SATPAM
IndoForum Beginner D
- No. Urut
- 147113
- Sejak
- 30 Jul 2011
- Pesan
- 558
- Nilai reaksi
- 4
- Poin
- 18
1. Konstruksi
Pekerja yang menghirup debu di pembongkaran atau renovasi berisiko tinggi terkena kanker paru-paru, mesothelioma, dan Asbestosis; penyakit yang menyebabkan jaringan parut dan kekakuan paru-paru. "Kami mengkhawatirkan pekerja yang sudah bekerja sejak 20 sampai 30 tahun yang lalu," kata Dr Harber. Masa itu adalah ketika banyak produk yang mengandung asbes tidak dilarang. Memakai pakaian pelindung, termasuk respirator, ketika bekerja di sekitar bangunan tua dan menghindari merokok dapat membantu mencegah penyakit serius.
2. Pabrik Makanan
Pekerja pabrik makanan dapat terkena debu, bahan kimia, gas, dan mendekatkan mereka pada risiko penyakit CPOD (Chronic Obstructive Pulmonary disease) atau sesak napas berkepanjangan. Pada tanaman pangan, zat diacetyl, yakni bahan penyedap yang digunakan dalam popcorn, beberapa anggur, dan makanan siap saji, dapat menyebabkan penyakit yang merusak dan kadang-kadang mematikan yang disebut bronchiolitis obliterans, kerabat dekat dari COPD.
3. Kesehatan
Diperkirakan 8% sampai 12 petugas kesehatan sensitif terhadap residu mesiu yang ditemukan dalam sarung tangan lateks, yang dapat menyebabkan reaksi asma parah. "Bahkan ketika digunakan di ruangan yang sama, sedikit dari lateks terpapar di udara dan orang-orang menjadi alergi karenanya," kata Dr Harber. Tapi untuk dokter dan perawat, tidak menggunakan sarung tangan pelindung bukanlah pilihan. Beberapa rumah sakit swasta telah beralih ke sarung tangan lateks bebas sintetis.
4. Tekstil
Byssinosis, juga disebut penyakit paru-paru coklat, umum didapat di antara pekerja tekstil yang membuat jok, handuk, kaus kaki, seprei, dan pakaian. Pekerja bisa menghirup partikel dilepaskan dari katun atau bahan lainnya. "Ketika kapas pecah, ia menyebar sejumlah besar debu dan dapat menyebabkan gangguan udara yang signifikan," kata Dr Harber. Merokok akan meningkatkan risiko penyakit tersebut, jadi kurangi merokok, pakailah masker dan tingkatkan ventilasi di lingkungan kerja.
5. Bartender
Membuat minuman di sebuah ruangan penuh asap rokok, membuat seorang bartender berisiko tinggi terkena penyakit paru-paru, terutama jika mereka secara teratur menjadi perokok pasif selama bertahun-tahun. Saat ini, banyak negara melarang merokok di restoran dan bar. Menurut Dr Harber, studi menunjukkan bahwa kesehatan pernapasan antara bartender di kota-kota dengan larangan merokok telah secara dramatis meningkat. Jika Anda bekerja di sebuah kota yang masih memungkinkan merokok di bar, sistem ventilasi yang baik mungkin dapat membantu.
Pekerja yang menghirup debu di pembongkaran atau renovasi berisiko tinggi terkena kanker paru-paru, mesothelioma, dan Asbestosis; penyakit yang menyebabkan jaringan parut dan kekakuan paru-paru. "Kami mengkhawatirkan pekerja yang sudah bekerja sejak 20 sampai 30 tahun yang lalu," kata Dr Harber. Masa itu adalah ketika banyak produk yang mengandung asbes tidak dilarang. Memakai pakaian pelindung, termasuk respirator, ketika bekerja di sekitar bangunan tua dan menghindari merokok dapat membantu mencegah penyakit serius.
2. Pabrik Makanan
Pekerja pabrik makanan dapat terkena debu, bahan kimia, gas, dan mendekatkan mereka pada risiko penyakit CPOD (Chronic Obstructive Pulmonary disease) atau sesak napas berkepanjangan. Pada tanaman pangan, zat diacetyl, yakni bahan penyedap yang digunakan dalam popcorn, beberapa anggur, dan makanan siap saji, dapat menyebabkan penyakit yang merusak dan kadang-kadang mematikan yang disebut bronchiolitis obliterans, kerabat dekat dari COPD.
3. Kesehatan
Diperkirakan 8% sampai 12 petugas kesehatan sensitif terhadap residu mesiu yang ditemukan dalam sarung tangan lateks, yang dapat menyebabkan reaksi asma parah. "Bahkan ketika digunakan di ruangan yang sama, sedikit dari lateks terpapar di udara dan orang-orang menjadi alergi karenanya," kata Dr Harber. Tapi untuk dokter dan perawat, tidak menggunakan sarung tangan pelindung bukanlah pilihan. Beberapa rumah sakit swasta telah beralih ke sarung tangan lateks bebas sintetis.
4. Tekstil
Byssinosis, juga disebut penyakit paru-paru coklat, umum didapat di antara pekerja tekstil yang membuat jok, handuk, kaus kaki, seprei, dan pakaian. Pekerja bisa menghirup partikel dilepaskan dari katun atau bahan lainnya. "Ketika kapas pecah, ia menyebar sejumlah besar debu dan dapat menyebabkan gangguan udara yang signifikan," kata Dr Harber. Merokok akan meningkatkan risiko penyakit tersebut, jadi kurangi merokok, pakailah masker dan tingkatkan ventilasi di lingkungan kerja.
5. Bartender
Membuat minuman di sebuah ruangan penuh asap rokok, membuat seorang bartender berisiko tinggi terkena penyakit paru-paru, terutama jika mereka secara teratur menjadi perokok pasif selama bertahun-tahun. Saat ini, banyak negara melarang merokok di restoran dan bar. Menurut Dr Harber, studi menunjukkan bahwa kesehatan pernapasan antara bartender di kota-kota dengan larangan merokok telah secara dramatis meningkat. Jika Anda bekerja di sebuah kota yang masih memungkinkan merokok di bar, sistem ventilasi yang baik mungkin dapat membantu.