• Saat ini anda mengakses IndoForum sebagai tamu dimana anda tidak mempunyai akses penuh untuk melihat artikel dan diskusi yang hanya diperuntukkan bagi anggota IndoForum. Dengan bergabung maka anda akan memiliki akses penuh untuk melakukan tanya-jawab, mengirim pesan teks, mengikuti polling dan menggunakan feature-feature lainnya. Proses registrasi sangatlah cepat, mudah dan gratis.
    Silahkan daftar dan validasi email anda untuk dapat mengakses forum ini sepenuhnya sebagai anggota. Harap masukkan alamat email yang benar dan cek email anda setelah daftar untuk validasi.

Air Mungkin Berasal dari Komet

LoVe_ChiKa

IndoForum Junior A
No. Urut
8777
Sejak
17 Nov 2006
Pesan
3.571
Nilai reaksi
379
Poin
83
Sebuah penemuan baru dengan satelit NASA menunjukkan bahwa air di bumi kemungkinan berasal dari angkasa luar. Dalam hal ini, komet-komet yang berjatuhan ke bumi.

Di antara sembilan planet dalam tata surya kita, hanya bumi yang diberkahi dengan banyak sekali air dalam keadaan cair. Persediaan air di dunia ini berjumlah 1.360 juta kilometer kubik.Yang sama pentingnya dengan banyaknya air adalah kemampuan bumi untuk memeliharanya dalam ketiga wujud dasar zat --yaitu sebagai zat cair, zat padat dan uap. Air adalah satu-satunya bahan umum yang ada secara alamiah dalam ketiga wujud itu di bumi, dan rupanya bumilah satu-satunya planet yang memiliki air dengan cara ini. Keadaan ini tidak hanya telah menentukan tata kehidupan di bumi, tetapi, dalam tata surya kita.

Air tak Pernah Diam
Selama ribuan tahun manusia sudah menyadari pentingnya peranan air. Begitu berlimpah, begitu luar biasa dan begitu pentingnya air sehingga zat ini selalu membangkitkan rasa heran bercampur kagum. Manusia sendiri adalah kantung air yang berpori; hanya sepertiga bobot tubuhnya saja yang terdiri dari senyawa-senyawa lain. Air menyebabkan adanya samudera yang menggelora, kabut dari rawa, gletser yang merayap, uap gunung api yang meledak-ledak, bola sayu, serta 4.500 juta ton atau lebih lengas yang dapat dipusar di udara oleh angin topan kecil.

Keanekaragaman yang luar biasa ini menerangkan sedikit tabiat air yang selalu bergerak. Zat ini tidak pernah diam. Air dalam gelas dekat piring makan yang tampaknya tak bergerak sebenarnya merupakan dunia air penuh gejolak dalam mikrokosmis, yang sekaligus mengubah kubus es menjadi zat cair, melepaskan sedikit uap ke udara di atasnya serta mengembunkan uap menjadi titik air kecil-kecil pada sisi gelas yang licin. Bila diproyeksikan pada skala bumi yang luas, seluruh zat yang giat yang berjumlah 1.360 juta kilometer kubik ini terus-menerus menanggapi tenaga alam yang dahsyat dan rumit --perputaran bumi, panas matahari yang memancar serta pengaruh gravitasi bumi dan lainnya dalam tata surya.

Semua kekuatan ini masih ditambah lagi dengan pengaruh ketakteraturan permukaan seperti adanya gunung, lembah serta daratan di semua benua dan cekungan samudera --beserta sifat kimia dan tekstur materi bumi. Setiap pengaruh ini ikut menjadi penyebab perubahan bentuk yang dinamik dan terus-menerus --yaitu sifat air dalam bentuk gas, zat padat dan zat cair yang tidak tetap tetapi terus berubah-ubah dan berpindah-pindah.

Tetapi dalam satu hal yang sangat penting, perilaku air justru tetap: seluruh persediaan air tidak bertambah dan tidak pula berkurang. Orang yakin bahwa persediaan air pada saat ini maupun 3.000 juta tahun yang lalu hampir tepat sama. Air didaurkan kembali tak henti-hentinya, dengan digunakan, dibuang, dimurnikan dan digunakan kembali. Kentang yang dimakan semalam mungkin telah direbus dengan air yang berabad-abad yang lalu merupakan air mandi Archimedes. Mungkin gagasan menggunakan air yang sudah "terpakai" mula-mula menjijikkan bagi suatu peradaban yang mementingkan kesehatan, namun pengetahuan bahwa dunia tidak mungkin kehabisan persediaan zat yang vital ini seharusnya memberikan perasaan aman kepada kita semua.


Asal-Usul Air
Keawetan air menimbulkan pertanyaan apakah zat ini memang sudah ada pada segala zaman. Apakah sebenarnya sumber semua air pada awal kelam bumi yang muda dan belum mengandung kehidupan apa pun? Para ilmuwan masa kini melihat adanya hubungan langsung dengan teka-teki yang lebih besar, yaitu teka-teki tentang asal-usul bumi itu sendiri. Kehadiran dan sifat air jelas ada hubungannya dengan planet kita, kedudukan, dan pembentukannya.

Teori tentang terjadinya bumi yang sudah diterima secara meluas adalah yang dikembangkan pada tahun 1944 oleh seorang ahli teori bangsa Jerman Carl F. von Weizsacker dan kemudian dimodifikasi oleh Gerard P. Kuiper dari Universitas Arizona, AS. Teori ini mengemukakan bahwa matahari berkembang dari awan hidrogen dan helium yang sangat banyak dan berbentuk gas. Dalam awan ini terdapat unsur serta senyawa yang menjadi bahan semua planet dalam bentuk debu halus yang tersebar dan meliputi satu persen dari seluruhnya. Air, dalam bentuk uap dan hablur, adalah salah satu di antara senyawa-senyawa tersebut.

Teori lain menyebutkan bahwa air dari bumi kemungkinan berasal dari luar angkasa. Pendapat ini dikemukakan oleh Dr. Masaru Emoto, ketua dari Institute International Hado Membership (IHM) yang telah melakukan beberapa eksperimen yang menakjubkan mengenai kristal air. Menurutnya, lima tahun yang lalu, sebuah asteroid membawa es ke bumi. Para peneliti dari Universitas Hawaii mengukur dan menemukan bahwa beratnya 100 ton. "Setiap tahun ada puluhan juta kepingan es sebesar itu jatuh ke bumi dari ruang angkasa. Apabila kita menghitung jumlah air yang terbawa, orang akan melihat bahwa sangat mungkin asal mula air di bumi berasal dari ruang angkasa. Para peneliti Universitas Hawaii mengatakan bahwa mungkin pada permulaan di bumi tidak ada air dan air muncul di bumi berasal dari ruang angkasa.

Pendapat Masaru Emoto tersebut diperkuat dengan penemuan terbaru. Seorang peneliti dari ilmu fisika Universitas Iowa menyimpulkan bahwa setiap hari ribuan komet berukuran rumah-rumah kecil memasuki atmosfer bumi, dan semuanya dapat dikategorikan planet-planet air. Begitu komet-komet ini memasuki atmosfer, mereka terurai dan berubah menjadi uap air. Foto-foto yang merekam bumi pada saat itu memperlihatkan titik-titik gelap yang dinaungi oleh uap air. Foto-foto ini dapat membantu mengindentifikasi ukuran dan jumlah komet pembawa air memasuki atmosfer bumi. Fisikawan, Louis A. Frank mengatakan bahwa mereka menemukan sesuatu datang pada kecepatan dua puluh komet per menit atau satu komet per tiga detik. Dia juga mengatakan tipe komet tersebut terlihat seperti dua buah kamar rumah kecil dan beratnya dua puluh sampai empat puluh ton.

Profesor Frank menggunakan satelit NASA untuk mengambil gambar-gambar tersebut. Pertama kali dia mempublikasikan hasil penelitiannya pada tahun 1986. Dia mengatakan kepada wartawan CNN bahwa ini sepertinya "hujan kosmik" yang halus dapat dianggap satu-satunya sumber air di bumi. NASA pun menanggapi penelitian Dr. Frank dengan serius. Petugas NASA, Steve Maran memberitahu CNN bahwa walaupun masih memerlukan banyak penelitian untuk benar-benar memahami komet-komet ini, namun jelas sekali bahwa mereka mengandung jumlah air yang besar.

"Kulit es yang keras ini mengelilingi dengan longgar membungkus "bola-bola salju". Ketika komet-komet masuk ke atmosfer bumi, bola-bola salju tersebut terurai dan menjadi uap air. Tidak seperti komet yang lebih besar, mereka tidak mengandung debu dan metal. Kesimpulannya, mereka tidak terang seperti komet besar ketika melintas udara. Sejak mereka terurai terpisah pada ketinggian di atas 965 km, mereka bukan sebuah ancaman bagi manusia atau pesawat terbang," demikian seperti dikutip CNN belum lama ini.

Berdasarkan penemuan baru ini, Profesor Frank terus melanjutkan penelitiannya untuk semakin menguak takbir asal-usul air di bumi ini. Bagaimanapun penemuannya telah memberikan kepada kita pengetahuan dan inspirasi. Sepanjang sejarah, bumi memang tak henti-hentinya kedatangan banyak benda luar angkasa, beberapa bahkan diyakni telah mengakibatkan kemusnahan suatu jenis makhluk secara besar-besaran seperti dinosaurus. Dan, penemuan sumber air di bumi menambah lapisan lain dari misteri asal-usul manusia.

(Sumber: www.bromotirta.com dari buku: Water, Time Life Library dan www. pureinsight.org)
 
apa mungkin komet yang berjatuhan seperti kembang api dapat berubah menjadi air /hmm
 
Komet adalah kumpulan es beku yang beredar mengelilingi tata surya dalam waktu yang periodik dengan orbit lonjong.

Kalau mendekati matahari, maka sebagian material akan menguap dan membentuk ekor yang kalau melintas dekat bumi bisa dilihat dengan mata biasa atau pakai teleskop.

Ada komet yang bisa dilihat secara berkala seperti Komet Halley yang bisa dilihat setiap 76 tahun sekali (1910 - 1986). Ada juga yang bisa dilihat cuma sekali, setelah itu pecah.

Komet Shoemaker-Levy tahun 1994 pernah pecah dan menghantam planet Jupiter. Untung ada planet Jupiter yang besar, karena kalau tidak planet bumi akan sering dihantam komet-komet. Jupiter dengan gravitasinya yang kuat bisa menarik komet-komet sehingga tidak menghantam bumi, mars dll.

http://www2.jpl.nasa.gov/sl9/

Banyak komet yang bisa dilihat dengan mata biasa dianggap orang-orang jaman dahulu sebagai pedang setan, pertanda bencana/huru-hara, atau kematian orang penting.

Berdekatan dengan waktu tewasnya Julius Caesar, orang-orang Romawi bisa melihat sebuah komet.

Contoh komet yang bisa dilihat dengan mata biasa:
Tahun 1965, ada komet Ikeya Seki.
Desember 1973, ada komet Kohoutek.
1986 ada komet Halley.
1996 ada komet Hyakutake.
1998 ada komet Hale-Bopp.
Januari 2007 ada komet McNaught.

http://www.geocities.com/mahtezcatpoc/comets.html

Kalau diperhatikan ada banyak kejadian besar di Indonesia sekitar tahun-tahun tersebut, antara lain serangan bom borobudur/BCA (1985), peristiwa 27 Juli 1996, kerusuhan Malari (Januari 1974), etc.

Mengenai penampakannya komet di malam hari khas mirip dengan sebentuk ekor dan itulah yang menyebabkan dia dijuluki bintang berekor. Ada yang menamakan lintang kemukus, bintang sapu, bintang berasap, bahkan si rambut gondrong. Penampilannya memang berbeda dengan benda langit lainnya. Wajahnya agak kabur berkabut termasuk ekornya yang kadang sangat panjang. Sebagai salah satu penjelajah kecil di tata surya, komet juga mengedari matahari. Bila mendekati bumi, komet bisa dilihat bahkan kadang cemerlang.

dari bahan dasar komet yg merupakan kumpulan es beku
dan komet jg mengitari matahari (berevolusi),
apakah tidak mungkin kalau bumi pun pada zaman dahulu kala bumi seperti itu,
dan dengan bertambahnya waktu dan dengan terjadinya proses2 alam yg terjadi cukup lama,
dengan menyatunya partikel2 di angkasa yg berupa debu dan bebatuan serta tanah
lalu bersatu dan membentuk benda padat dan menjadikan tumpukan2 dan lapisan2 sehingga menjadi sebuah planet yaitu bumi.
karena bumi dahulu jg pernah melalu zaman es - zaman batu dst...
dan tidak menutup kemungkinan jika komet itu bersatu dengan benda2 lain di angkasa dia akan menjadi sebuah planet baru
 
wah wah jadi saling menempel tuh bisa membuat planet baru nice comment om chaoz /no1
 
nah kalo komet2 tersebut membentuk sebuah planet baru lainnya
dan jumlah nya semakin lama semakin bertambah, lalu tata surya ini dipenuhi dengan planet2 yg jaraknya berdekatan
dan karena orbit komet yg lonjong berbeda dengan planet yg memiliki garis orbit melingkar,
apakah tidak menutup kemungkinan terjadi nya tabrakan /?
apakah ini yg disebut kiamat /omg
 
semakin banyak planet yang memnuhi tata surya memungkin untuk terjadi perang antar galaksi juga lho /sob /sob
 
@T!T!~ch@/\/ :
perang antar galaksi /?
sepertinya istilah itu cuma ada di film fiksi ilmiah aja,
sebab blm ada bukti yg benar2 bisa menyatakan ada kehidupan seperti di bumi di galaksi lain
 
kan para ilmuwan udh mulai menemukan tanda tanda kehidupan d galaksi lain om /sob
 
@T!T!~ch@/\/
kemungkinan seperti itu memang ada, n bisa jadi para ilmuwan itu benar walaupun belum ada yg bisa membuktikannya.
tapi, jikalau ada.......... mungkin kehidupan disana tidak sama dengan yg ada di bumi
organisme yg berbeda, cara kehidupan dan kemampuan berfikir yg berbeda dgn penghuni bumi

dan mungkin yg mereka anggap penghuni makhluk lain bukanlah penghuni planet lain,
tetapi makhluk dari alam lain. mungkin makhluk gaib begitu /gg/e4
 
maka dari itu berarti manusia bumi harus beradapatasi lagi dengan alam yang akan d huninya tersebut dan jika manusia tidak bs beradapatasi maka d yakini manusia akan punah /sob /sob
 
maka dari itu berarti manusia bumi harus beradapatasi lagi dengan alam yang akan d huninya tersebut dan jika manusia tidak bs beradapatasi maka d yakini manusia akan punah /sob /sob

/hmm jika seperti itu, berarti apa yg terjadi pada komet,... hingga membentuknya suatu komet menjadi planet
dan kemampuan adaptasi manusia terhadap lingkungannya yg diangkat cc lids
semuanya bisa berhubungan juga yah /...
namun jika manusia itu harus punah, maka itu mungkin sudah hal yg sangat wajar
mungkin kah akan ada revolusi baru nanti nya, akan lahir manusia2 baru di kemudian hari /?
 
 URL Pendek:

| JAKARTA | BANDUNG | PEKANBARU | SURABAYA | SEMARANG |

Back
Atas.