magnum
IndoForum Activist C
- No. Urut
- 1320
- Sejak
- 27 Mei 2006
- Pesan
- 14.143
- Nilai reaksi
- 417
- Poin
- 83
Hewan2 Berkantung Raksasa Punah Akibat Kelaparan
Sejenis wombat berukuran raksasa yang dinamai Diprotodon australis yang digambarkan para peneliti University of Melbourne dan La Trobe University Australia.
Kanguru purba dan hewan-hewan berkantung raksasa yang pernah hidup di Australia kemungkinan besar mengalami kepunahan karena kelaparan dan perubahan iklim bukannya diburu manusia. Penelitian yang dilakukan pada situs penggalian di Danau Menindee, bagian barat New South Wales menunjukkan bukti bahwa iklim dingin pada akhir Zaman Es diliputi kekeringan yang menyebabkan mamalia-mamalia raksasa mati kelaparan.
Situs tersebut pertama kali dipelajari pada tahun 1950-an. Di situs tersebut ditemukan bukti-bukti kegiatan perburuan yang dilakukan manusia sehingga para ilmuwan berpendapat bahwa manusia merupakan biang keladi punahnya hewan-hewan tersebut.
"Karena para ilmuwan saat itu tidak melakukan perkiraan umur, mereka berasumsi bahwa bukti-bukti tersebut seumur dengan hewan-hewan raksasa dan dengan melakukan ekstrapolasi maka manusia yang membunuh hewan berkantung raksasa," kata Matt Cupper, seorang ilmuwan Universitas Melbourne yang memimpin penelitian.
Kali ini, tim peneliti menggunakan teknik penentuan umur dengan karbon dan material pemendar. Hasil pengukuran menunjukkan bahwa manusia baru sampai di lokasi tersebut belakangan.
"Manusia bukanlah seperti yang digambarkan sebagai musuhnya, sebab bukti keberadaan manusia pada situs tersebut dari 10 ribu tahun setelah hewan-hewan raksasa diperkirakan punah," kata salah satu arkeolog Jacqui Duncan. Ia mengatakan, hewan-hewan tersebut mungkin punah karena kelaparan sekitar 55 ribu tahun lalu.
Pada penelitian selanjutnya, mereka berharap dapat mempelajari situs arkeologi sekitarnya untuk menguak kapan dan mengapa mamalia raksasa punah di daratan Australia. Hewan berkantung yang pernah menghuni Benua Australia itu beratnya mencapai 2,5 metrik ton dan memiliki postur yang jauh berbeda dengan hewan-hewan berkantung yang masih hidup di Australia sekarang.

Sejenis wombat berukuran raksasa yang dinamai Diprotodon australis yang digambarkan para peneliti University of Melbourne dan La Trobe University Australia.
Kanguru purba dan hewan-hewan berkantung raksasa yang pernah hidup di Australia kemungkinan besar mengalami kepunahan karena kelaparan dan perubahan iklim bukannya diburu manusia. Penelitian yang dilakukan pada situs penggalian di Danau Menindee, bagian barat New South Wales menunjukkan bukti bahwa iklim dingin pada akhir Zaman Es diliputi kekeringan yang menyebabkan mamalia-mamalia raksasa mati kelaparan.
Situs tersebut pertama kali dipelajari pada tahun 1950-an. Di situs tersebut ditemukan bukti-bukti kegiatan perburuan yang dilakukan manusia sehingga para ilmuwan berpendapat bahwa manusia merupakan biang keladi punahnya hewan-hewan tersebut.
"Karena para ilmuwan saat itu tidak melakukan perkiraan umur, mereka berasumsi bahwa bukti-bukti tersebut seumur dengan hewan-hewan raksasa dan dengan melakukan ekstrapolasi maka manusia yang membunuh hewan berkantung raksasa," kata Matt Cupper, seorang ilmuwan Universitas Melbourne yang memimpin penelitian.
Kali ini, tim peneliti menggunakan teknik penentuan umur dengan karbon dan material pemendar. Hasil pengukuran menunjukkan bahwa manusia baru sampai di lokasi tersebut belakangan.
"Manusia bukanlah seperti yang digambarkan sebagai musuhnya, sebab bukti keberadaan manusia pada situs tersebut dari 10 ribu tahun setelah hewan-hewan raksasa diperkirakan punah," kata salah satu arkeolog Jacqui Duncan. Ia mengatakan, hewan-hewan tersebut mungkin punah karena kelaparan sekitar 55 ribu tahun lalu.
Pada penelitian selanjutnya, mereka berharap dapat mempelajari situs arkeologi sekitarnya untuk menguak kapan dan mengapa mamalia raksasa punah di daratan Australia. Hewan berkantung yang pernah menghuni Benua Australia itu beratnya mencapai 2,5 metrik ton dan memiliki postur yang jauh berbeda dengan hewan-hewan berkantung yang masih hidup di Australia sekarang.