Angela
IndoForum Addict A
- No. Urut
- 88
- Sejak
- 25 Mar 2006
- Pesan
- 41.575
- Nilai reaksi
- 23
- Poin
- 0
Welcome to my Thread gan and sis!
Di thread ini saya akan berbagi cerita tentang salah satu tradisi di Indonesia, tradisi adat yg turun menurun. Indonesia adalah negri yg memiliki begitu banyak suku dengan adat & tradisi yg tentunya berbeda beda. Setiap suku, adat, tradisi, & budaya, tentu memiliki keunikan & keindahan serta nilai nilai luhur yg terkandung didalamnya.
Salah satu tradisi yg akan saya bahas ini adalah tradisi dari Kecamatan Cepogo, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah. Kecamatan Cepogo terletak dibawah kaki Gunung Merapi. Tradisi Sadranan namanya, tradisi yg diadakan pada Pertengahan bulan Sya'ban dalam Penanggalan Islam, atau bulan Ruwah pada penanggalan bulan Jawa.
Spoiler for Sadranan1:
Photo: Dokumen Pribadi Faisal Yazid
Tradisi ini dimulai dengan Ziarah kubur, dengan membersihkan makam leluhur, lalu mengerjakan Dzikir, Doa bersama, & Kenduri dengan membawa Tenong (wadah makanan) yg terbuat dari anyaman bambu. Selanjutnya dilakukan kegiatan berkumpul & makan bersama, para Warga membawa Tenong yg memang jadi ciri khas tradisi ini. Lalu pulang kerumah masing masing, dengan menggelar acara Open House, & menjamu tamu yg datang.
Konon Kepercayaan beberapa warga, kalau makanan yg disediakan habis pada Open house, & semakin banyak tamu yg datang, maka akan memberikan berkah rezeki yg banyak di tahun yg akan datang.
Masyarakat Cepogo menganggap Perayaan ini sama pentingnya dengan seremoni hari raya, pada seremoni ini para perantau kembali ke kampung halaman untuk merayakan sadranan bersama keluarga.
Jika diamati dari Garis Historis, Tradisi Sadranan dimulai pada saat era Wali songo, adalah Sunan Kalijaga dari kerajaan Demak yg berdakwah menuju daerah Cepogo, konon pada saat itu wilayah ini belum mengenal agama, namun sudah melaksanakan kegiatan mendoakan para leluhur.
Lalu diadakan lah kegiatan Sadranan, yg Sadranan pun berarti "Hatinya terikat kepada leluhur"
Diadakan dengan penepatan waktu ditengah Bulan Sya'ban, atau Bulan Ruwah pada adat Jawa. Yang dipercaya amalan dibulan ini ganjarannya dinaikkan, atau derajatnya diangkat.
Spoiler for sadranan2:
Photo: Dokumen pribadi Tyko Abadi Anhar (@tyykkk_)
Saya sendiri bersama teman teman berencana akan datang ke Perayaan Sadranan sebelum Ramadhan tahun ini, untuk bertamu di kediaman salah satu kawan kami. Namun sayangnya di tahun ini Perayaan Sadranan ditiadakan, mengingat keadaan ditengah pandemi yg tidak memungkinkan untuk diadakan Perayaan Sadranan. Semoga Pandemi ini segera berakhir, sehingga kita semua dapat beraktivitas dengan normal seperti sedia kala
Sumber: Berbagai pihak
Hari ini 14:48
Di thread ini saya akan berbagi cerita tentang salah satu tradisi di Indonesia, tradisi adat yg turun menurun. Indonesia adalah negri yg memiliki begitu banyak suku dengan adat & tradisi yg tentunya berbeda beda. Setiap suku, adat, tradisi, & budaya, tentu memiliki keunikan & keindahan serta nilai nilai luhur yg terkandung didalamnya.
Salah satu tradisi yg akan saya bahas ini adalah tradisi dari Kecamatan Cepogo, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah. Kecamatan Cepogo terletak dibawah kaki Gunung Merapi. Tradisi Sadranan namanya, tradisi yg diadakan pada Pertengahan bulan Sya'ban dalam Penanggalan Islam, atau bulan Ruwah pada penanggalan bulan Jawa.
Spoiler for Sadranan1:
Photo: Dokumen Pribadi Faisal Yazid
Tradisi ini dimulai dengan Ziarah kubur, dengan membersihkan makam leluhur, lalu mengerjakan Dzikir, Doa bersama, & Kenduri dengan membawa Tenong (wadah makanan) yg terbuat dari anyaman bambu. Selanjutnya dilakukan kegiatan berkumpul & makan bersama, para Warga membawa Tenong yg memang jadi ciri khas tradisi ini. Lalu pulang kerumah masing masing, dengan menggelar acara Open House, & menjamu tamu yg datang.
Konon Kepercayaan beberapa warga, kalau makanan yg disediakan habis pada Open house, & semakin banyak tamu yg datang, maka akan memberikan berkah rezeki yg banyak di tahun yg akan datang.
Masyarakat Cepogo menganggap Perayaan ini sama pentingnya dengan seremoni hari raya, pada seremoni ini para perantau kembali ke kampung halaman untuk merayakan sadranan bersama keluarga.
Jika diamati dari Garis Historis, Tradisi Sadranan dimulai pada saat era Wali songo, adalah Sunan Kalijaga dari kerajaan Demak yg berdakwah menuju daerah Cepogo, konon pada saat itu wilayah ini belum mengenal agama, namun sudah melaksanakan kegiatan mendoakan para leluhur.
Lalu diadakan lah kegiatan Sadranan, yg Sadranan pun berarti "Hatinya terikat kepada leluhur"
Diadakan dengan penepatan waktu ditengah Bulan Sya'ban, atau Bulan Ruwah pada adat Jawa. Yang dipercaya amalan dibulan ini ganjarannya dinaikkan, atau derajatnya diangkat.
Spoiler for sadranan2:
Photo: Dokumen pribadi Tyko Abadi Anhar (@tyykkk_)
Saya sendiri bersama teman teman berencana akan datang ke Perayaan Sadranan sebelum Ramadhan tahun ini, untuk bertamu di kediaman salah satu kawan kami. Namun sayangnya di tahun ini Perayaan Sadranan ditiadakan, mengingat keadaan ditengah pandemi yg tidak memungkinkan untuk diadakan Perayaan Sadranan. Semoga Pandemi ini segera berakhir, sehingga kita semua dapat beraktivitas dengan normal seperti sedia kala
Sumber: Berbagai pihak
Hari ini 14:48