• Saat ini anda mengakses IndoForum sebagai tamu dimana anda tidak mempunyai akses penuh untuk melihat artikel dan diskusi yang hanya diperuntukkan bagi anggota IndoForum. Dengan bergabung maka anda akan memiliki akses penuh untuk melakukan tanya-jawab, mengirim pesan teks, mengikuti polling dan menggunakan feature-feature lainnya. Proses registrasi sangatlah cepat, mudah dan gratis.
    Silahkan daftar dan validasi email anda untuk dapat mengakses forum ini sepenuhnya sebagai anggota. Harap masukkan alamat email yang benar dan cek email anda setelah daftar untuk validasi.

Rosul pernah salah, apa iya????

@Gie
saya baru mendengar dan baru tahu dari anda tentang riwayat tersebut, mungkin saya harus banyak baca dan bertanya lagi, jadi maaf mungkin untuk saat ini saya tidak punya komentar tentang riwayat tersebut.
satu hal yang disayangkan dari riwayat tersebut adalah tidak adanya kitab rujukan, jadi susah untuk diteliti.

@necroman
lah, kok kesimpulannya berbeda dengan kesimpulan saya ya???

kesimpulan saya justru begini
Nabi Muhammad, tidak melakukan kesalahan, karena kesalahan masuknya ke sifat ruhaniah dan sifat Ruhaniah Nabi Muhammad itu sudah sempurna walaupun ketika menjadi manusia biasa.
 
Anda paham kan? Begini saja deh, anda tahu film dokumenter atau film animasi Islami yang menceritakan tentang kehidupan agung beliau? Bukankah disitu figurnya tidak terperankan atau tidak tergambarkan dalam kertas animasi. Ya, karena kemuliaan beliau sebagai manusia suci, itu semua tidak boleh diletakkan dalam tokoh manusia lain atau gambar sekalipun.
untuk yang ini, saya setuju sekali dengan anda

Kalau figur Rasul ya memang harus diagungkan, semua anggota tubuh beliau itu mulia dan terjaga dari kesalahan
nah itu masalahnya mas, saya dan anda percaya bahwa Rosul terjaga dari kesalahan. Tapi, mengapa ada juga hadis yang menceritakan tentang Rosul melakukan kesalahan? seperti dalam hadis yang ada di halaman 1.
dan karena itu, saya hanya punya dua pilihan, menerima hadis itu dan menerima bahwa Rosul melakukan kesalahan atau menolak hadis itu dan menolak juga Rosulullah melakukan kesalahan.

terimakasih
 
untuk yang ini, saya setuju sekali dengan anda


nah itu masalahnya mas, saya dan anda percaya bahwa Rosul terjaga dari kesalahan. Tapi, mengapa ada juga hadis yang menceritakan tentang Rosul melakukan kesalahan? seperti dalam hadis yang ada di halaman 1.
dan karena itu, saya hanya punya dua pilihan, menerima hadis itu dan menerima bahwa Rosul melakukan kesalahan atau menolak hadis itu dan menolak juga Rosulullah melakukan kesalahan.

terimakasih

Saya percaya Rasulullah dijaga dari kesalahan oleh Allah..dan saya percaya Beliau adalah contoh manusia yang paling paling paling tauladan bagi kita smua..at least bagi saya..walau berat,tapi saya memahami ajaran Islam sungguh indah.

hadist paling mudah untuk dipalsukan..jadi saya lebih meyakini akhlak beliau yang terkandung dalam Al-Quran..AllahumashalialaMuhammad.
 
@necroman

Maksud anda ini bisa diperjelas? Kalau masalah akhlaq agung beliau, harus diikuti.


Bisa diperjelas? Muhammad adalah Rasul sekaligus Nabi terakhir. Tidak ada lagi setelah beliau.

Sy setuju Akhlak Terpujinya sah2 saja diikuti, tetapi tidak semua apa yang dia kerjakan ,lakukan & di kenakan mentah2 kita ikuti, karena tidak semuanya baik/cocok dengan kondisi kita. Kalau anda meniru mentah2, anda pergi kekantor pake sorban? Pakai baju gamis?...

Sy setuju Muhammad Nabi terakhir, tetapi kalau "Utusan" sampai sekarang sy yakin masih ada, anda sendiri bisa dikatakan "Utusan" Allah, saat anda menyampaikan ayat2-Nya guna membela atau memajukan Islam.

Kalau ayat tersebut ditujukan hanya untuk Muhammad (yang Nabi), berarti ayat tersebut sudah tidak berlaku sekarang?, bukankah ayat2 Al-Quran itu petunjuk? berlaku sepanjang jaman, yang bisa kita ambil pelajaran darinya?

"Maka Kami jadikan yang demikian itu peringatan bagi orang-orang dimasa itu, dan bagi mereka yang datang kemudian, serta menjadi pelajaran bagi orang-orang yang bertakwa.[2:66]

Sesungguhnya Allah tiada segan membuat perumpamaan berupa nyamuk atau yang lebih rendah dari itu. Adapun orang-orang yang beriman, maka mereka yakin bahwa perumpamaan itu benar dari Tuhan mereka, tetapi mereka yang kafir mengatakan : "Apakah maksud Allah menjadikan ini untuk perumpamaan?." Dengan perumpamaan itu banyak orang yang disesatkan Allah {34}, dan dengan perumpamaan itu (pula) banyak orang yang diberi-Nya petunjuk. Dan tidak ada yang disesatkan Allah kecuali orang-orang yang fasik,[2:26]
 
@necroman
lah, kok kesimpulannya berbeda dengan kesimpulan saya ya???

kesimpulan saya justru begini
Nabi Muhammad, tidak melakukan kesalahan, karena kesalahan masuknya ke sifat ruhaniah dan sifat Ruhaniah Nabi Muhammad itu sudah sempurna walaupun ketika menjadi manusia biasa.

Ya, maaf saya koreksi, maksud saya sisi Nabi sbg "Manusia"nya yang tidak sempurna, sedangkan sifat ruhaniyah-nya sempurna.
terima kasih.
 
@necroman
Jadi dalam pandangan orang kafir, Rosul itu harusnya seperti punya kekuatan yang bisa melakukan apasaja.

Dan karena basyar itu hanya sifat biologis manusia, karena itu tidak ada hubunganya dengan kesalahan yang dilakukan manusia. kesalahan manusia itu hubungannya dengan sifat manusia yang kedua. sekaligus yang membedakan manusia biasa seperti kita dengan Rosulullah yang disucikan, yaitu sisi ruhaniah atau disebut juga insan.

Karena itu, menurut pandangan saya, Rosululah tidak mungkin melakukan kesalahan, karena sifat ruhaniah Rosulullah itu sudah sempurna, seperti hadis dari Aisyah bahwa menurut Aisyah Akhlak nabi itu adalah Al-qur'an dan alqur'an itu tidak mungkin salah. (ingat loh, akhlak itu sifat ruhaniah, bukan basyariah). Atau misalkan ungkapan "Aku ini diutus untuk menyempurnakan Akhlak", kalau akhlak (bisa juga disebut sisi ruhaniah) Rosul itu tidak sempurna, untuk apa Rosul berkata seperti itu? dan kalau Akhlak ROsul itu sempurna, mengapa masih bisa melakukan kesalahan?
saya ambil pernyataan anda yang /sy "bold", sebetulnya menurut saya bukan hanya sifat ruh Muhammad saja yang sempurna, tetapi sesungguhnya ruh semua manusia yang fitrah, adalah sempurna. Karena manusia saat diciptakan telah "ditiupkan" ruh Allah.

Kemudian Dia menyempurnakan dan meniupkan ke dalamnya roh (ciptaan)-Nya dan Dia menjadikan bagi kamu pendengaran, penglihatan dan hati; (tetapi) kamu sedikit sekali bersyukur.[32:9]

Namun pengaruh Persepsi, pengalaman hidup, prinsip2 diluar Islam menjadikan manusia tidak lagi fitrah:
"dan aku benar-benar akan menyesatkan mereka, dan akan membangkitkan angan-angan kosong pada mereka dan menyuruh mereka (memotong telinga-telinga binatang ternak), lalu mereka benar-benar memotongnya {351}, dan akan aku suruh mereka (mengubah ciptaan Allah), lalu benar-benar mereka merubahnya {352}". Barangsiapa yang menjadikan syaitan menjadi pelindung selain Allah, maka sesungguhnya ia menderita kerugian yang nyata.[4:119]

Maha Benar Allah dengan segala FirmanNya.
 
Mungkin ada baiknya kita membedakan antara roh/ruh dengan sifat-sifat ruhaniah, sama seperti kita membedakan antara setan dengan sifat-sifat setan..... apakah sama?

Kemudian Dia menyempurnakan dan meniupkan ke dalamnya roh (ciptaan)-Nya dan Dia menjadikan bagi kamu pendengaran, penglihatan dan hati; (tetapi) kamu sedikit sekali bersyukur.[32:9]
Saya tidak tahu apakah kata menyempurnakan itu untuk roh, atau untuk hal lain? misalkan menyempurnakan jasad.
Kalau kata menyempurnakan itu untuk jasad, ya kira-kira terjemahnya begini
"kemudian dia menyempurnakan jasadnya dan meniupkan kedalamnya roh...

Mungkin kalau kata menyempurnakan itu untuk roh, maka kira-kira terjemahnya seperti ini
"kemudian dia menyempurnakan roh dan meniupkan kedalamnya roh..."

Jika anda ingin mengartikan bahwa ruh itu yang sempurnya, ya silahkan, yang jelas saya tidak tau tentang hal itu, mungkin anda bisa menjelaskannya, lumayan kan, bagi-bagi ilmu buat saya dan muslim IF lainnya....hehehehe

saya setuju bahwa manusia itu fitrah/suci sejak masih di alam ruh, karena itu yang saya permasalahkan adalah ketika ruh itu sudah ada di dunia ini, maksudnya ketika ruh itu sudah bersatu bersama jasad.
 
Mungkin ada baiknya kita membedakan antara roh/ruh dengan sifat-sifat ruhaniah, sama seperti kita membedakan antara setan dengan sifat-sifat setan..... apakah sama?


Saya tidak tahu apakah kata menyempurnakan itu untuk roh, atau untuk hal lain? misalkan menyempurnakan jasad.
Kalau kata menyempurnakan itu untuk jasad, ya kira-kira terjemahnya begini
"kemudian dia menyempurnakan jasadnya dan meniupkan kedalamnya roh...

Mungkin kalau kata menyempurnakan itu untuk roh, maka kira-kira terjemahnya seperti ini
"kemudian dia menyempurnakan roh dan meniupkan kedalamnya roh..."

Jika anda ingin mengartikan bahwa ruh itu yang sempurnya, ya silahkan, yang jelas saya tidak tau tentang hal itu, mungkin anda bisa menjelaskannya, lumayan kan, bagi-bagi ilmu buat saya dan muslim IF lainnya....hehehehe

saya setuju bahwa manusia itu fitrah/suci sejak masih di alam ruh, karena itu yang saya permasalahkan adalah ketika ruh itu sudah ada di dunia ini, maksudnya ketika ruh itu sudah bersatu bersama jasad.

Baik, terima kasih,
ada kata "dan" diantara kata "menyempurnakan" dan "meniupkan", kemudian diteruskan di kalimat selanjutnya, perhatikan, lagi2 ada kata "dan" antara menjadikan kamu pendengaran, penglihatan dan hati. Jadi berarti ada 2 hal yang "diberikan/dilakukan" sang pembicara dalam hal ini Allah, yaitu menyempurnakan: Pendengaran, penglihatan=Fisik/Jasmaniah
Meniupkan ke dalam "hati"=non fisik/ruhaniyah.

Yang saya ambil hikmah dari ayat diatas adalah Allah meniupkan "ruh"-Nya pada setiap manusia yang lahir, dan ruh-Nya tersebut adalah yang kita kenal dengan Asmaul Husna.
Coba anda renungkan semua sifat2 Allah tersebut, yang ternyata ada pada "hati" manusia yang fitrah/ yang tidak tercemar dari pengaruh luar dirinya atau pada hati yg belum terpengaruh oleh dengan prinsip2 lain diluar Islam.

saya ambil contoh dengan beberapa pertanyaan mudah:
1. Anda sedang di dalam bis kota yg penuh, Apa yang anda lakukan bila melihat seorang ibu hamil dan membawa barang banyak, dan anda sedang duduk, apa yang anda lakukan?
2.Apa perasaan anda saat melihat bapak tua kurus meminta uang untuk makan pada anda?
3. Didalam bis tadi ada copet dan anda kebetulan melihat,apa yang anda lakukan..
4.seseorang membuang sampah sembarangan di depan anda,...

Bukti bahwa "perasaan2" diatas adalah universal/ruh Allah, tidak mengenal apakah orang itu beragama Islam, Kristen, seorang pejabat,pelajar, tukang becak dll, semua jawaban dari pertanyaan diatas akan sama:
jawab:
1.Perasaan ingin memberi tempat duduk=sifat "ar-Rahiim" =Maha Pengasih.
2.Perasaan ingin memberi=sifat "ar-Rahman"=Maha Pemurah
3.Perasaan ingin melindungi=al-Waliyy=maha melindungi
4.perasaan ingin menegur dan membuang sampah pada tempatnya=al-Muqiit=maha memelihara.

Masih banyak contoh2 lainnya saya masukkan sedikit disini sebagai contoh.

"Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dan mengetahui apa yang dibisikkan oleh hatinya, dan Kami lebih dekat kepadanya daripada urat lehernya", (QS. 50:16)

Maha Benar Allah dengan segala firmanNya.
 
saya setuju bahwa manusia itu fitrah/suci sejak masih di alam ruh, karena itu yang saya permasalahkan adalah ketika ruh itu sudah ada di dunia ini, maksudnya ketika ruh itu sudah bersatu bersama jasad.

Menurut Hikmah yg saya pelajari, yang dimaksud "Alam ruh" adalah alam bawah sadar manusia dimana bersemayam "titik tuhan".
Asmaul Husna atau titik tuhan tersebut akan selalu fitrah, diluar kesadaran manusia itu sendiri. seperti sy contohkan pada tanya-jawab diatas. Yang merupakan titik sentral.yang lainnya berputar mengelilingi, seperti milkiway pada galaksi, seperti thawaf pada ibadah haji, semua berputar bersujud kepada Allah.

Allah (Pemberi) cahaya (kepada) langit dan bumi. Perumpamaan cahaya-Nya, adalah seperti sebuah lubang yang tak tembus, yang di dalamnya ada pelita besar. Pelita itu di dalam kaca (dan) kaca itu seakan-akan bintang (yang bercahaya) seperti mutiara, yang dinyalakan dengan minyak dari pohon yang banyak berkahnya, (yaitu) pohon zaitun yang tumbuh tidak di sebelah timur (sesuatu) dan tidak pula di sebelah barat(nya), yang minyaknya (saja) hampir-hampir menerangi, walaupun tidak disentuh api. Cahaya di atas cahaya (berlapis-lapis), Allah membimbing kepada cahaya-Nya siapa yang Dia kehendaki, dan Allah memperbuat PERUMPAMAAN-PERUMPAMAAN bagi manusia, dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu. (QS. 24:35)

"Dan sesungguhnya Kami telah mengulang-ulang kepada manusia dan Al-Quran ini tiap-tiap macam Perumpamaan, tapi kebanyakan manusia tidak menyukai kecuali mengingkari(nya)". (QS. 17:89)

"Dan sesungguhnya Kami telah mengulang-ulangi bagi manusia dalam Al-Quran ini bermacam-macam perumpamaan. Dan manusia adalah makhluk yang paling banyak membantah. (QS. 18:54)

"Dan Perumpamaan-Perumpamaan ini Kami buatkan untuk manusia; dan tiada yang memahaminya kecuali orang yang berilmu. (QS. 29:43)

Sungguh indah bahasa Al-Qur'an...
 
biar tidak OOT saya pindahkan tentang Ruh ke sini

biar lebih bebas membahasnya....

terimakasih...
 
biar tidak OOT saya pindahkan tentang Ruh ke sini

biar lebih bebas membahasnya....

terimakasih...
 
Waduh....... Ilmu agama saya belum terlalu dalam tentang masalah seperti ini,

Jika Rasulullah pernah bersalah, maka itulah sifat manusia, tidak ada yang sempurna, yang sempurna hanyalah Allah SWT semata.

Allah SWT menjaga Rasulullah bersih dari dosa, dan bukan dari kesalahan sebagai manusia.

Masalah hadist..... saya juga kurang paham benar, karena itu ada ilmunya untuk mengetahui hadist yang baik dan benar. kaum yang tidak senang dengan Islam sering membuat hal2x yang tidak baik untuk memecah belah Islam.
 
Kalau menurut saya, al-Ma'shum itu kan terjaga dari kesalahan, karena beliau s.a.w diingatkan Allah s.w.t jika berbuat salah, kalau manusia biasa kan tidak. Maka dari itu, karena diingatkan Allah s.w.t itulah maka beliau bersifat al-Ma'shum. Wallahu a'lam.
bukankah kita sering juga mendapat peringatan dari Allah?
bukankah sakit, kena musibah atau masalah itu merupakan peringatan dari Allah?
apakah itu berarti kita juga di maksum???
 
@June
@Ocoy
@Jalinus
@All

Rasanya ada baiknya kita tinjau kembali, Posisi atau "Kekuatan" yang dinamakan "Hadist", entah itu shahih atau tidaknya,
berikut saya ambil dari postingan sdr. Alexis (Thanks Alexis), yang sangat "mengena" dan sangat bagus untuk kita renungkan:

beberapa literatur hadis yang dianggap shahih didunia Islam, khususnya bagi jemaah Ahlussunnah wal Jamaah, diantaranya :

Rasulullah pernah berkurban satu kambing buat umatnya dan satu lagi buat dirinya dan keluarganya - Hadis Riwayat Ahmad

Seseorang bertanya kepada Rasulullah : 'Adakah bermanfaat bagi bapak saya yang sudah mati jika saya melakukan sedekah atas namanya ? ; Jawab Rasulullah : 'Ya' - Hadis Riwayat Ahmad dan Muslim

Seseorang bertanya kepada Rasulullah : 'Apakah ibu saya mendapat ganjaran kalau saya bersedekah atas namanya ?' ; Rasulullah jawab : 'Ya' - Hadis Riwayat Bukhari dan lain-lainnya

Seorang wanita berkata kepada Rasulullah : Ibu saya mati meninggalkan puasa satu bulan. ; maka sabdanya : puasakanlah. - Hadis Riwayat Bukhari

Barangsiapa mati meninggalkan puasa maka hendaklah walinya mempuasakan untuk dirinya - Hadis Riwayat Bukhari dan Muslim

Bagaimana menyikapi hadis-hadis tersebut ?

Kita setuju bila al-Qur'an merupakan hukum tertinggi dalam Islam, apapun literatur diluarnya harus dikonfrontasikan terlebih dahulu dengan al-Qur'an agar bisa diterima nilai validitasnya, inipun berlaku terhadap hadis, karena itu salah satu persyaratan penentuan shahih tidaknya suatu hadis adalah apabila hadis yang bersangkutan tidak bertentangan dengan ayat-ayat al-Qur'an, baik secara samar apalagi terang-terangan.


Lalu bagaimana tanggapan al-Qur'an seputar masalah ini ? Berikut beberapa diantaranya ...

"Tiap-tiap umat akan dipanggil untuk menerima kitabnya, dan diserukanlah : Pada hari ini kamu akan dibalas sesuai dengan apa yang kamu kerjakan" - Qs. 45 al-Jaatsiah : 28

Artinya :

Pada hari kiamat kelak, setiap orang akan dipanggil untuk menerima berkas dari semua perbuatannya, baik ataupun buruk selama ia hidup didunia.

"Maka dihari ini, tidak akan dianiaya seseorang meski sedikitpun, dan tidak dibalas kamu melainkan apa yang sudah kamu kerjakan "- Qs. 36 Yasin : 54

Artinya :

Pada hari kiamat kelak, setiap orang akan menerima pembalasan atas semua perbuatannya, baik ataupun buruk selama ia hidup didunia dan ini sama sekali tidak berdasarkan perbuatan orang lain.

"Bahwa seseorang tidak menanggung dosa orang lain, dan seseorang tidak akan mendapat ganjaran melainkan apa yang telah dia kerjakan" - Qs. 53 an-Najm : 39

Artinya :

Masing-masing orang akan memikul dosanya sendiri dan masing-masing orang akan mendapat ganjaran dari perbuatannya sendiri, tidak dari perbuatan dan usaha orang lain.

Dari konfrontasi diatas maka jelas al-Qur'an menolak amalan over pahala, apapun maksud, tujuan dan caranya.

Lalu bagaimana dengan hadis-hadis tadi yang bercerita mengenai over pahala ?

Ya otomatis tertolak dengan sendirinya !

Tetapi semuanya Shahih, bahkan diriwayatkan juga oleh Bukhari dan Muslim ?

Renungkan ayat al-Qur'an berikut ini :

Barangsiapa tidak memutuskan perkara menurut apa yang diturunkan Allah, maka mereka itu adalah orang-orang yang zalim. - Qs. al-Ma'idah 5:45

Yang demikian itu adalah karena sesungguhnya mereka benci kepada apa yang diturunkan Allah (al-Qur'an) lalu Allah menghapuskan amal-amal mereka. - Qs. Muhammad 47:9

Bukhari dan Muslim adalah manusia biasa, jangan memposisikan mereka seperti Tuhan yang tidak pernah salah, jangan terlalu berlebihanlah dalam menilai seseorang. Kita harus bisa berlaku obyektif, kenapa ?

Jangankan Bukhari dan Muslim, bahkan Nabi Muhammad sendiri jelas-jelas pernah ditegur ALLAH 2 x karena memastikan waktu turunnya wahyu (Qs. 18 al-kahfi : 23-24) dan bermuka masam saat ada orang buta meminta pengajaran agama kepadanya (Qs. 80 'abasa : 1).

Artinya, tidak ada jaminan kemaksuman atas diri seorang Bukhari dan Muslim.

Kesimpulannya, Dalam hal ini hadist yg mengatakan tentang kesalahan Rasul ataupun hadist tentang apapun itu dan meskipun hadist tersebut dinyatakan shahih, sepertinya janganlah kita "telan" mentah2, ada baiknya kita cek lagi informasi tsb kaitannya dengan yg terkandung dalam Al-Qur'an, apabila tidak ada dalam Al-Qur'an, hadist tersebut perlu kita pertanyakan bukan?.
 
^setuju banged om
makanya aku bikin thread ini, salah satunya ingin mempertanyakan akan ke shohihan hadis itu... hehehe
 
 URL Pendek:

| JAKARTA | BANDUNG | PEKANBARU | SURABAYA | SEMARANG |

Back
Atas.