magnum
IndoForum Activist C
- No. Urut
- 1320
- Sejak
- 27 Mei 2006
- Pesan
- 14.143
- Nilai reaksi
- 417
- Poin
- 83

Thorsten Geisler/ Alexander A. Nemchin
Citra mikroskop elektron bagian permata yang terperangkap zircon berumur lebih dari 4 miliar tahun.
CANBERRA, SELASA
Permata adalah lambang keabadian. Pantas sebutan tersebut disandangnya baik dalam arti kiasan maupun harfiah karena umurnya juga setua Bumi. Baru-baru ini, ditemukan bongkah permata yang umurnya lebih dari 4 miliar tahun.
Kristal tersebut berusia sekitar satu miliar lebih tua dari kristal tertua yang pernah ditemukan sebelumnya. Tidak hanya memecahkan rekor sebagai permata tertua yang pernah ditemukan di muka Bumi, batu mulia tersebut mungkin menyimpan informasi mengenai perkembangan evolusi Bumi. Para peneliti menemukannya terperangkap di dalam kristal zircon di kawasan Bukit Jack (Jack Hills) di bagian barat Australia.
"Jack Hills merupakan satu-satunya tempat di Bumi yang memiliki informasi formasi Bumi semacam ini," ujar Alexander Nemchin, seorang ahli geokimia dari Universitas Teknologi Curtin, Australia Barat yang ikut terlibat dalam analisi permata tersebut. Ia mengatakan material tertua di Bumi ada di tempat ini.
Bumi terbentuk sejak 4,5 miliar tahun lalu dari gumpalan debu angkasa yang mengelilingi Matahari muda (proto Matahari). Saat itu, temperatur Bumi masih di atas 6.000 derajat Celcius. Saat Bumi mulai dingin, aliran lava mulai mengeras memebntuk lapisan batuan. Bagaimana proses pembentukan batuan yang melapisi kerak Bumi itu masih diperdebatkan sampai sekarang karena minim bukti-bukti.
Salah satu perdebatan yang hangat diperbincangkan adalah kondisi Bumi saat itu, apakah dilapisi cairan lava yang snagat panas atau telah mengeras dan terisi lautan. Kristal zircon dapat menjawab pertanyaan tersebut. Sebab, batuan ini sangat keras dan relatif tahan dari lelehan lava sehingga sifat kimianya tetap terjaga sampai sekarang.
Hasil penelitian terbaru terhadap kristal zircon menunjukkan bahwa proses pendinginan Bumi terjadi lebih cepat dari perkiraan semula. Benua dan lautan diperkirakan sudah terbentuk sejak 4,4 miliar tahun lalu.
Menurut Thorsten Geisler dari Institut Ilmu Mineral Universitas Munster, Jerman, penemuan permata berusia lebih dari 4 miliar tahun mendukung teori tersebut. ia dan peneliti lainnya menyimpulkan bahwa permata tersebut hanya dapat terbentuk di lapisan benua yang tebal sekitar 4,25 miliar tahun lalu.
"Saya yakin Bumi pasti lebih dingin dari perkiraan sebelumnya karena kalau tidak kami tidak mungkin menemukan permata ini," ujar Geisler. Sebab, lanjutnya, untuk membentuk permata tersebut butuh tekanan sangat kuat.
Ia menjelaskan, untuk mencapai tekanan yang dibutuhkan sebesar itu, dibutuhkan lapisan benua yang tebal. Artinya, permukaan Bumi sudah dilapisi batuan. Penjelasan rinci mengenai temuan ini dipublikasiakn dalam jurnal Nature edisi 23 Agustus.