5 Orang Pertahankan 4 Mayat Keluarga di Laut Selama 3 Hari

[yan raditya]

Kesimpangsiuran jumlah penumpang Perahu Layar Motor (PLM) Jabal Nur yang tenggelam, Senin (6/10) lalu, akhirnya terjawab. Hasil pendataan petugas kecamatan Raas Kabupaten Sumenep, Madura, memastikan jumlah penumpang perahu antarpulau itu 51 orang. Mereka adalah rombongan pengantin.

“Kami mendapat kepastian dari Muspika Raas bahwa penumpang kapal yang tenggelam dalam pelayaran dari Pulau Raas ke Buleleng, Kabupaten Buleleng, Bali, itu sebanyak 51 orang,” kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Situbondo, Jawa Timur, Zainul Arifin di Situbondo, Jumat (10/10).
Muspika Raas menyebutkan, penumpang Jabal Nur mencapai 51 orang, termasuk 2 bayi. Jika 28 penumpang sudah ditemukan berarti tinggal 23 orang yang masih hilang.

Sementara itu, Gubernur Jatim, Soekarwo, beri santunan Rp 5 juta untuk setiap korban. Pemprov Jatim juga berjanji menyediakan kapal besar untuk transportasi antarpulau.

Terpisah, pemilik kapal Jabal Nur, Fathol Rasyid atau H Paong merasa, kapal itu masih laik layar karena baru dibuat tahun 2006. Ia menyebut, kapal itu rutin melayari rute Raas - Dungkek, Sumenep. “Surat-suratnya lengkap, dan ini baru pertama kali berlayar ke Bali,” kata H Paong kepada SURYA. Akankah polisi menjerat pemilik kapal ini?

Ada juga kisah detail bagaimana 5 orang mempertahankan 4 mayat keluarganya selama 3 hari dan 2 malam di laut hanya mengandalkan papan kayu seukuran 4 meter X 30 Cm. Mereka sepakat tidak berpisah dan tidak akan membiarkan seorang pun lepas meski sudah meninggal dunia.