Creationz
IndoForum Junior E
- No. Urut
- 6396
- Sejak
- 10 Sep 2006
- Pesan
- 1.516
- Nilai reaksi
- 261
- Poin
- 83

GREENBELT, SELASA - Setelah enam bulan menunggu, badan antariksa AS (NASA) akhirnya memperoleh foto pertama Matahari dalam format tiga dimensi. Foto tersebut merupakan hasil rekaman sepasang wahana ruang angkasa STEREO (Solar Terrestrial Relations Observatory) yang meluncur Oktober tahun lalu.
"Reaksi pertama yang muncul ’Hebat, instrumennya bekerja,’ namun reaksi sesudahnya ’Wow!’," ungkap ilmuwan NASA Simon Plunkett saat menjelaskan citra tersebut kepada sejumlah jurnalis dan ilmuwan yang harus mengenakan kacamata 3D untuk dapat mengamatinya. Foto-foto tersebut kini tersedia di Internet dan dipajang di sejumlah museum.
Foto tiga dimensi dihasilkan dua wahana STEREO yang mengorbit Matahari dari dua sisi berbeda. Salah satunya sejajar dengan Matahari dan Bumi, sedangkan lainnya tidak. Dengan sudut pandang berbeda, ibarat dua bola mata, kombinasi rekaman kedua wahana menghasilkan foto tiga dimensi.
Gambaran yang utuh seperti ini berguna untuk mempelajari jenis letupan energi di permukaan Matahari (solar flare) yang dikenal dengan pancaran massa korona (CME). Ibarat badai atau gempa, gejolak yang rutin terjadi di permukaan Matahari ini dapat diprediksi dalam jangka panjang namun sulit dipastikan kapan akan terjadi.
Letupan ini mendorong sekitar 1 miliar ton massa atmosfer Matahari ke sekitarnya dengan kecepatan mencapai 1,6 juta kilometer perjam. Badai gelombang elektromagnetik dari Matahari ini dapat merusak peralatan elektronika, satelit, dan membahayakan astronot di luar angkasa. Fenomena ini pula yang menyebabkan terjadinya aurora di dekat kutub.
"Para ilmuwan ingin meningkatkan kemampuan prediksi kedatangannya dari hitungan hari saat ini menjadi hitungan jam," ujar Russell Howard, investigator utama proyek Naval Research Laboratory. Sayangnya, sejak STEREO beroperasi, aktivitas Matahari relatif tenang sehingga belum ada letupan satupun yang terekam.