Follow along with the video below to see how to install our site as a web app on your home screen.
Catatan: This feature may not be available in some browsers.
Saat ini anda mengakses IndoForum sebagai tamu dimana anda tidak mempunyai akses penuh untuk melihat artikel dan diskusi yang hanya diperuntukkan bagi anggota IndoForum. Dengan bergabung maka anda akan memiliki akses penuh untuk melakukan tanya-jawab, mengirim pesan teks, mengikuti polling dan menggunakan feature-feature lainnya. Proses registrasi sangatlah cepat, mudah dan gratis. Silahkan daftar dan validasi email anda untuk dapat mengakses forum ini sepenuhnya sebagai anggota. Harap masukkan alamat email yang benar dan cek email anda setelah daftar untuk validasi.
gajah LONDON - Sekali berkonflik dengan gajah, para penduduk lokal di Afrika maupun Sumatera yang sering membangun pemukiman di tepian hutan mungkin harus siap dimusuhi selamanya.
Sebab, hewan bertubuh besar itu diketahui dapat mengenali musuhnya dari bau dan warnanya. Hasil penelitian terbaru di Kenya yang dilansir jurnal Current Biology menunjukkan hal tersebut.
Gajah-gajah di sana terlihat marah jika dihadapkan pada baju yang dipakai pemukim suku Masai di Afrika, yang sering berkonflik dengan gajah. Mereka mengarahkan belalainya untuk mencari bau yang dimusuhinya itu kemudian membanting-banting kakinya. Sebaliknya, jika dihadapkan pada yang dikenakan Suku Kamba yang jarang berkonflik, gajah tetap terlihat tenang.
Untuk mengujinya lebih lanjut, para peneliti menghadapkan baju berwarna merah, warna baju yang sering dipakai penduduk suku Masai. Reaksi kemarahan yang diperlihatkan seperti membanting kaki dan mengguncang-guncangkan kepalanya ternyata jauh lebih agresif dibandingkan jika dihadapkan baju berwarna putih Suku Kamba.
"Reaksi terhadap Masai dan Kamba sangat berbeda. Reaksi terhadap warna baju suku Masai sangat besar," ujar Lucy Beth, seorang ahli psikologi kognitif dari Universitas St. Andrews yang melakukan penelitian untuk Proyek Penelitian Gajah Amboseli. Ia mengatakan kemampuan gajah mengklasifikasikan penduduk yang memusuhinya dengan tingkatan berbeda-beda belum pernah dilaporkan sebelumnya.
Jika kecenderungan tersebut terjadi pada semua gajah, informasi ini tentu menjadi sangat berarti dalam upaya konservasi. Selama ini para peneliti menilai konflik manusia dan gajah di mana-mana sama saja padahal sehingga penanganan yang dilakukan belum tentu berhasil di semua lokasi.
Lalu apakah penduduk harus selalu ganti pakaian dan minyak wangi agar tak dimusuhi gajah? Tentu saja tidak, upaya konservasi yang lebih utama seperti di Kenya adalah tetap menjaga jarak antara pemukiman dengan habitat gajah.
gue pernah nonton dokumentasi film tentang suku pawang gajah di kamboja.
satu orang anggota suku punya partner satu gajah. dan ikatan tersebut hanya berakhir sampai gajah atau sang pawang meninggal. dari situ gue tau kepintaran gajah. benr bener delicate animal.
oh ya btw tau gak cara bedain gajah afrika dan gajah asia?
yg kupingnya lebar berbentuk benua afrika tuh gajah afrika.
yg kupingnya kecil gajah asia.
yg difoto diatas adalah gajah afrika.
ada lagi tu
kalo gajah Asia kepala na cenderung bulet
kalo gajah Afrika segitiga
kalo gk sala g pernah nntn d Discovery ato National Geo kalo gajah tu mendengar lewat getaran d tana
d acara tu d buat alat pemancar suara k tanah
waktu d nyalakan getaran untuk mem beri tahu kan bahaya
gajah" tu merespon
mereka pergi dari tempat itu
ane" aj indra binatang /heh
@atas
swt /swt /swt
tu "gajah" yg laen
wkwk...
GRP tu Good Reputation Point
tu yang d kanan atas post org gt
gambar timbangan
guna na utk ngasi reputasi ama sesama IFers
kl manusia kyk na gk py insting d
yg ad cuma pe rasa an
kl py insting jd liar dong para manusia ini
wkwk...