura yang merupakan ketua DPW PPNUI Jawa Timur.
Setidaknya ada empat video yang diunggah di situs tersebut. Video itu adalah 'Politik Kartel di Pilkada Jatim; Pengakuan Ketua Umum PPNUI Jatim', 'Politik Kartel di Pilkada Jatim; Pengakuan Ketua Pelopor DPD Jatim', 'Politik Kartel di Pilkada Jatim; Pengakuan Ketua DPD PK Jatim', 'Politik Kartel di Pilkada Jatim; Pengakuan Sekretaris DPD PNBK Jatim'. Video yang berdurasi rata-rata dua menitan itu diunggah sekitar empat hari yang lalu.
Kata Jailani, sebenarnya video tersebut tidak untuk konsumsi publik. Rencananya akan digunakan sebagai dokumentasi APNP sendiri. Rupanya, fakta berbicara lain. Ada yang mengunggah video tersebut dengan tujuan black campaign.
"Saya menilai dengan adanya video tersebut menjadi berimbang. Dan APNP memang tetap berkomitmen untuk mendukung pasangan incumbent," ujarnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, pasangan KarSa diserang dengan kampanye hitam melalui situs Youtube. Dalam video yang diunggah itu menyebutkan, pasangan Petahana menggunakan uang untuk memperoleh dukungan partai politik. Namun dalam perjalannya, pasangan Khofifah-Herman gagal maju di Pilgub Jatim 2013 karena terganjal dualisme dukungan dari Partai Persatuan Nahdlatul Ummah Indonesia (PPNUI) dan Partai Keadilan (PK).