• Saat ini anda mengakses IndoForum sebagai tamu dimana anda tidak mempunyai akses penuh untuk melihat artikel dan diskusi yang hanya diperuntukkan bagi anggota IndoForum. Dengan bergabung maka anda akan memiliki akses penuh untuk melakukan tanya-jawab, mengirim pesan teks, mengikuti polling dan menggunakan feature-feature lainnya. Proses registrasi sangatlah cepat, mudah dan gratis.
    Silahkan daftar dan validasi email anda untuk dapat mengakses forum ini sepenuhnya sebagai anggota. Harap masukkan alamat email yang benar dan cek email anda setelah daftar untuk validasi.
D

Profil Posting Aktifitas terbaru Kiriman Tentang

  • saya melihat ada kecenderungan MMD versi pak hudoyo berusaha memakai JARGON baru di luar BUDDHISME, padahal yang dipraktekkan dalam MMD adalah vipasana dengan mengutamakan bahiya sutta dan mulapariyaya sutta. Tetapi "mungkin" untuk menarik minat para umat diluar BUDDHISME, maka jargon jargon BUDDHISME berusaha ditutupi sedemikian rupa. Setelah melihat banyak post beliau di forum dhammacitta, pendapat saya seperti itu. Bagaimana dengan pendapat saudara singthung ?
    saya melihat ada kecenderungan MMD versi pak hudoyo berusaha memakai JARGON baru di luar BUDDHISME, padahal yang dipraktekkan dalam MMD adalah vipasana dengan mengutamakan bahiya sutta dan mulapariyaya sutta. Tetapi "mungkin" untuk menarik minat para umat diluar BUDDHISME, maka jargon jargon BUDDHISME berusaha ditutupi sedemikian rupa. Setelah melihat banyak post beliau di forum dhammacitta, pendapat saya seperti itu. Bagaimana dengan pendapat saudara singthung ?
    RAUNGAN SANG SINGA

    28. Ketika hal ini telah dikatakan oleh Sang Bhagava lalu petapa pengembara Subhadda, berkata kepada Sang Bhagava: "Bhante, luar biasa, sangat tepat dan sungguh luar biasa. Hal ini adalah ibarat orang yang menegakkan kembali sesuatu yang telah tumbang, atau memperlihatkan sesuatu yang telah tersembunyi, atau menunjukkan jalan kepada seseorang yang tersesat, atau menyalakan pelita dalam kegelapan, sehingga mereka yang mempunyai mata dapat melihat, di samping itu bahkan Sang Bhagava telah mengutarakan Dhammanya dalam berbagai cara. Maka dengan ini, saya mencari perlindungan pada Sang Bhagava, Dhamma dan Sangha. Semoga kiranya saya dapat diperkenankan oleh Sang Bhagava untuk memasuki Sangha, dan juga diperkenankan menerima penabisan kebhikkhuan."
    "Subhadda, siapa saja yang dahulunya telah menjadi pengikut suatu ajaran yang lain, kalau ingin masuk dan ditabiskan menjadi bhikkhu, di dalam dhamma vinaya yang kuajarkan ini, haruslah ia menempuh masa percobaan lebih dahulu selama empat bulan. Kemudian pada akhir bulan yang keempat itu, para mahatera akan berkenan menerimanya lalu ditabiskan menjadi seorang bhikkhu. Tetapi dalam hal ini aku sendiri dapat melihat perbedaan-perbedaan kesanggupan pribadi dari tiap-tiap orang."

    29. "Bhante, kalau demikian, orang yang dahulunya telah menjadi pengikut suatu ajaran lain, kalau ingin masuk dan ditabiskan menjadi bhikkhu di dalam dhamma vinaya yang diajarkan oleh bhante ini, harus menempuh masa percobaan lebih dahulu selama empat bulan. Kemudian pada akhir bulan yang keempat itu, maka para mahathera berkenan akan menerimanya lalu ditabiskan menjadi seorang bhikkhu. Saya juga akan sanggup, menempuh masa percobaan yang empat bulan. Pada akhir bulan yang keempat itu, terserahlah pada kebijaksanaan para mahathera itu, berkenan menerima saya dan menabiskan menjadi seorang bhikkhu." Tetapi ketika itu, Sang Bhagava memanggil Ananda, dan berkata kepadanya: "Ananda, kalau demikian izinkanlah Subhadda ini memasuki persaudaraan sebagai anggota Sangha." Ananda menjawab: "Baiklah, Bhante."

    30. Lalu petapa pengembara Subhadda itu berkata kepada Ananda: "Suatu keuntungan bagi Anda, sesungguhnya suatu berkah, bahwa di hadapan Sang Guru sendiri Anda telah diperkenankan menerima penabisan saya sebagai seorang siswa."
    Demikianlah telah terjadi, bahwa pertapa pengembara Subhadda telah diterima dan ditabiskan menjadi bhikkhu, di hadapan Sang Bhagava sendiri. Ia pun tekun, rajin dan sungguh-sungguh. Maka ia mencapai tujuan, sebagai orang yang dihormati, yang hidup berkelana, meninggalkan keduniawian, menuju kehidupan yang suci, dan setelah capai kebijaksanaan yang tinggi, ia hidup di dalam kesucian. Hancurlah belengu-belengu kelahiran, kehidupan suci telah tercapai, tak ada lagi sesuatu yang harus dikerjakan, dan dalam kehidupan ini tak ada lagi sesuatu yang tertinggal." Demikianlah ia telah menyadarinya.
    Bhikkhu Subhadda menjadi salah seorang di antara para Arahat dan ia adalah siswa terakhir yang diterima Sang Bhagava.
    =====================
    ada hal yang wajar bagi Hudoyo menyangsikan bahwa ia tidak percaya keluar mulut dari Sang Buddha. Namun kita tidak bisa mengambil sepotong-potong sutta karena sutta yang satu dengan sutta yang lain saling berkaitan. Apakah itu keluar dari mulut Sang Buddha atau tidak ? Disinilah kebijaksanaan kita untuk mengkaji sepotong sutta itu benar atau tidak keluar dari Mulut Sang Buddha. Kalau disini apakah selain Buddhis mengajarkan jalan menuju pembebasan(Nibbana)? Jawabannya tidak ada selain Buddhis. Kita lihat Kristen dan Islam ,mereka cuma paling-paling surga aja sedangkan kita Buddhis lebih dari di atas mereka yaitu Nibbana dan tidak ada tingkat kesucian seperti yang terdapat di Buddhis di agama mereka. Jadi anda bisa mengambil kesimpulan apakah sutta tersebut benar berasal dari mulut Sang Buddha. Kalau anda tanya saya apa benar sutta itu keluar dari mulut Sang Buddha. jawaban saya benar.
  • Memuat…
  • Memuat…
  • Memuat…

| JAKARTA | BANDUNG | PEKANBARU | SURABAYA | SEMARANG |

Back
Atas.