Creationz
IndoForum Junior E
- No. Urut
- 6396
- Sejak
- 10 Sep 2006
- Pesan
- 1.516
- Nilai reaksi
- 261
- Poin
- 83
CHICAGO, KAMIS - Pohon tertua yang tumbuh pertama di muka Bumi mungkin tidak bercabang namun memiliki banyak pelepah seperti pohon palem dan sejenisnya. Perkiraan ini didasarkan pada fosil-fosil pohon purba yang ditemukan sejak 137 tahun lalu.
Para paleontolog sejak lama penasaran dengan struktur pohon yang diperkirakan hidup 380 juta tahun ini. Namun, mereka kesulitan menggambarkan bentuk pohon tersebut karena hanya menemukan fosil tunggulnya saja (batang paling bawah). Fosil tersebut telah ditemukan pada sebuah penggalian di Gilboa tahun 1870.
Misteri tersebut mulai terungkap saat Linda VanAller Hernick, dan Frank Mannolini, paleontolog di New York State Museum, menemukan mahkota yang utuh pada tahun 2004. Setahun kemudian, bagian batang spesies yang sama ditemukan sepanjang 8,5 meter pada penggalian di New York.
Setelah disusun bagian demi bagian, pohon tersebut terlihat seperti pohon palem dengan ukuran mahkota sepanjang 1 meter dan diperkirakan memiliki akar serabut dan berkembang biak mellaui spora.
Setelah dipelajari ciri-cirinya, pohon ini dikelompokkan ke dalam genus Wattieza yang umumnya hidup para periode Devonian Tengah antara 397-385 juta tahun lalu. "Kami telah memecahkan teka-teki yang telah lama sekali tak terpecahkan," ujar Hernick yang melaporkan temuannya dalam jurnal Nature edisi terbaru.
Selain itu, ia manambahkan, sebelumnya para pakar paleobotani menetapkan pohon yang disebut Archeopteris sebagai pohon tertua, tapi kini ternyata ada pohon yang lebih tua umurnya.
Pohon yang baru teridentifikasi dari fosilnya itu hidup 23 juta tahun sebelum Archeopteris. Dengan demikian, tidak lama sebelum vertebrata tertua muncul di darat yakni dari jenis amfibi berkaki empat.
Para ilmuwan yakin pohon ini membentuk hutan yang berperan menyerap karbon dioksida dan mendinginkan permukaan Bumi. Pelepah pohonnya yang jatuh ke tanah menyediakan sumber makanan dan tempat berteduh bagi organisme-organisme yang hidup di bawahnya. "Ini merupakan penemuan penting yang dapat menjelaskan terbentuknya awal ekosistem hutan," ungkap Christopher Berry dari Universitas Cardiff, AS yang juga terlibat dalam penelitian.