goesdun
IndoForum Junior A
- No. Urut
- 32661
- Sejak
- 7 Feb 2008
- Pesan
- 3.024
- Nilai reaksi
- 66
- Poin
- 48
Genewa - Misi untuk mengungkap asal-usul terbentuknya jagat raya yang hingga sekarang belum diketahui umat manusia, kini dalam proses penemuan. Alat penumbuk partikel terbesar di dunia sukses dalam uji coba pertama dengan menembakkan sinar proton dalam terowongan sejauh 27 km, Rabu (10/9) kemarin. Ilmuwan berharap percobaan ini merupakan langkah besar untuk memahami bagaimana terbentuknya jagat raya.
Setelah beberapa kali percobaan, dua titik putih memancar di layar komputer pukul 08.36 GMT (16.36 wita), mengindikasikan sinar proton berjalan dengan kecepatan penuh pada Large Hadron Collider (LHC) yang dibangun dengan biaya 3,8 miliar dolar AS. Dibangun dalam sebuah terowongan pada kedalaman 100 meter di bawah tanah, kompleks ini berada di antara perbatasan Prancis-Swiss. LHC dirancang untuk bisa menembakkan partikel sub-atom hingga kecepatan mendekati cahaya dan menabrakkannya bersama-sama. Sinar tersebut melesat 11 ribu kali per detik di sekitar terowongan.
Hasil tabrakan akan memancarkan temperatur singkat 100.000 kali lebih panas dari matahari, dan dalam hitungan detik menimbulkan kondisi sama seperti pascateori "Ledakan Besar" terjadi di jagat raya 13,7 miliar tahun silam. "Ini dia," teriak pemimpin proyek Lyn Evans saat melihat sinar melaju sempurna mengelilingi terowongan. Botol champagne bahkan meletup di lab-lab hingga sejauh Chicago, tempat ilmuwan yang juga memberi kontribusi melihat dengan perasaan gundah via satelit.
Ilmuwan di seluruh dunia sekarang memiliki kemampuan jauh lebih besar untuk menabrakkan komponen atom bersama-sama dalam upaya melihat bagaimana mereka tercipta. Menemukan asal-usul ini bisa memecahkan misteri yang selama ini menyelimuti pemahaman dunia ilmiah. "Pengetahuan ini dikerjakan untuk umat manusia dan mengungkap komponen dasar semesta," imbuh ilmuwan Daniel Denegri.
Uji coba yang dilakukan di markas pusat Organisasi Penelitian Nuklir Eropa (CERN) sukses menembakkan sinar proton searah dengan jarum jam. CERN rencananya melakukan uji coba berlawanan jarum jam. Megaproyek yang sudah berjalan selama dua dekade ini diorganisir oleh 20 negara anggota CERN dan 5.000 ilmuwan, insinyur serta teknisi. Sebanyak 1.200 ilmuwan berasal dari AS, negara yang menjadi pengamat dan memberi kontribusi senilai 531 juta dolar AS. (ton/ap/afp)
Setelah beberapa kali percobaan, dua titik putih memancar di layar komputer pukul 08.36 GMT (16.36 wita), mengindikasikan sinar proton berjalan dengan kecepatan penuh pada Large Hadron Collider (LHC) yang dibangun dengan biaya 3,8 miliar dolar AS. Dibangun dalam sebuah terowongan pada kedalaman 100 meter di bawah tanah, kompleks ini berada di antara perbatasan Prancis-Swiss. LHC dirancang untuk bisa menembakkan partikel sub-atom hingga kecepatan mendekati cahaya dan menabrakkannya bersama-sama. Sinar tersebut melesat 11 ribu kali per detik di sekitar terowongan.
Hasil tabrakan akan memancarkan temperatur singkat 100.000 kali lebih panas dari matahari, dan dalam hitungan detik menimbulkan kondisi sama seperti pascateori "Ledakan Besar" terjadi di jagat raya 13,7 miliar tahun silam. "Ini dia," teriak pemimpin proyek Lyn Evans saat melihat sinar melaju sempurna mengelilingi terowongan. Botol champagne bahkan meletup di lab-lab hingga sejauh Chicago, tempat ilmuwan yang juga memberi kontribusi melihat dengan perasaan gundah via satelit.
Ilmuwan di seluruh dunia sekarang memiliki kemampuan jauh lebih besar untuk menabrakkan komponen atom bersama-sama dalam upaya melihat bagaimana mereka tercipta. Menemukan asal-usul ini bisa memecahkan misteri yang selama ini menyelimuti pemahaman dunia ilmiah. "Pengetahuan ini dikerjakan untuk umat manusia dan mengungkap komponen dasar semesta," imbuh ilmuwan Daniel Denegri.
Uji coba yang dilakukan di markas pusat Organisasi Penelitian Nuklir Eropa (CERN) sukses menembakkan sinar proton searah dengan jarum jam. CERN rencananya melakukan uji coba berlawanan jarum jam. Megaproyek yang sudah berjalan selama dua dekade ini diorganisir oleh 20 negara anggota CERN dan 5.000 ilmuwan, insinyur serta teknisi. Sebanyak 1.200 ilmuwan berasal dari AS, negara yang menjadi pengamat dan memberi kontribusi senilai 531 juta dolar AS. (ton/ap/afp)