• Saat ini anda mengakses IndoForum sebagai tamu dimana anda tidak mempunyai akses penuh untuk melihat artikel dan diskusi yang hanya diperuntukkan bagi anggota IndoForum. Dengan bergabung maka anda akan memiliki akses penuh untuk melakukan tanya-jawab, mengirim pesan teks, mengikuti polling dan menggunakan feature-feature lainnya. Proses registrasi sangatlah cepat, mudah dan gratis.
    Silahkan daftar dan validasi email anda untuk dapat mengakses forum ini sepenuhnya sebagai anggota. Harap masukkan alamat email yang benar dan cek email anda setelah daftar untuk validasi.

Berita Kesenjangan Ekonomi Semakin Lebar

AleXandria

IndoForum Newbie C
No. Urut
107327
Sejak
21 Okt 2010
Pesan
164
Nilai reaksi
2
Poin
18
0908351620X310.jpg


JAKARTA, KOMPAS.com - Perekonomian Indonesia pada 2010 tumbuh 6,1 persen, melampaui target 5,8 persen. Nilai produk domestik bruto naik dari Rp 5.603,9 triliun pada 2009 menjadi Rp 6.422,9 triliun tahun lalu. Namun, pertumbuhan ekonomi ini menimbulkan kesenjangan di masyarakat.

Pengamat ekonomi Yanuar Rizky di Jakarta, Senin (7/2/2011), mengatakan, kelompok masyarakat yang sangat kaya masih menjadi penyokong utama pertumbuhan ekonomi melalui konsumsi rumah tangga mereka.

Sementara sektor industri berorientasi penciptaan nilai tambah penyerap lapangan kerja, yang menjadi salah satu indikator kesuksesan pertumbuhan ekonomi, justru kian melemah.

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Rusman Heriawan mengumumkan, pertumbuhan ekonomi pada 2010 dengan nilai produk domestik bruto (PDB) Rp 6.422,9 triliun dan pendapatan per kapita mencapai Rp 27 juta per tahun.

Jumlah ini didapat dari membagi Rp 6.422,9 triliun dengan 237,6 juta penduduk Indonesia.

Rusman menjelaskan, konsumsi rumah tangga menyumbang kue pertumbuhan terbesar, yakni 56,7 persen, disusul investasi 32,2 persen. Idealnya, konsumsi rumah tangga terus menurun hingga di bawah 50 persen, seperti yang terjadi di negara-negara maju.

Pertumbuhan PDB pun kemudian didukung oleh ekspansi investasi, terutama untuk industri manufaktur yang menciptakan lapangan kerja.

Meski demikian, komposisi investasi yang sudah melebihi 30 persen dari PDB telah menunjukkan ada sirkulasi yang bermanfaat bagi perekonomian jangka panjang.

Pertumbuhan ekonomi pada 2010 telah menciptakan lapangan kerja baru sebanyak 3,34 juta orang. Dengan demikian, menurut Rusman, setiap 1 persen pertumbuhan ekonomi pada 2010 mampu menciptakan lapangan kerja baru bagi 548.000 orang.

”Ini cukup bagus. Penciptaan lapangan kerja paling besar pertama adalah sektor jasa 325.000 orang. Nomor dua industri pengolahan yang mampu menyerap 220.000 orang,” ujarnya.

Yanuar Rizky berpendapat, konsumsi penopang pertumbuhan ekonomi baru dikatakan berkualitas apabila mampu mendorong kegiatan produksi yang menyerap lapangan kerja. Pertumbuhan ekonomi kita seperti terpisah dari fungsi produksi.

Sektor jasa dari perdagangan, hotel, dan restoran tumbuh sebesar 8,7 persen dan menjadi penyumbang terbesar terhadap total pertumbuhan PDB, yakni 1,5 persen.

Sumber pertumbuhan PDB terbesar lain adalah angkutan dan industri, masing-masing 1,2 persen.

Konsumsi rumah tangga masih menopang pertumbuhan ekonomi dengan kontribusi 2,7 persen dan investasi 2 persen.

Menurut Yanuar, konsumsi rumah tangga yang tinggi tersebut sebagian besar didukung oleh kelompok masyarakat berpendapatan tinggi. Konsumsi nasional pun ternyata gagal mendorong kegiatan produksi karena sebagian besar kebutuhan domestik didapat lewat impor.

Yanuar mengutip laporan Asia Wealth Report 2010 yang memaparkan secara rinci ke mana saja distribusi investasi kekayaan orang-orang kaya di Asia-Pasifik, termasuk Indonesia.

Kelompok orang kaya Indonesia menyimpan 33 persen aset kekayaan mereka dalam bentuk deposito atau tabungan, real estat (22 persen), saham (19 persen), reksa dana pendapatan tetap (16 persen), dan investasi alternatif, seperti kurs mata uang asing atau komoditas (10 persen).

”Jadi, kebanyakan peningkatan pendapatan itu berasal dari deposito dan instrumen finansial lain dan yang menikmati hanya 200.000 pemilik rekening di atas Rp 100 juta, menurut data BPS. Bagaimana bisa berkualitas kalau pertumbuhan lebih rendah dari inflasi (6,96 persen) dan orang yang tumbuh saat ini hanya pemilik modal yang mampu bermain di pasar uang, bukan berproduksi,” ujar Yanuar.

Industri terpuruk

Kalangan pengusaha juga turut mengkhawatirkan adanya kesenjangan lapisan masyarakat kaya dan miskin. Apabila pemerintah terlambat menanganinya, akan terjadi persoalan sosial yang berdampak terhadap stabilitas ekonomi dan politik.

Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Sofjan Wanandi mengemukakan, pengusaha terus berusaha keras menjadi lokomotif perekonomian nasional. Namun, upaya keras tersebut akan sia-sia apabila pemerintah tidak berbuat sesuatu untuk memperbaiki kondisi yang ada, seperti infrastruktur, penegakan hukum, pasokan energi, dan ekonomi biaya tinggi.

”Industri manufaktur masih tertolong dengan pertumbuhan sektor otomotif dan elektronik. Toyota dan Honda masih tumbuh karena jumlah penduduk terus bertambah, elektronik masih maju karena mengekspor,” ujar Sofjan.

Namun, kondisi ini dikhawatirkan tidak bertahan lama jika pemerintah tak segera mengubah kebijakan bea masuk yang memanjakan importir. Kebijakan tersebut, termasuk menaikkan tarif dasar listrik, menghantui dunia usaha.

Minat pengusaha memproduksi barang menurun. Mereka kini menjadi lebih pragmatis dan sebagian mulai beralih menjadi importir sehingga lambat laun mempersempit penciptaan lapangan kerja baru.

Kondisi ini yang membuat kesenjangan antara kaya dan miskin semakin lebar. Yang menikmati pertumbuhan hanya sebagian kecil masyarakat dan masih banyak yang hidup pas-pasan.

”Bagaimana mau tumbuh baik kalau pemerintah tidak berbuat apa-apa untuk menyelamatkan industri manufaktur. Pengusaha juga tidak mau terkena getah dan setback kalau terjadi apa-apa akibat dampak kesenjangan pendapatan,” ujar Sofjan.

Dalam laporan BPS, kontribusi industri pengolahan dalam PDB merosot selama tiga tahun terakhir.

Pada 2008, industri pengolahan berperan sebesar 27,8 persen dalam PDB, lalu turun menjadi 26,4 persen pada 2009 dan 24,8 persen pada 2010. Industri pertanian, peternakan, kehutanan, dan perikanan menyerap sedikitnya 40 juta pekerja dari 108,21 juta pekerja
 
ini dia, sesuai perumusan hanya orang kaya saja yang menumbuhkan pertumbuhan ekonomi :))

apaan, pertumbuhan ekonmi kok dibanggakan padahal masyarakat miskin masih banyak :(

Perumbuhan Ekonomi Meningkat belum tentu Ekonomi Maju :(
 
tapi yang sy temukan kebanyakan sekarang pencari kerja jarang sekali yg mau bekerja dengan serius, mereka hanya datang melamar ketika di terima, dan dipanggil untuk masuk kerja mereka tidak menjalani pekerjaan yg di lamar nya tersebut /hmm

lama-lama mayoritas pencari kerja seperti malas-malas, ingin nya dapat hasil banyak namun enggan kerja, dapat kesulitan sedikit sdh menghindar dan tidak ada ketekunan sama sekali, parah :(
 
berarti intinya, yang kaya makin kaya , yang miskin makin miskin... :D
 
tapi yang sy temukan kebanyakan sekarang pencari kerja jarang sekali yg mau bekerja dengan serius, mereka hanya datang melamar ketika di terima, dan dipanggil untuk masuk kerja mereka tidak menjalani pekerjaan yg di lamar nya tersebut /hmm

lama-lama mayoritas pencari kerja seperti malas-malas, ingin nya dapat hasil banyak namun enggan kerja, dapat kesulitan sedikit sdh menghindar dan tidak ada ketekunan sama sekali, parah :(

Betul teh...

Mental jaman sekarang inginnya serba instant.

jadi ingat jaman kuliah dulu, saya jabanin dari loper koran sampai Ac. rep personal loan dengan upah hanya puluhan sampai ratusan ribu rupiah :)
 
Program pengentasan kemiskinan yang dijalankan pemerintahan bentuknya instan, cuma sekilas saja ga da yg permanen, justru membuat rakyat kecil semakin malas..
yang dikejar cuma nama bahkan program itu sendiri tidak murni membantu sifatnya membodohi masyrakat, akan lebih baik jika dananya untuk membuka lapangan pekerjaan baru, daripada cuma bagi2 duit atau makanan yg hanya bertahan dalam hitungan hari saja..
 
menurut saya, sebenarnya bekerja yang nyaman adalah bekerja yang dapat gaji yang bisa di andalkan..... dari pada bekerja di suatu Perusahaan yang ternama dan besar, namun mereka menjual jenis multilevel, trading, investasi, asuransi, kartu kredit dll dimana kalau tidak clossing, mereka juga ga dapat apa2....

sebenarnya buat apa gengsi sepert kerja di perusahaan besar tapi hasil nya ga jelas...
percuma saja buangin waktu dan bikin orang punya pikiran cari cari trus mana tempat kerja yg hasil gede tapi kerja santai, sedangkan kebutuhan hidup mau tidak mau terus berjalan dan akibatnya malah membebani ortu yg sudah membiayai sekolah kuliah sampai lulus, tapi tidak kunjung bisa hidup mandiri :(

yang pasti saja, sebenarnya mana ada perusahaan mau menggaji gede pada pekerja tsb tanpa mendatangkan keuntungan buat perusahaan tsb :D

ga tahu bagaimana nasib masyarakat kita kalau tidak segera sadar betapa susah cari uang, tapi hanya berangan-angan kerja sukses tanpa kinerja yang serius /hmm
 
Jarang sekali ada perusahaan yang menjadikan karyawan menjadi salah satu asset yang paling berharga bagi perusahaannya. Dan saya lihat, acuan ini terwujud dalam perusahaan asing luar negeri, meski dari beberapa nya lebih parah daripada perusahaan nasional.

Dan, ketika perusahaan mencoba menjadikan karyawan sebagai salah satu asset terpenting dalam perusahaan, maka akan tercipta kesejahteraan bersama antara perusahaan dan karyawan yang diiringi dengan timbal balik dari karyawan dengan kontribusi dan pengorbanan untuk perusahaan, sehingga bekerja lebih senang, efektif dan efisien.
 
nah, ini dia siz n bang, sistem dan mentalitas bangsa harus diubah, keduanya harus, sebab kalau hanya sistem saja tanpa diiringi mentalitas yg tinggi tak akan jadi, kalau hanya mentalitas saja tanpa diiringi perubahan sistim itupun jg percuma. :D
 
@MasterOfAlchemy
yaa setuju sekali sama MasterOfAlchemy :-bd
membutuhkan adanya perubahan mindset secara besa-besaran maka bangsa ini akan bangkit menjadi bangsa yg berkembang dan maju.
 
Jadi gimana nih?

Bagaimana kalau kita hapus birokrasi yang bertele tele :D

Or, can we say "We Hate bureaucracy" :)
 
 URL Pendek:

| JAKARTA | BANDUNG | PEKANBARU | SURABAYA | SEMARANG |

Back
Atas.