magnum
IndoForum Activist C
- No. Urut
- 1320
- Sejak
- 27 Mei 2006
- Pesan
- 14.143
- Nilai reaksi
- 417
- Poin
- 83
Terbentuknya Belang Zebra Dan Macan
Pola belang di permukaan tubuh macan, zebra, dan beberapa jenis hewan lainnya menyisakan misteri hingga kini. Meskipun demikian, persamaan yang dikembangkan Alan Turing pada 1952 dapat menjelaskan bagaimana terbentuknya garis melingkar di permukaan kulit zebra maupun macan tutul.
Turing berhasil menunjukkan bahwa pola di kulit zebra dan macan dihasilkan oleh dua jenis zat kimia tubuh yang disebut morfogen. Keduanya saling berinteraksi satu sama lain sehingga membentuk pola tiga dimensi di permukaan kulit hewan.
Salah satu morfogen menentukan warna hitam dan lainnya warna yang cerah. Komposisi campuran kedua zat yang menembus kulit akan menentukan pola pewarnaan di kulitnya.
Proses pembentukan warna seperti itu dinyatakan Turing sebagai persamaan reaksi difusi. Dengan melakukan sintesis meniru variabel-variabel yang menentukan, para peneliti dapat mereplikasi pola pewarnaan kulit.
Pola yang sama di beberapa bagian dapat terbentuk jika salah satu morfogen yang menyebabkan warna hitam, misalnya, juga mengaktifkan pembentuk warna cerah namun aktif lebih dulu. Morfogen-morfogen penyebab warna hitam akan aktif lebih dulu dan disusul pembentuk warna cerah sehingga menghasilkan lingkaran warna hitam.
Pola warna bayi
Macan tutul yang telah dewasa memiliki pola warna yang sangat kompleks. namun, pada hewan yang masih muda, pola warnanya lebih sederhana.
Pola pewarnaan kulit pada macan loreng merupakan salah satu bentuk yang paling kompleks. Pada macan loreng dewasa, pola kulitnya terlihat seperti lingkaran yang tidak sempurna dengan beberapa sudut dan titik hitam di tengahnya.
Sy-Sang Liaw dari Universitas Nasional Chung-Hsing di Taichung, Taiwan dan koleganya mencoba meniru pola kulit macan loreng menggunakan persamaan Turing. Namun, mereka tidak dapat melakukannya hanya dengan meniru dan mengambil variabel-variabel yang dibutuhkan.
Bahkan, para peneliti harus membuat asumsi bahwa pertumbuhan loreng melalui dua tahap berbeda. Mereka harus menentukan pola pewarnaan loreng pada saat hewan masih muda dan perkembangannya hingga pola permanen saat dewasa.
Para peneliti membutuhkan waktu sekitar setahun untuk menemukan formula yang tepat. "Pola kulit macan loreng merupakan bagian yang paling sulit," kata Liaw yang melaporkan temuannya dalam Physical Review E.
Menurut Liaw, peneliti lain yang mencoba meniru pola pewarnaan macan loreng dengan satu langkah saja tidak akan berhasil. Satu-satunya cara adalah membaginya menjadi dua tahap.
"Sangat menarik mengetahui mengapa mustahil mendapatkannya dalam satu tahap," kata Anotida Madzvamuse, seorang pakar matematika dari Universitas Auburn di Alabama yang juga sedang meneliti pola pewarnaan kulit hewan. Sampai sekarang, belum ada yang dapat menunjukkan bentuk fisik dari morfogen sehingga masih belum pasti apakah pembentukan pola kulit hewan secara alami benar-benar terjadi demikian.
Jika pembentukannya juga berlaku pada kucing, maka pola pewarnaan rambut di kulitnya mungkin berubah seiring bertambahnya usia. "Mungkin nilai parameternya juga dipengaruhi ukuran tubuhnya," ujar Madzvamuse.
Pola belang di permukaan tubuh macan, zebra, dan beberapa jenis hewan lainnya menyisakan misteri hingga kini. Meskipun demikian, persamaan yang dikembangkan Alan Turing pada 1952 dapat menjelaskan bagaimana terbentuknya garis melingkar di permukaan kulit zebra maupun macan tutul.
Turing berhasil menunjukkan bahwa pola di kulit zebra dan macan dihasilkan oleh dua jenis zat kimia tubuh yang disebut morfogen. Keduanya saling berinteraksi satu sama lain sehingga membentuk pola tiga dimensi di permukaan kulit hewan.
Salah satu morfogen menentukan warna hitam dan lainnya warna yang cerah. Komposisi campuran kedua zat yang menembus kulit akan menentukan pola pewarnaan di kulitnya.
Proses pembentukan warna seperti itu dinyatakan Turing sebagai persamaan reaksi difusi. Dengan melakukan sintesis meniru variabel-variabel yang menentukan, para peneliti dapat mereplikasi pola pewarnaan kulit.
Pola yang sama di beberapa bagian dapat terbentuk jika salah satu morfogen yang menyebabkan warna hitam, misalnya, juga mengaktifkan pembentuk warna cerah namun aktif lebih dulu. Morfogen-morfogen penyebab warna hitam akan aktif lebih dulu dan disusul pembentuk warna cerah sehingga menghasilkan lingkaran warna hitam.
Pola warna bayi
Macan tutul yang telah dewasa memiliki pola warna yang sangat kompleks. namun, pada hewan yang masih muda, pola warnanya lebih sederhana.
Pola pewarnaan kulit pada macan loreng merupakan salah satu bentuk yang paling kompleks. Pada macan loreng dewasa, pola kulitnya terlihat seperti lingkaran yang tidak sempurna dengan beberapa sudut dan titik hitam di tengahnya.
Sy-Sang Liaw dari Universitas Nasional Chung-Hsing di Taichung, Taiwan dan koleganya mencoba meniru pola kulit macan loreng menggunakan persamaan Turing. Namun, mereka tidak dapat melakukannya hanya dengan meniru dan mengambil variabel-variabel yang dibutuhkan.
Bahkan, para peneliti harus membuat asumsi bahwa pertumbuhan loreng melalui dua tahap berbeda. Mereka harus menentukan pola pewarnaan loreng pada saat hewan masih muda dan perkembangannya hingga pola permanen saat dewasa.
Para peneliti membutuhkan waktu sekitar setahun untuk menemukan formula yang tepat. "Pola kulit macan loreng merupakan bagian yang paling sulit," kata Liaw yang melaporkan temuannya dalam Physical Review E.
Menurut Liaw, peneliti lain yang mencoba meniru pola pewarnaan macan loreng dengan satu langkah saja tidak akan berhasil. Satu-satunya cara adalah membaginya menjadi dua tahap.
"Sangat menarik mengetahui mengapa mustahil mendapatkannya dalam satu tahap," kata Anotida Madzvamuse, seorang pakar matematika dari Universitas Auburn di Alabama yang juga sedang meneliti pola pewarnaan kulit hewan. Sampai sekarang, belum ada yang dapat menunjukkan bentuk fisik dari morfogen sehingga masih belum pasti apakah pembentukan pola kulit hewan secara alami benar-benar terjadi demikian.
Jika pembentukannya juga berlaku pada kucing, maka pola pewarnaan rambut di kulitnya mungkin berubah seiring bertambahnya usia. "Mungkin nilai parameternya juga dipengaruhi ukuran tubuhnya," ujar Madzvamuse.