• Saat ini anda mengakses IndoForum sebagai tamu dimana anda tidak mempunyai akses penuh untuk melihat artikel dan diskusi yang hanya diperuntukkan bagi anggota IndoForum. Dengan bergabung maka anda akan memiliki akses penuh untuk melakukan tanya-jawab, mengirim pesan teks, mengikuti polling dan menggunakan feature-feature lainnya. Proses registrasi sangatlah cepat, mudah dan gratis.
    Silahkan daftar dan validasi email anda untuk dapat mengakses forum ini sepenuhnya sebagai anggota. Harap masukkan alamat email yang benar dan cek email anda setelah daftar untuk validasi.

Monyet Yg Cerdik Membalas Budi

magnum

IndoForum Activist C
No. Urut
1320
Sejak
27 Mei 2006
Pesan
14.143
Nilai reaksi
417
Poin
83
monyet.jpg


Di pedalaman sebuah hutan lebat Jin Fo Shan, Chongqing, China tahun 2000 silam, seekor black leaf monkey (selanjutnya disebut monyet hitam) dan penduduk gunung mendeduksi sebuah cerita tentang pembalasan budi yang menakjubkan.

Akhir Juli 2000 silam, ketika penduduk gunung bernama Wang Zicheng mengumpulkan tumbuhan obat di kaki sebuah gunung, tiba-tiba, terdengar “buk” benda terhempas, sesuatu yang hitam gelap jatuh dari atas pohon. Wang Zicheng terhenyak, dan saat akan lari, tak disangka gerakan benda hitam yang begitu cekatan itu menjulurkan sebelah tangannya lalu menarik kaki Wang Zicheng. Wang memalingkan kepalanya, aduh seekor monyet hitam yang berusia kurang lebih 2 tahun justru dengan memelas menatapnya, ia merintih, tangan kirinya mengucurkan darah.

Ternyata monyet hitam ini minta tolong pada Wang Zicheng!

Tanpa pikir panjang lagi, Wang Zicheng menggendong monyet itu dan segera dibawah ke rumah. Ia membersihkan luka dan mengobati monyet itu. Monyet itu diam tak bergerak, membiarkan Wang Zicheng membalut lukanya. Setelah membalut luka sang monyet, Wang Zicheng lalu mengikat monyet itu dengan tali dan membiarkan monyet itu bermain di luar sambil menyembuhkan lukanya.

Seminggu kemudian, luka sang monyet sudah pulih dan Wang Zicheng pun melepaskan ikatannya, agar monyet itu bisa kembali ke gunung. Namun yang tak disangka adalah, monyet itu tidak mau pergi, bahkan monyet itu seakan-akan mengetahui sifat manusia, setiap hari berjalan-jalan di rumah Wang Zicheng dan bahkan membantu pekerjaan rumah.

Suatu pagi, monyet hitam itu pergi ke ladang Wang Zicheng, jika ada babi hutan, kera, landak renik atau binatang lain yang datang mencuri makanan, monyet itu akan bergegas ke sana sambil berteriak, menyeringai dengan marah dan mengusir mereka. Jika lawan tidak mengindahkan, maka monyet itu akan menggoyang-goyangkan dahan pohon dengan sekuat tenaga sambil bersorak-sorak. Umumnya, cara ini cukup efektif. Hanya kera kuning yang tak terkecoh dengan cara demikian. Namun jika demikian, maka monyet hitam ini akan menerjangnya dengan gusar, mengarahkan ekor hitamnya yang panjang ke punggung kera kuning dan memukul dengan sekuat tenaga, sampai kera kuning itu kabur.

Demikianlah, setelah lebih dari sebulan tingal di rumah Wang Zicheng, suatu pagi, monyet hitam itu dam-diam pergi dari rumah Wang Zicheng.

Pada suatu pagi pk.3.00 di akhir September 2000 silam, saat Wang Zicheng dan semua penduduk kampung tengah tidur pulas. Tiba-tiba, gemuruh gedoran pintu disertai dengan teriakan yang keras membangunkan Wang Zicheng. Wang terbangun dan begitu membuka pintu, O, ternyata monyet hitam sudah pulang, saat Wang Zicheng hendak memeluknya, tiba-tiba tingkah laku monyet itu tidak seperti biasanya, ia berusaha melepaskan diri dari lengan Wang Zicheng, meronta-ronta sambil berteriak panik. Wang Zicheng melihat tingkah monyet yang ganjil tapi tidak mengerti maksudnya, kemudian monyet itu menunjuk belakang pegunungan itu dengan tangannya. Wang membalikkan badannya dan memandang pegunungan yang dimaksud sang monyet, ya Tuhan! sebuah bencana besar sedang menjungkirbalikkan batu-batu yang besar dari gunung itu. Sang monyet menjulurkan lengan panjangnya dan dengan sekuat tenaga menarik Wang Zicheng keluar rumah.

Akhirnya Wang Zicheng mengerti dengan maksud sang monyet. Lalu Ia bergegas kembali ke rumah, membangunkan istrinya, membawa bayinya, lalu bergegas ke luar. Setelah itu, ia berteriak dari rumah ke rumah tetanganya. Baru saja 20 orang lebih dari 5 kepala keluarga seluruh desa itu berhamburan keluar, batu pegunungan yang besar-besar lalu menggelincir ke bawah dan langsung menerjang desa.

Banyak penduduk desa menangis haru, hampir saja jika tidak ada monyet yang menolong, kita semua pasti sudah mati.

Para penduduk desa yang lolos dari maut, mencari-cari “sang penolong”. Tampak sang monyet berdiri di atas pohon sambil memandangi orang-orang, sang monyet hanya bersorak gembira dan tak lama kemudian, sang monyet pun lenyap di tengah hutan lebat. Kisah nyata ini dipublikasikan pada 2001 silam di mass media dan sempat tersebar luas di masyarakat.
 
monyet aja masih punay budi apalaagi manusia /no1
 
HAHAHHAHAHHAHAHA
kadang2 sih manusia ada yg ga membalas budi....

kadang binatang lebi baek dari manusia /heh
 
monyet aja tw bales budi..

kok manusia susah ya??
 
makanya itu kenapa manusia yg harusnya lebih mulia dari hewan masih lebih baikan hewan /swt
 
ayo2 berlomba berbuat kebaikan, masa kalah ama monyet /e4
 
sepp setuju dengan atas gue /no1 jangan sampe manusia yg diciptkan lebih mulia dari hewan ternyata tabiatnya lebih buruk /no1
 
 URL Pendek:

| JAKARTA | BANDUNG | PEKANBARU | SURABAYA | SEMARANG |

Back
Atas.